Inspiratif! IDI Berkolaborasi dengan Anak Bangsa Peduli Bantu Nakes
Memberikan semangat, dukungan, dan melindungi tenaga kesehatan Covid-19
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Meningkatnya kasus pandemi Covid-19 membuat masyarakat Indonesia semakin khawatir, tak tercuali para tenaga kesehatan. Sebab, tenaga kesehatan inilah yang bertanggung jawab atas pelayanan dan kesembuhan setiap pasien Covid-19.
Bahkan tak sedikit pun tenaga kesehatan juga banyak yang gugur akibat terinfeksi oleh Covid-19. Seperti yang bisa dilihat di media sosial banyak sekali tenaga kesehatan yang terlihat lelah, harus memaki pakaian yang terlihat tidak nyaman, serta masker yang berlapis-lapis.
Kendati demikian, tenaga kesehatan juga disebut-sebut sebagai sosok pahlawan di tengah pandemi Covid-19.
Melihat keresahan seperti itu, Anak Bangsa Peduli melakukan kolaborasi dengan Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk menyalurkan bantuan bagi para tenaga kesehatan yang telah bekerja maksimal di pandemi seperti ini.
Melalui Press Conference Virtual pada Selasa (27/7/2021), Ketua Tim Mitigasi IDI, dr. Adib Khumaidi, SpOT mengatakan, "Dalam satu bagian upaya preventif promotif ini, kami mencoba untuk kemudian bekerja sama dengan beberapa pihak, kelompok civil society, selain ini juga menjadi satu upaya untuk dorongan moral semangat buat teman-teman tenaga medis,"
Dengan kegiatan yang positif ini, harapan dr. Adib bisa menjadi suatu kolaborasi di dalam dukungan untuk menjaga kesehatan, melindungi, dan membantu tenaga medis.
Untuk lebih tau rangkaian kegiatannya, berikut Popmama.com telah merangkum informasinya. Disimak yuk, Ma!
1. Alasan melakukan bantuan besar-besaran untuk Tenaga Kesehatan
Seperti yang diketahui, Alat Pelindung Diri (APD) adalah salah satu kebutuhan penting bagi tenaga kesehatan. Angka kasus yang terus meningkat tidak sebanding dengan jumlah tenaga kesehatan beserta kebutuhan yang tersedia di rumah sakit.
Salah satu inisiator dari Anak Bangsa Peduli, Cathy Sharon menyebutkan alasan mengapa melakukan donasi atau bantuan seperti ini karena berawal dari melihat keresahan berita di media online dan media sosial, para tenaga kesehatan yang kekurangan Alat Pelindung Diri (APD).
Cathy juga menyebutkan bahwa sebelumnya mereka belum banyak anggota timnya dan belum begitu banyak mendapatkan kebutuhan yang diinginkan. Namun, dengan koneksi dari para teman-teman Anak Bangsa Peduli, mereka berhasil mendapatkan APD.
Setelah mendapatkan APD, Cathy bersama timnya memiliki ide bahwa mereka sebagai civil society dapat menjadi bagian dari solusi, tidak hanya menyerukan komplain, mengeluh, dan komentar-komentar di media sosial.
2. Sudah berjalan sejak tahun 2020 di awal pandemi
Anak Bangsa Peduli ternyata sudah melakukan gerakan ini mulai dari awal-awal pandemi. Di mana saat itu sedang krisis APD, masker-masker yang terjual mahal di pasaran, dan sarung tangan medis.
Seperti yang dikatakan oleh Cathy, saat awal melakukan gerakan tersebut anggota timnya tidak begitu banyak, selain itu juga mereka hanya menyebarkan melalui media sosial. Dengan cara mengunggah mengenai gerakan tersebut di media sosial dan kemudian jika ada yang meminta bantuan baru mereka kirimkan kebutuhan-kebutuhan tersebut.
"dan di lapangan juga banyak kejadian-kejadian drama-drama lapangan itu sudah pasti, karena kita kerjanya ibarat 'yaudah hajar saja' begitu" jelas Cathy dalam Press Conference Virtual.
Berbeda dengan tahun ini, Cathy mengaku lebih terkoordinir karena telah berkolaborasi dengan Tim Mitigasi IDI. Di mana IDI telah membantu, memberikan informasi bagi para tenaga kesehatan.
Selain Tim Mitigasi IDI, Anak Bangsa Peduli juga bekerja sama dengan para artis Tanah Air seperti Inul Daratista, Maia Estianty, Ivan Gunawan, Rossa, dan make up artis (MUA) untuk membantu memberikan informasi yang benar agar melawan hoaks yang bersebaran.
Pada tahun 2020 donasi tersebut berhasil dibagikan pada 260 rumah sakit dengan pengiriman barang-barang yang masih sedikit itemnya, seperti masker, hazmat dan sarung tangan medis.
Sementara tahun 2021, sudah ada 60 rumah sakit dan bertambah jumlah item barangnya menjadi 12 item. Di mana 12 item tersebut yang menjadi keinginan para tenaga kesehatan untuk membantu para pasien Covid-19.
3. Keberhasilan donasi tidak dilihat dari nominal yang dikumpulkan
Pada tahun 2021, total donasi mencapai 2M dan itu semua berkat dorongan dari para artis Tanah Air dan civil society yang membantu menginformasikan mengenai gerakan tersebut sekaligus berdonasi.
Namun, salah satu tim lapangan Anak Bangsa Peduli, Rudi Valinka mengatakan bahwa keberhasilan dari donasi itu tidak dilihat dari jumlah nominal uang dan jumlah barangnya.
Rudi menegaskan ke para civil society bahwa keberhasilan itu dilihat dari bagimana barang-barang tersembut sampai ke pihak yang membutuhkan.
"Oleh karena itu saya bersikeras dengan teman-teman bahwa jangan menggunakan kurir, karena jika memakai kurir kita tidak dapat value added (nilai tambah)" tutur Rudi.
Value added yang dimaksud oleh Rudi adalah ketika sedang terjun langsung ada rumah sakit yang menginfokan bahwa di tempat itu masih kosong untuk masyarakat melakukan vaksin, sementara banyak sekali masyarakat yang mencari tempat vaksin.
Hal itu menjadi informasi tambahan yang kemudian disampaikan ke masyarakat melalui media sosial.
4. Program Netizen Traktir Nakes buat bikin para tenaga kesehatan lebih semangat lagi
Untuk tahun ini Cathy telah mengaku lebih teratur dalam membagikan donasi ke rumah sakit. Tidak hanya itu, yang berbeda dari tahun ini adalah adanya program Netizen Traktir Nakes.
Di mana seperti yang dikatakan oleh dr. Adib bahwa gerakan ini untuk membuat semangat para tenaga kesehatan karena tekanan pekerjaan mereka cukup berat melihat lonjakan kasus yang terus meningkat.
"Dan mungkin asupan gizi mereka, makanan yang ada di faskes seadanya aja dan kita ingin memberikan makanan enak yang dari restaurant bagus, gausah nakes, kita aja yang mendapatkan makanan enak pasti rasanya seneng banget," ungkap Cathy.
Cathy menambahkan bahwa netizen juga ikut semangat untuk mentraktir para tenaga kesehatan. Selain netizen juga ada perusahaan makanan yang ikut serta untuk membantu.
5. Suka dan duka dalam menjalankan gerakan ini
Melaksanakan gerakan yang positif ini juga tetap ada suka dan dukanya, termasuk dalam gerakan donasi ini.
Rudi menceritakan bahwa pada tahun 2020 pernah ada satu rumah sakit yang meminta bantuan donasi, kemudian ketika sampai di rumah sakit ternyata barang bantuan donasi tersebut dilempar-lemparkan, "kita kaya nyesek tapi mau ngomong apa lagi, nah ada juga oknum seperti itu," jelas Rudi.
Tidak hanya itu, Rudi juga menceritakan ada tenaga kesehatan yang ribut dengan pihak rumah sakit. Kemudian tenaga kesehatan menyampaikan ke Rudi dan diselesaikan dengan baik-baik.
Dibalik cerita duka, ada cerita suka yang disampaikan Rudi. Ketika melihat tenaga kesehatan yang menangis terharu karena senang mendapatkan bantuan serta dorongan semangat.
Bahkan, Rudi juga menambahkan sampai ada tenaga kesehatan yang ingin memberikan jamuan makanan, "kata saya gausah justru kita yang mengasih makanan buat kalian. Itu banyak terjadi apalagi di daerah pinggiran kota," ungkap Rudi.
"Mereka seneng aja udah cukup seneng bagi kita." jelas Rudi.
Di akhir Press Conference Virtual, Cathy Sharon memberikan sebuah closing statement bahwa Anak Bangsa Peduli ini bisa menjadi inspirasi positif bagi komunitas lain untuk melakukan aksi kebaikan, bahkan sekalipun di rumah saja bisa dilakukan.
"Karena pada saat melakukan aksi kebaikan memang ada rasa bahagia tersendiri dan kepuasan tersendiri yang didapatkan karena sudah berhasil membantu sesama dan berhasil menjadi bagian dari solusi. Dan kita ingin sharing rasa bahagia itu, bergandeng tangan,"
Itulah akhir dari Press Conference Virtual yang diadakan oleh Tim Mitigasi IDI dan Anak Bangsa Peduli. Semoga dengan adanya gerakan ini bisa mendorong para komunitas maupun masyarakat itu sendiri bisa ikut melakukan bantuan donasi ini ya!
Baca juga:
- Tanggapan Pemerintah soal Kabar Kasus Covid-19 Naik Akibat Vaksin
- Cara Membedakan Gejala Covid-19 Delta dengan Flu Musiman
- WHO Prediksi Akan Muncul Varian Baru Covid-19 yang Lebih Berbahaya