TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Berikut Gaya Hidup Penyebab Terjadinya Batu Empedu

Ini gaya hidup yang menyebabkan terjadinya batu empedu

Pexels/Sora Shimazaki

Belum lama ini, penyanyi Maia Estianty baru saja melakukan operasi pengangkatan batu empedu. Apa sebenarnya batu empedu itu?

Dilansir dari laman Mayo Clinic, batu empedu merupakan endapan cairan pencernaan yang mengeras dan berbentuk seperti batu di kantung empedu.

Di mana kantung empedu adalah organ kecil berbentuk buah pir di sisi kanan perut yang berfungsi untuk menampung cairan pencernaan atau empedu yang dilepaskan ke usus kecil.

Ukuran batu empedu dapat berkisar dari butiran pasir hingga sebesar bola golf. Orang yang mengalami gejala batu empedu biasanya memerlukan operasi pengangkatan kantong empedu. Namun, batu empedu yang tidak menimbulkan gejala biasanya tidak memerlukan pengobatan.

Batu empedu dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti kelebihan kolesterol, kelebihan bilirubin, faktor genetik, hingga faktor gaya hidup

Apa saja gaya hidup tersebut? Berikut Popmama.com berikan informasinya untuk kamu yang telah dirangkum dari laman Verywell Health

1. Terlalu gemuk hingga obesitas

Pexels/Andres Ayrton

Obesitas menjadi faktor risiko kuat terbentuknya batu empedu di dalam tubuh. Semakin gemuk, kamu akan semakin berisiko terkena batu empedu.

Hal ini disebabkan karena peneliti menemukan bahwa orang yang obesitas mungkin memiliki kadar kolestrol yang lebih tinggi di dalam kantung empedu. Selain itu, orang yang obesitas juga memiliki kantung empedu besar yang tidak berfungsi dengan baik. 

Cara untuk mengukur obesitas adalah dengan menggunakan rumus indeks massa tubuh (BMI), yakni membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Lalu bandingkan hasil yang kamu dapat dengan kategori badan berikut:

  • Di bawah 18,5 = Berat badan kurang
  • 18,5 – 22,9 = Berat badan normal
  • 23 – 29,9 = Berat badan berlebih (kecenderungan obesitas)
  • 30 ke atas = Obesitas

2. Penurunan berat badan secara cepat

Pexels/Karolina Grabowska

Orang yang kehilangan banyak berat badan dengan cepat memiliki risiko lebih besar terkena batu empedu. Hal ini karena batu empedu menjadi salah satu komplikasi paling penting secara medis dari penurunan berat badan secara cepat.

Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang gemuk dapat mengembangkan batu empedu saat menjalani diet rendah kalori. Diet rendah kalori didefinisikan sebagai diet yang hanya mengandung 800 kalori dalam sehari. Sering kali yang dicerna oleh tubuh adalah makanan berbentuk cair dan dikonsumsi dalam waktu lama, biasanya 12 hingga 16 minggu.

Batu empedu yang berkembang saat orang menjalani diet rendah kalori biasanya memang diam dan tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, orang yang melakukan diet rendah kalori akan berisiko lebih tinggi terkena batu empedu yang memerlukan rawat inap dan kolesistektomi—operasi pengangkatan kantong empedu. 

3. Diet yang terlalu ekstrim

Pexels/Andres Ayrton

Diet dipercaya oleh peneiti dapat menyebabkan pergeseran keseimbangan garam empedu dan kolestrol di kantung empedu di mana tingkat kolesterol meningkat dan jumlah garam empedu menurun.

Selain itu, jika melewati waktu yang lama tanpa makan, dapat mengurangi kontraksi di kantung empedu. Jika kantung empedu tidak cukup sering berkontraksi untuk mengosongkan empedu, batu empedu dapat terbentuk. 

Beberapa jenis diet rendah kalori mungkin tidak mengandung lemak yang cukup untuk menyebabkan kantong empedu berkontraksi untuk mengosongkan empedunya. Sehingga makanan atau camilan yang mengandung sekitar 10 gram lemak diperlukan agar kantung empedu dapat berkontraksi secara normal.

Jika penurunan berat badan secara cepat dapat meningkatkan risiko terkena batu empedu, maka penurunan berat badan yang lebih bertahap nampaknya akan mengurasi risiko tersebut, walaupun memang perlu penelitian yang lebih lanjut untuk menguji teori ini. 

4. Gaya hidup lainnya

Pexels/Pixabay

Faktor gaya hidup lainnya yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya batu empedu adalah:

  • Diet yang tinggi lemak, tinggi kolesterol, atau rendah serat,
  • Tidak cukup berolahraga, dan 
  • Puasa, di mana dapat memperlambat gerakan kantung empedu yang menyebabkan terjadinya penumpukan kolesterol dalam tubuh.

5. Faktor resiko lain

Pexels/Yan Krukov

Selain gaya hidup, faktor lain yang juga meningkatkan risiko terbentuknya batu empedu adalah:

  • Usia 40 atau lebih,
  • Jenis Kelamin (wanita memiliki risiko lebih tinggi daripada pria),
  • Etnisitas, terutama penduduk asli Amerika dan Amerika Meksiko,
  • Kadar trigliserida tinggi,
  • Kolesterol Low Density Lipoprotein (HDL),
  • Mengkonsumsi obat penurun kolesterol,
  • Diabetes,
  • Penyakit Crohn di ileum terminal,
  • Tingkat estrogen yang tinggi dari kehamilan, terapi penggantian hormon, atau pil KB,
  • Penyakit hati,
  • Infeksi saluran empedu,
  • Sirosis, dan
  • Anemia.

Demikian informasi tentang gaya hidup yang menyebabkan terjadinya batu empedu. Untuk menghindari penyakit tersebut, agaknya kita lebih berhati-hati lagi, ya. 

Baca juga:

The Latest