Waspada! Ini 7 Faktor Risiko dan Penyebab Kanker Prostat
Perhatikan gaya hidup sehat sehari-hari untuk terhindari dari kanker prostat
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu jenis kanker yang berbahaya bagi laki-laki dan memerlukan perhatian khusus adalah kanker prostat. Kanker jenis ini berkembang di dalam kelenjar prostat.
Sebagian besar laki-laki yang terkena kanker prostat berusia di atas 65 tahun. Umumnya gejala awal dari kanker prostat berupa rasa nyeri dan gangguan saat buang air kecil.
Prostat merupakan salah satu kelenjar kucing yang terletak di bagian dasar kandung kemih. Salah satu fungsinya adalah untuk menghasilkan cairan yang dikeluarkan bersama sperma saat ejakulasi.
Dilansir Medical News Today, kanker prostat jika terdeteksi sejak dini dan masih dalam tahap awal masih bisa diobati dan dihindari penyebarannya. Pemeriksaan secara berkala pun penting dilakukan untuk mencegah penyakit berkembang tanpa terdeteksi.
Selain nyeri buang air kecil, gejala khas dari kanker prostat lainnya yakni ada darah pada urine dan sering buang air kecil saat malam hari. Jika kanker sudah menyebar, gejala lain yang mungkin terjadi misalnya nyeri di tulang dan sendi area panggul.
Penyebab dari kanker prostat yakni adanya mutasi atau perubahan genetik pada sel-sel di kelenjar prostat. Namun sampai saat ini, penyebab terjadinya mutasi tersebut masih belum diketahui secara pasti.
Walaupun demikian, ada beberapa faktor risiko yang diyakini meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat. Faktor-faktor risiko ini pun sebaiknya dihindari dan mendapatkan perhatian khusus.
Berikut informasinya untuk Mama, seperti dirangkum Popmama.com dari berbagai sumber.
1. Usia
Dikutip dari American Cancer Society, salah satu faktor risiko penyebab kanker prostat adalah usia. Kanker prostat jarang terjadi pada laki-laki berusia di bawah 40 tahun dan biasanya risikonya meningkat dengan signifikan di atas usia 50 tahun.
Sekitar 6 dari 10 kasus kanker prostat terjadi pada laki-laki dengan usia di atas 65 tahun.
2. Keturunan alias riwayat keluarga
Apabila ada saudara kandung atau orang tua terkena kanker prostat, lebih besar risikonya bagi Papa untuk terkena kanker prostat juga.
Ini menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus mungkin ada faktor keturunan atau genetik. Namun bukan berarti tanpa riwayat keluarga lantas risiko kanker prostat tidak ada sama sekali, ya. Sebagian kasus kanker prostat juga bisa terjadi pada laki-laki yang tidak memiliki riwayat keluarga.
Disebut-sebut bahwa memiliki ayah atau saudara laki-laki dengan kanker prostat meningkatkan risiko kanker prostat sampai lebih dari dua kali lipat. Bahkan risiko ini berlaku lebih tinggi pada laki-laki yang memiliki saudara dengan kanker prostat, dibandingkan memiliki ayah dengan kanker prostat.
3. Adanya perubahan gen
Beberapa perubahan gen yang diturunkan tampaknya juga bisa meningkatkan risiko kanker prostat, tetapi mereka mungkin hanya bertanggung jawab atas sebagian kecil kasus secara keseluruhan.
Sebagai contoh, terjadinya mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 yang diwariskan dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan ovarium pada beberapa keluarga. Namun mutasi pada gen-gen ini (terutama pada BRCA2) juga dapat meningkatkan risiko kanker prostat pada laki-laki.
Selain itu, laki-laki dengan sindrom Lynch (juga dikenal sebagai hereditary non-polyposis colorectal cancer atau HNPCC), suatu kondisi yang disebabkan oleh perubahan gen yang diturunkan, memiliki risiko lebih tinggi terhadap sejumlah kanker, termasuk kanker prostat.
4. Konsumsi kalsium berlebihan
Kalsium memang diperlukan oleh tubuh, khususnya pada bagian tulang dan gigi, namun konsumsi kalsium yang berlebihan juga bisa memberikan dampak yang kurang baik.
Dikutip dari National Health Services (NHS) UK, sampai saat ini penelitian tentang kaitan konsumsi kalsium dengan risiko kanker masih terus dilakukan.
Tetapi ada bukti yang menyebutkan bahwa diet tinggi kalsium berkaitan dengan peningkatan risiko kanker prostat. Terutama kalsium dari suplemen yang kadang-kadang dikonsumsi secara berlebihan.
Selain itu, disebutkan juga bahwa laki-laki yang terlalu sering makan daging merah dan produk susu tinggi lemak juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker prostat. Seringkali kebiasaan ini dibarengi dengan kurang makan sayur dan buah.
5. Kegemukan
Kegemukan alias obesitas diyakini juga bisa menjadi salah satu faktor risiko penyebab kanker prostat. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa laki-laki yang gemuk memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat agresif.
Walaupun begitu, sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebab di balik kondisi tersebut.
Beberapa penelitian juga menemukan bahwa laki-laki yang gemuk mungkin memiliki risiko lebih besar untuk terkena kanker prostat tingkat lanjut dan meninggal akibat penyakit ini, tetapi tidak semua penelitian menemukan hasil tersebut.
6. Merokok
Sebagian besar penelitian belum menemukan hubungan langsung antara merokok dan kanker prostat. Namun beberapa penelitian mengaitkan kebiasaan merokok dengan kemungkinan kecil peningkatan risiko kematian akibat kanker prostat.
Untuk memperjelas kondisi tersebut, diperlukan penelitian lebih lanjut guna memberikan hasil konfirmasi lebih lanjut.
7. Konsumsi obat jenis tertentu
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa penggunaan obat antiinflamasi non-steroid (NSAID) dapat mengurangi risiko kanker prostat. Namun ada pula penelitian lain yang justru mengaitkan penggunaan NSAID dengan risiko kematian yang lebih tinggi dari kanker prostat.
Namun sama seperti sebagian faktor risiko lain, masih diperlukan juga penelitian lain untuk mengonfirmasi hasil penelitian tersebut.
Pada intinya, penerapan gaya hidup sehat bisa menjadi salah satu cara untuk membantu menurunkan risiko kanker prostat. Perhatikan juga faktor riwayat keluarga supaya Papa bisa lebih teratur melakukan pemeriksaan dini terhadap kanker prostat.
Baca juga: Jangan Anggap Remeh! Ini 7 Tanda Kanker yang Sering Diabaikan