TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Mengungkap Bisnis Soto Sob H. Asmawi, Cita Rasa yang Dijaga sejak 1974

Melestarikan cita rasa Soto Betawi secara turun-temurun

Popmama.com/Onic Metheany

Soto menjadi salah satu makanan khas Indonesia yang menjadi favorit banyak orang. Indonesia tercatat memiliki sekitar 75 jenis soto dengan ciri khas daerah masing-masing seperti Soto Lamongan, Soto Kudus, Soto Banjar, dan masih banyak lagi, termasuk Soto Betawi. 

Salah satu ikon Soto Betawi di Jakarta yang telah menjadi favorit banyak orang adalah Soto Sob H. Asmawi. Soto Betawi ini merupakan usaha turun-temurun yang selalu dijaga cita rasanya sejak tahun 1974. 

Lantas, bagaimana kisah Soto Sob H. Asmawi dan apa yang membedakannya dengan Soto Betawi lain?  

Pada kesempatan ini Popmama.com telah menyiapkan jawabannya dalam Soto Sob H. Asmawi, cita rasa yang dijaga sejak 1974.

1. Berawal dari usaha sang kakek di Tanah Abang

Dok. Soto Sob H. Asmawi

Soto Sob H. Asmawi awalnya bernama Soto Sop H. Asmawi. Warung makan ini hanya berjualan secara kaki lima di daerah Tanah Abang, tepatnya di depan Metro Tanah Abang pada tahun 1974. Saat itu, usaha soto tersebut hanya menjual satu menu yaitu soto dan sop kaki sapi dengan harga Rp4000. 

Saat ini, Soto Sob H. Asmawi telah mencapai generasi ketiga dan dikelola oleh salah satu cucu H. Asmawi yaitu Ahmad Fauzi. 

“Soto ini merupakan usaha turun-temurun. Sehingga, aku ingin mengembangkan usaha soto ini yang sudah ada sejak tahun 1974 yang dimulai dari kakekku sendiri yaitu Haji Asmawi,” jelas Fauzi kepada Popmama.com pada Rabu (22/5/2024). 

2. Sempat berganti nama

Popmama.com/Onic Metheany

Sebelum diteruskan oleh Ahmad Fauzi, usaha Soto Sob H. Asmawi diteruskan kepada Hj. Titin Sumarni yang merupakan ibu dari Ahmad Fauzi. Ketika dijalankan oleh generasi kedua ini, beliau menjualnya dengan nama M. Ali yang merupakan ayah dari Ahmad Fauzi. 

Sama seperti pendahulunya, Hj. Titin Sumarni menjual soto tersebut secara kaki lima di. Di generasi kedua ini, beliau menambah varian menu soto betawi lainnya, seperti soto daging, soto paru, dan sate kambing. 

Sempat berjualan di Bogor pada tahun 2000, lalu Hj. Titin Sumarni kembali berjualan di Tanah Abang pada 2006. Ketika kembali di Tanah Abang, nama usaha ini kembali bernama Soto Sop H. Asmawi.  

Meskipun awalnya berjualan di tempat kecil, namun berjalannya waktu usaha ini menjadi ramai dan bisa menyewa tempat yang lebih besar.   

3. Diteruskan oleh Ahmad Fauzi sebagai generasi ketiga

Popmama.com/Onic Metheany Kumpulan menu soto di Soto Sob H. Asmawi

Sempat berpindah-pindah tempat karena ada penertiban lahan di tahun 2010, namun usaha Soto Sop H. Asmawi tetap laku karena rasanya yang dicari oleh para konsumen setia. 

Kemudian pada 23 Oktober 2014, Ahmad Fauzi memutuskan untuk mengikuti jejak sang ibu sebagai penerus usaha Soto Sob H. Asmawi. Hal pertama yang ia lakukan adalah mengubah brand usaha tersebut menjadi SOTO SOB H. ASMAWI. 

Hal ini Fauzi lakukan hanya lima hari setelah hari pernikahannya. Meskipun di awal Fauzi mengaku tidak memiliki modal yang seberapa, namun dengan usaha dan ketekunannya, Soto Sob H. Asmawi dapat bertahan hingga saat ini dan memiliki beberapa cabang.  

Fauzi juga mengungkapkan bahwa sebagai penerus usaha keluarga ia ingin memperluas usaha soto ini menjadi brand yang besar dan makin dikenal orang karena cita rasa khasnya. 

“Sebagai generasi ketiga dari usaha soto ini, aku ingin mengembangkan dan memperkenalkan soto ini lebih luas lagi tidak hanya di Tanah Abang,” jelas Fauzi. 

4. Menjaga resep yang sudah ada menjadi kunci cita rasa soto

Popmama.com/Onic Metheany Kumpulan soto di Soto Sob H. Asmawi

Sudah mulai berjualan sejak tahun 1974, tentunya usaha Soto Sob H. Asmawi mengalami berbagai macam progress dan tantangan. Pada awal bukanya, Soto Sob H. Asmawi tidak langsung ramai. Namun, secara perlahan usaha ini lebih ramai dan lebih laku. 

Meski begitu, usaha soto ini tetap bisa eksis hingga generasi ketiganya saat ini. Kunci menjaga usaha ini tentu berada pada citarasanya yang dijaga sejak generasi pertama. 

“Saya tidak pernah mengubah resep yang sudah ada dari kakek saya. Saya harus bisa mempertahankan cita rasa ini,” jelas Fauzi

Terlebih lagi, sejak dijalankan oleh Fauzi, Soto Sob H. Asmawi menetapkan Syarat Operasional Prosedur (SOP) pada resep dan teknik dalam pengolahan makanan agar rasa makanan bisa tetap konsisten. 

Hal tersebut Fauzi peroleh ketika ia belajar di berbagai asosiasi dan kelas kuliner Indonesia. 

“Untuk sekarang, dalam menjaga resep ini, kita membuat SOP (Standar Operasional Prosedur) recipe. Saya menetapkan SOP ini di tahun 2019,” jelas Fauzi.  

5. Cabang Soto Sob H. Asmawi

Popmama.com/Onic Metheany Nasi goreng di Soto Sob H. Asmawi

Saat ini Soto Sob H. Asmawi tersebar di beberapa daerah di Jakarta. Sebagai usaha turun temurun, tentunya rumah makan ini diteruskan dari generasi ke generasi sehingga dapat ditemukan di berbagai tempat, khususnya di daerah Tanah Abang. 

Untuk di daerah Tanah Abang, Soto Sob H. Asmawi buka di 4 lokasi. Sedangkan Soto Sob Haji Asmawi yang dikelola oleh Ahmad Fauzi terdapat di tiga lokasi yaitu: 

  • Komplek PLN No.28 Duren Tiga, Jakarta Selatan
  • Buncit Raya No 11 E Samping RS. Jmc
  • Kemang Raya No.31, depan Golden Tiger & LIve House pasar

“Di Duren Tiga buka dari 2014, di Warung Buncit dari 2018, dan di Kemang sejak tahun 2023,” jelas Fauzi. 

Jadi itu Ma perjalanan kisah dan rasa mengenai Soto Sob H. Asmawi, cita rasa yang dijaga sejak 1974. Kisah sukses yang dimulai dari usaha sederhana di kaki lima hingga memiliki beberapa cabang ini menunjukkan pentingnya menjaga warisan dan nilai-nilai keluarga.  

Baca juga:  

The Latest