Cara Mendidik Anak yang Baik dan Disiplin di Usia Sekolah
Terapkan kebiasaan baik ini agar anak tumbuh berkepribadian baik
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orang tua tentu ingin memiliki anak yang berkepribadian baik, disiplin dan punya empati terhadap sesama. Terutama ketika anak sudah mulai memasuki usia sekolah.
Di waktu ini, anak mulai bersosialisasi dengan teman sebaya dan juga guru, serta orang lain yang mungkin usianya lebih tua. Kemampuan anak untuk bersikap baik pun akan menjadi sesuatu yang penting, Ma.
Peran keluarga, terutama orang tua, menjadi faktor utama dalam pembentukan kepribadian anak. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang perlu Mama terapkan agar si Kecil tumbuh menjadi sosok yang baik, disiplin dan memiliki empati.
Berikut Popmama.com rangkum cara-cara mendidik anak yang baik dan disiplin di usia sekolah:
1. Mulai ajarkan tentang hal baik sedini mungkin
Mengajarkan tentang hal-hal positif dan kebiasaan baik sebaiknya dimulai sedini mungkin. Dengan begitu, anak bisa lebih terbiasa menerapkan hal tersebut sejak awal.
Jika kebaikan sudah menjadi kebiasaan, anak akan lebih mungkin untuk terus mengingatnya dan melakukannya bahkan saat sedang tumbuh besar.
Misalnya, jika waktu usia balita lucu-lucu saja untuk bercanda dengan cara memukul, maka saat anak sudah mulai sekolah perilaku seperti ini tidak akan disukai oleh temannya.
Apabila anak terlambat memahami bagaimana cara bersikap baik dan sopan pada orang lain, termasuk teman sebayanya, ia justru akan kebingungan. Oleh sebab itu, ajari sejak awal apa saja yang boleh ia lakukan dan mana yang sebaiknya tidak dilakukan.
Semakin dini ia memahami dan dibiasakan tentang seperti apa perilaku baik kepada orang lain, semakin besar kebiasaan ini akan menempel pada diri anak seiring pertambahan usianya, Ma.
2. Tetap konsisten dan tegas
Apabila Mama sudah menasihati anak bahwa harus meminta maaf setelah berbuat salah pada orang lain, maka cobalah untuk konsisten menerapkan perilaku tersebut.
Jangan sampai suatu saat ketika ia berbuat salah, kemudian Mama berpikir kesalahannya tidak terlalu besar sehingga tak perlu meminta maaf, maka si Kecil akan mudah melawan aturan tersebut.
Apabila di lain waktu ia berbuat salah lagi dan kemudian Mama mengingatkannya untuk meminta maaf, bukan tidak mungkin anak akan mengelak dan tidak mau melakukannya. Sebab ia merasa Mama tidak konsisten menerapkan aturan tersebut.
Jadi, apabila Mama sudah membuat suatu aturan tentang apapun berkaitan dengan kedisiplinan si Kecil, lakukan secara konsisten dan jangan mudah berubah-ubah.
3. Tunjukkan kasih sayang
Saat anak bisa melakukan hal yang baik dan sesuai dengan apa yang Mama harapkan, jangan lupa untuk menunjukkan kasih sayang dan pujian kepadanya, ya.
Ini akan membantu meningkatkan rasa percaya diri anak dan membuatnya semakin senang untuk melakukan hal-hal baik.
Termasuk di antaranya saat anak berhenti bersikap buruk atau mencoba berubah dari kebiasaan buruknya. Di waktu ini, apresiasi dan pujian dari Mama juga akan menjadi dorongan positif bagi anak.
Habiskan waktu untuk menunjukkan kasih sayang Mama pada si Kecil. Misalnya di akhir hari, siapkan waktu untuk mengobrol tentang perilaku baik apa yang sudah dilakukan olehnya. Dengan begitu, ia akan lebih mudah mengingat hal baik tersebut dan menjadikannya sebagai perilaku sehari-hari.
4. Berikan contoh yang baik
Salah satu kunci penting agar anak bersikap baik dan empati adalah dengan memberikan contoh yang baik. Mama juga perlu bersikap demikian, lho.
Anak memiliki sifat mencontoh yang ulung, ini berarti ia diam-diam akan memerhatikan sikap Mama dan menjadikannya sebagai panutan utama. Apabila Mama mengajarkan anak tentang pentingnya mengucapkan maaf, tolong dan terima kasih, tapi Mama sendiri tidak pernah mengucapkannya, anak cenderung juga akan sulit melakukan hal tersebut.
Ingatlah bahwa anak-anak selalu lebih memerhatikan apa yang orang tua lakukan daripada apa yang orang tua katakan, Ma.
5. Ajarkan anak tentang pentingnya sabar dan mau menunggu
Selain berbuat baik dan sopan, hal lain yang juga perlu diajarkan pada anak adalah tentang sabar dan mau menunggu. Terutama saat anak berada dalam situasi yang mengharuskan dirinya antre dan menunggu giliran.
Meski terlihat sepele, sikap sabar juga sangat penting untuk dimiliki si Kecil. Ajarkan ia untuk mau menunggu dan tidak menyelak sesuatu.
Dengan begitu, anak akan lebih menghargai waktu dan mau disiplin menunggu giliran. Termasuk dengan tidak mengganggu antrean teman-temannya di sekolah.
Mama bisa membiasakan anak mama untuk mencintai budaya antri. Ini juga baik untuk kehidupan sosial anak. Ia akan lebih mudah diterima di lingkungan sosialnya.
Baca juga:
6. Biarkan anak bersosialisasi dengan lingkungannya
Saat anak mulai masuk usia sekolah, ia akan belajar mandiri dan mulai banyak berbaur dengan teman-teman serta orang lain di lingkungannya.
Berikan kesempatan pada anak untuk belajar bersosialisasi dengan orang lain ya, Ma. Walaupun mungkin Mama merasa khawatir dan ingin terus menemani, tapi membiarkan anak mandiri akan membuatnya lebih tangguh dan bisa memiliki sikap yang problem solving.
Jadi, berikan kesempatan dan waktu untuk anak lebih banyak bermain di usia sekolahnya ya, Ma.
7. Jangan lupa ajarkan bahasa tubuh dan sopan santun
Bahasa tubuh menjadi sesuatu yang penting pula untuk dikenalkan pada anak sedini mungkin. Misalnya dengan membiasakan diri menjaga kontak mata saat berbicara, selalu senyum, berbicara dengan nada rendah dan mengucap salam.
Mengajarkan sopan santun juga tak kalah pentingnya, terutama jika anak berada di lingkungan yang memiliki banyak orang dengan usia lebih tua.
Biasakan anak untuk berbicara dengan sopan, mau mengucapkan ‘maaf, tolong dan terima kasih’, mau sabar mengantre, serta tidak bersikap dan mengucapkan kata-kata kasar terhadap teman maupun guru.
Nah, dengan membiasakan hal-hal baik ini, diharapkan kelak si Kecil bisa tumbuh besar dengan perilaku baik juga ya, Ma.