Desain Pesawat Masa Depan dengan Kabin Terpisah Bisa Selamatkan Nyawa
Kasus jatuhnya pesawat menginspirasi seorang insinyur membuat prototipe pesawat masa depan.
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di akhir tahun 2018 lalui publik dihebohkan oleh kabar berita kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 tujuan Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.
Setelah dilakukan investigasi secara mendalam disertai keterangan para saksi didapatkan info bahwa pesawat jatuh dalam kecepatan tinggi dan pecah saat menghantam perairan.
Saat ini sebenarnya pesawat merupakan moda transportasi paling aman dibandingkan transportasi jalur darat dan laut. Namun saat kecelakaan terjadi akan sangat fatal dan hampir tidak bisa diselamatkan.
Oleh karena itu seorang insinyur bernama Tatarenko Vladimir Nikolaevich menciptakan prototipe pesawat masa depan dengan kabin terpisah untuk menyelamatkan nyawa. Seperti apa desain-nya, simak ulasan Popmama.com berikut ini Ma.
Kabin terpisah dengan badan pesawat
Selama 3 tahun terakhir ini Tatarenko Vladimir Nikolaevich, telah mengerjakan sebuah proyek yaitu teknologi pesawat masa depan dengan kabin terpisah. Keunggulan desain ini yakni dapat menyelamatkan nyawa penumpang saat terjadi kecelakaan.
Pesawat yang dirancang Tatarenko terdiri dari kabin yang bisa dilepas dan dapat dikeluarkan kapan saja, baik saat lepas landas, di tengah penerbangan atau saat mendarat.
Dengan teknologi ini akan mengurangi resiko kematian penumpang akibat kecelakaan pesawat dan memungkinkan penumpang mendarat dengan selamat.
Bagaimana cara kerja prototipe pesawat Tatarenko?
Bagaimana cara kerjanya? Bagian atas kabin akan dilengkapi dengan parasut yang akan secara otomatis terbuka setelah kapsul kabin penumpang dipisahkan dari badan pesawat. Pada bagian bawah kabin juga dilengkapi dengan pelampung sehingga penumpang dapat mendarat dengan aman dan selamat baik di atas air maupun di permukaan tanah.
Prototipe ini juga dilengkapi dengan ruang penyimpanan barang yang dirancang berada di bawah kabin dan menjadi satu kesatuan sehingga penumpang tidak akan kehilangan barang-barang pribadi mereka ketika terjadi kecelakaan pesawat. Selain itu berfungsi sebagai bantalan saat kabin terpaksa mendarat diatas tanah.
Respon publik terhadap ide pesawat masa depan
Banyak yang mengapresiasi ide ini tetapi tidak sedikit juga yang menganggapnya tidak praktis. Banyak pertanyaan yang telah dikemukakan khususnya mengenai potensi dampak pada sisa pesawat, kemungkinan kabin terpisah yang menabrak gunung atau bangunan sebelum mendarat dan juga tentang nasib pilot dan co-pilot yang tidak berada di dalam kabin.
Isadora Kali Anne Seney berkomentar: "Dari jutaan penerbangan per tahun, kurang dari 500 orang meninggal di seluruh dunia dalam waktu setahun akibat dari kecelakaan pesawat. Tampaknya teknologi ini tidak terlalu efektif".
Memang moda transportasi pesawat sampai dengan saat ini merupakan moda transportasi paling aman dibandingkan dengan transportasi darat dan laut. Akan tetapi jika terjadi kecelakaan maka peluang selamat hampir nol persen.
Sementara Traber Schroeder juga mengungkapkan kekhawatirannya.
"Seluruh konsep ini secara dramatis melemahkan badan pesawat karena sendi-sendi yang menghubungkan badan pesawat dan bagian kabin tidak kuat, seharusnya kabin dan pesawat merupakan satu kesatuan yang kuat", ujarnya. Banyak yang berpendapat bahwa koneksi dua bagian menjadi satu akan kurang kuat.
Namun, kuesioner yang dilakukan oleh penemu prototipe ini menemukan bahwa 95% responden yang ditanya akan bersedia membeli tiket yang lebih mahal dengan menggunakan sistem keamanan seperti itu karena bisa memperkecil resiko kematian saat terjadi kecelakaan pesawat.
Diciptakan untuk kepentingan manusia
Tatarenko, sang penemu mengatakan: "Bertahan dalam kecelakaan pesawat adalah mungkin. Saat ini insinyur pesawat di seluruh dunia sedang mencoba untuk membuat pesawat lebih aman, dan itu dapat dilakukan demi kepentingan manusia.”
"Dalam desain teknologi ini memanfaatkan bahan baku kevlar dan karbon komposit untuk pesawat, sayap, flaps, spoiler, ailerons, ekor. Bahan ini digunakan untuk meringankan beban parasut.” ujar Tatarenko.
Setelah cabin penumpang keluar, dua mesin roket bergerak untuk memperlambat kecepatan dan kemudian parasut akan muncul keluar. Tapi, menurut Tatarenko, sistem ini tidak bisa menyelamatkan nyawa penumpang jika pesawat itu mengalami kecelakaan karena meledak di udara atau saat dihantam bom maupun roket.
Sebetulnya ini bukan desain pertama yang ia hasilkan. Tahun lalu, Tatarenko menerima paten untuk penemuan sistem ‘kapsul pelarian’ untuk menyelamatkan penumpang. Kapsul tersebut melesat dalam hitungan detik jika terjadi situasi darurat dan dipasang di bagian ekor pesawat.
Kamu termasuk yang mana nih? Mendukung terealisasinya jenis pesawat model ini atau justru berpikir bahwa ini kurang efisien? Silahkan tinggalkan komentarmu di kolom komentar ya!
Baca juga: Kehilangan Orangtua Akibat Longsor, Hengki & Farel Diasuh Ridwan Kamil
Baca juga: Tsunami Landa Pandeglang Tewaskan Puluhan Orang
Baca juga: 8 Benda yang Wajib Ada di Dalam Tas Bencana