104 Negara Dilaporkan Terkena Kasus Cacar Monyet, Bagaimana Indonesia?
104 Negara Dilaporkan Terkena Kasus Cacar Monyet, Bagaimana Indonesia?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Virus cacar monyet yang menjadi salah satu penyakit karena infeksi virus ini, telah ditemukan sejak tahun 1958 oleh para ilmuwan. Kasus ini sering ditemukan di negara Afrika Tengah dan juga Afrika Barat.
Seperti yang diketahui, virus ini dapat bertahan di permukaan. Hal itu diungkap oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), di mana virus ini hidup sekitar satu har setelah rumah pasien cacar monyet dikosongkan.
Virus ini juga telah menyebar di berbagai negara. Bagaimana dengan laporan kasus nya? Simak selengkapnya yang Popmama.com rangkum di bawah ini.
1. Sebanyak 104 negara telah melaporkan kasus Monkeypox, bagaimana Indonesia?
Data per 19 September 2022 yang diungkap oleh Ketua Satgax Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Hanny Nilasari, SpKK, sebanyak 104 negara dunia telah melaporkan kasus virus cacar monyet.
Dari 104 negara, negara Australia melaporkan ada 132 kasus, Singapura 19 kasus, Thailand 8 kasus, dan Filipina 4 kasus.
Dari laporan tersebut, total kasus virus cacar monyet di dunia adalah 62,406 kasus.
Bagaimana dengan Indonesia? Data tersebut mengungkapkan ada satu kasus di Indonesia. Hanya saja, status yang dikatakan adalah sembuh, yang dikonfirmasi adalah pasien laki-laki berusia 27 tahun. Riwayat penularan ini disebabkan karena bepergian ke luar negeri.
2. Ditegaskan, Indonesia hanya ada satu kasus cacar monyet
Dr. Hanny menegaskan, saat ini Indonesia terkonfirmasi hanya satu kasus cacar monyet saja. Ia juga mengatakan, perlu adanya penguatan seperti di pelabuhan dan juga petugas kesehatan yang menerima pasien dengan kasus-kasus rujukan.
“Tentunya harus menjadi perhatian juga, apakah masih ada suspect monkey pox atau tidak,” ungkapnya, dalam PB IDI-IDAI Update on Severe Hepatitis Acute, Rabu (21/9/2022).
“Kita juga mengajak semua petugas kesehatan untuk tetap waspada terhadap infeksi ini,” jelasnya.
3. Pasien dengan eksim dan terkena cacar monyet, bagaimana keparahannya?
Pasien yang memiliki penyakit eksim (gangguan pembengkakann pada kulit), bagaimana keparahannya bila terkena virus cacar monyet? Dr. Hanny Nilasari mengatakan, tentu untuk kasus ini merujuk pada penyakit eksim yang cukup berat.
“Kalau misalkan pasien eksim dan terkena cacar monyet, tentu bukan yang ringan tapi yang berat dan mengenai seluruh tubuh. Kalau terkena virus cacar monyet, tentu manifestasi nya bisa berat,” ungkapnya.
“Kita bisa sebut suatu kelainan kulit, yang adalah dasarnya autoimun disease yang bermanifestasi di kulit. Kalau ada autoimun dan pasien mendapat pengobatan autoimun nya, secara general pasien ini mengalami status immunocompromised, artinya statusnya tidak seratus persen baik,” lanjut dr. Hanny.
4. Bagaimana vaksinasi untuk cacar monyet?
Dari kasus cacar monyet, bagaimana dengan vaksinasi? Dr. Hanny mengatakan pemberian vaksinasi memiliki tiga prioritas. Pertama petugas kesehatan dan masyarakat yang terkena virus dan berkontak erat dalam rumah.
“Artinya orang-orang serumah atau orang yang berkontak erat dengan virus yang terkonfirmasi, itu menjadi prioritas pemberian vaksinasi,” ungkapnya.
“Pemberian vaksin ini tentunya diindikasikan periode tertentu, dalam 4-10 hari setelah pasien berkontak dengan kasus terkonfirmasi. Vaksin ini tidak menghilangkan seratus persen infeksi nya, tetapi bisa meminimalisir terjadinya komplikasi,” ungkapnya.
Baca juga:
- Vaksin Cacar Monyet Sudah Dipesan, Oktober 2022 akan Tiba di Indonesia
- Laporan Dugaan 66 Kasus Cacar Monyet di Indonesia
- 5 Fakta Pasien Diabetes Lebih Rentan terhadap Cacar Monyet