Apa yang Harus Dilakukan untuk Menghadapi Resesi Keuangan? Simak Yuk!
Keadaan ekonomi yang tak menentu kian mengkhawatirkan. Simak tips di bawah agar siap hadapi resesi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini, prediksi mengenai resesi keuangan yang akan dihadapi oleh Indonesia di tahun 2023 mendatang sedang marak diperbincangkan. Bahkan, beberapa influencer atau public figure turut membahas permasalahan ini.
“Daripada takut atas ketidakpastian di masa depan, energi dan pikiran kita bisa dialihkan untuk mempersiapkan diri dari sekarang,” tulis Raditya Dika pada unggahan Instagramnya pada Jumat (14/10/2022).
Jadi, sebenarnya apa sih resesi keuangan itu?
Menurut National Bureaus of Economic Research (NBER) AS, resesi adalah penurunan signifikan pada aktivitas ekonomi yang berlangsung lebih dari beberapa bulan. Biasanya terlihat dalam PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran.
Sederhananya, resesi adalah penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) yang terjadi selama dua kuartal berturut-turut.
Lalu,apa yang harus dilakukan untuk menghadapi resesi keuangan tersebut, ya? Simak pemaparan Popmama.com di bawah ini, yuk!
1. Menyiapkan uang cash yang cukup
Agaknya terkesan sulit untuk memegang uang cash karena kita cenderung akan membelanjakannya. Namun, perlu diperhatikan bahwa memiliki likuiditas yang mana merupakan uang tunai di kantong dapat mempermudah navigasi kita dalam menghadapi prediksi yang tak menentu mengenai keuangan dan membuat kita lebih percaya diri dan mengetahui bahwa kita siap secara finansial.
Wacana mengenai persiapan cash bukan berarti menyimpan 100 persen harta dengan uang cash, melainkan cash sebagai aset likuid yang dapat dicairkan secara cepat apabila ada kebutuhan mendesak.
Worst case yang dapat terjadi adalah seperti kena PHK ataupun kebutuhan mendadak lainnya. Sehingga, memegang uang cash mempermudah proses transaksi dalam kasus yang harus cepat diselesaikan seperti tadi.
2. Usahakan untuk mengurangi utang konsumtif
Di zaman sekarang, melakukan pembelanjaan dengan metode pembayaran online sudah tak jarang dilakukan. Keadaan resesi ini akan meningkatkan suku bunga berkali lipat yang tentu akan membuat kondisi keuangan kita kewalahan.
Selain suku bunga yang naik, ada potensi bahwa harga barang juga naik. Untuk mengantisipasi kedua hal tersebut terjadi, ada baiknya mulai dari sekarang kita menahan diri untuk membeli barang dengan metode pembayaran paylater atau bisa langsung membayar di muka untuk menghindari adanya penumpukan utang.
Selain itu, berbelanja melalui online juga akan membuat kita merasa bahwa sebenarnya kita belum terlalu banyak mengeluarkan uang. Beda halnya dengan berbelanja melalui pembayaran tunai, pasti berasa boros ya, Ma!
3. Mengatur kebiasaan ‘jajan’ yang berlebihan
Perhatikan apakah ada pengeluaran konsumtif yang kurang penting namun berdampak pada posisi keuangan. Jika menyadari bahwa keuangan kita memadai, tetap tidak ada salahnya untuk memangkas beberapa hal, lho!
Seperti memilih layanan streaming yang benar-benar terpakai, mengatur jadwal makan ‘kece’ dan minum ‘lucu’ agar jangan sampai pengeluaranmu ‘bocor’ di kebiasaan jajan ini.
Kemudian, fokus pada apa yang sudah dimiliki ketimbang yang belum dimiliki. Pertimbangkan sesuatu jika ingin checkout barang dari keranjang belanja, apakah benar-benar membutuhkannya atau hanya sekedar keinginan.
4. Berinvestasi di tempat yang aman
Untuk memikirkan kondisi keuangan jangka panjang, investasi adalah pilihannya. Lakukan investasi di tempat yang aman seperti emas sebagai pengaman aset yang bisa disimpan secara fisik maupun berbentuk tabungan, karena sejatinya nilai aset emas tidak tergerus inflasi.
Membuka tabungan emas pun tidak jauh berbeda dengan membuka rekening. Hanya perlu mengakses layanan jual beli emas offline dan online. Layanan ini dapat ditemukan di bank, toko emas atau marketplace.
Satu satu syarat utama untuk membuka rekening Tabungan Emas adalah dengan menyiapkan dokumen data pribadi. Selain itu, modal yang dibutuhkan untuk membuka rekening tabungan emas sangat terjangkau dan sudah dapat berinvestasi dengan membeli emas mulai dari 0,01 gram.
Investasi melalui deposito. Selain emas, salah satu investasi yang aman untuk dicoba adalah deposito yang dilakukan pada perbankan. Untuk memastikan keamanan berinvestasi, cari tahu perbankan apa saja yang dijamin oleh LPS atau Lembaga Penjamin Simpanan.
Dilansir dari sikapiuangmu.ojk.go.id, deposito merupakan bentuk tabungan yang hanya bisa ditarik pada waktu tertentu melalui kesepakatan awal dari nasabah dan bank. Nasabah akan dikenakan biaya pinalti apabila menarik uang sebelum jangka waktu berakhir. Meski begitu, hal ini sangat membantu kita untuk terhindar dari penggunaan uang yang tidak mendesak.
Demikian informasi mengenai apa yang harus dilakukan untuk menghadapi resesi keuangan agar kita bisa mengantisipasi prediksi tersebut dengan baik. Semoga bermanfaat.
Baca Juga:
- 7 Tips Mengatasi Masalah Keuangan Selama Resesi Indonesia
- Indonesia Resmi Resesi, Ini Dampaknya ke Ekonomi Rumah Tangga
- Siap Hadapi Resesi Ekonomi, 5 Aset Ini Bisa Jadi Pilihan Investasi