TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kenali Tanda-Tanda Mental Abuse pada Seseorang dan Cara Mengatasinya

Mental abuse tidak boleh diremehkan ya, Ma

Pexels/Alex Green

Kekerasan mental, kata yang cukup familiar terdengar di telinga. Namun, apakah Mama tahu apa itu kekerasan mental?

Mental abuse atau kekerasan mental adalah keadaan di mana seseorang mendapatkan perkataan yang tidak menyenangkan, ketika orang tersebut melakukan sesuatu yang dinilai tidak kompeten.

Mental abuse juga dapat digambarkan sebagai tindakan seseorang sebagai pelaku yang bermaksud merendahkan harga diri seseorang lainnya yaitu korbannya. Tindakan ini dapat menyebabkan korbannya merasa terhina atau direndahkan.

Efek dari mental abuse sama merugikannya dengan efek kekerasan fisik. Di sisi lain, mental abuse tidak hanya terjadi pada lingkungan keluarga, namun juga bisa pada lingkungan pertemanan. 

Lantas, bagaimana mengetahui tanda-tanda mental abuse dan cara mengatasinya? Dikutip dari WebMD, berikut Popmama.com telah rangkum beberapa tindakan dan perilaku yang secara jelas menandakan niat untuk menyebabkan mental abuse. 

1. Melalui tuduhan dan menyalahkan seseorang

Pexels/Yan Krukov

Perilaku menuduh segala sesuatu yang salah dan menyalahkan masalah pada seseorang merupakan salah satu tanda-tanda mental abuse.

Di mana penuduh tidak menerima tanggung jawab atas konsekuensi dari tindakan dan kata-kata mereka. 

Di mana pada permasalahan ini, korban yang menjadi tuduhan tersebut adalah sebagai kambing hitam. Para pelaku penuduhan ini akan menunjukkan rasa kecemburuan dan rasa bersalah guna memaksa para korban untuk melakukan hal yang tidak mungkin korban lakukan. 

2. Harus selalu dikontrol

Pexels/Ketut Subiyanto

Segala sesuatu yang dikontrol itu memang bisa memberikan dampak yang baik, akan tetapi jika mengontrol sesuatu yang akan merugikan orang lain itu juga tidak bisa. 

Sama halnya, tanda-tanda mental abuse bisa juga karena tentang kontrol. Mulai dari lingkungan tempat tinggal dan bekerja, bahkan sampai hal-hal yang kecil. 

Jika diumpamakan dalam suatu keluarga, ada seorang suami sebagai pelaku mental abuse tidak mengizinkan korban yaitu istri ataupun anak-anaknya, untuk keluar rumah, kemudian tidak diizinkan untuk memilih teman-teman, ataupun hal yang cukup sepele seperti memilih tontonan apa yang akan ditonton di televisi. 

Dalam hal ini, pelaku mencoba untuk mengendalikan korban dengan cara apapun. 

3. Adanya ketergantungan

Pexels/Ivan Samkov

Mendengar kata ketergantungan mungkin memiliki banyak arti, bisa karena ketergantungan oleh gadget, ketergantungan pada teknologi, dan lain hal sebagainya. 

Namun, konteks ketergantungan di sini adalah ketergantungan oleh keadaan sebagai tanda-tanda mental abuse. Di mana pelaku mental abuse yang tengah mempertahankan kendalinya tadi, ia akan berusaha mencoba menciptakan suasana yang membuat korban tidak memiliki pilihan lain. 

Pelaku akan mencoba mengganggu bahkan menghentikan hubungan yang dimiliki korban, misalnya seperti teman, persahabatan. Dalam hal ini, pelaku ingin korban bersamanya terus dan selalu diandalkan. 

4. Selalu memberikan kritik

Pexels/RODNAE Productions

Kritik adalah tanggapan atau evaluasi yang diberikan seseorang kepada orang lain. Alangkah baiknya, kritikan itu disertai saran, sehingga dapat dikatakan sebagai kritik yang membangun. 

Namun, bagaimana jika seseorang terus-menerus mengkritik apa yang kita lakukan? Padahal hanya permasalahan yang kecil. Jika mengalami hal ini, bisa termasuk dalam tanda-tanda mental abuse. 

Pelaku mental abuse mungkin akan mengomentari seluruh hal yang korban kenakan, bisa karena penampilan, merendahkan pencapaian atau membandingkan pencapaian seseorang. 

Ini bisa saja menyerang mental seseorang, dikarenakan orang tersebut akan terus merasa bahwa dirinya kurang baik dalam melakukan sesuatu. 

5. Merasa menjadi orang yang paling berkuasa

Pexels/MART PRODUCTION

Tanda-tanda mental abuse dari segi emosional. Di mana setiap kali orang yang lebih merasa berkuasa akan menempatkan kebutuhan emosionalnya lebih dari orang lain.

Dalam hal ini, pelaku mental abuse sebagai orang yang memiliki kekuasaan, ia akan menuntut pada korban rasa patuh dan hormat.

Selain itu, ada kemungkinan juga pelaku akan menahan rasa kasih sayang atau bentuk perhatian apapun sampai apa yang didapatkannya tercapai. 

6. Menyerang dengan cara menghina

Pexels/Juan Pablo Serrano A

Menghina, satu kata yang cukup menggambarkan hal negatif, perbuatan tidak terpuji yang menyerang nama baik atau kehormatan seseorang, dengan cara merendahkan, mengungkapkan aib tujuan agar hal tersebut diketahui oleh orang banyak dan agar orang tersebut merasa malu.

Perlu diketahui, menghina menjadi salah satu tanda-tanda mental abuse. Pasalnya, korban di sini akan dihina terus-menerus dengan mempermalukannya, bahkan di tempat umum. 

Pelaku akan mencoba untuk mempermainkan, menertawakan, sampai melakukan tindakan kejahatan verbal. Misal dengan mengejek melalui unggahan di media sosial. 

Cara Mengatasi Mental Abuse

Pexels/Alex Green

Jika diri sendiri sudah merasakan beberapa hal mengenai tanda-tanda mental abuse seperti sebelumnya, ada beberapa cara untuk mengatasinya yang mungkin dapat dilakukan. Berikut ini adalah cara-cara mengatasinya:

  1. Meminta bantuan pada orang lain: jika sudah dipastikan terkena mental abuse, segeralah cari pertolongan terdekat dan mencoba untuk keluar dari situasi tersebut.
  2. Menjauh dari kondisi tersebut atau bahkan dari pelakunya: jika memang hal ini sudah tidak dapat dikendalikan, sebaiknya tinggalkan pelaku atau hubungan tersebut dan keluar dari masalah.
  3. Butuhnya ukungan dari orang lain: perlunya ada dukungan dari kerabat terdekat, atau langsung ingin menuju pada psikologis dan terapi kesehatan mental lainnya. 

Cukup memberikan pengetahuan banget ya, Ma pembasahannya. Ini berlaku untuk Mama yang merasa ada dalam tanda-tanda mental abuse, sebaiknya ikuti cara-cara mengatasinya. Semoga bermanfaat, Ma!

Baca juga:

The Latest