TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Vagina Terlalu Becek, Apakah Normal?

Kebasahan vagina itu normal dan sehat. Namun, bila sudah melebihi standar normal bisa jadi masalah

Pexels/Deon Black

Vagina basah tanpa adanya gejala lain adalah normal. Orang yang khawatir memproduksi terlalu banyak cairan vagina mungkin tidak menyadari berapa banyak cairan yang diproduksi tubuh. 

Banyak orang mengkhawatirkan cairan vagina mereka karena berbagai alasan. Namun, kebasahan vagina itu normal dan sehat. Ini juga disebut sebagai kesuburan dan membuat aktivitas seksual lebih nyaman, serra dapat mencegah nyeri vagina. 

"Pemilik vagina yang 'terlalu basah' saat berhubungan seks bukanlah diagnosis medis," kata Dr. Lyndsey Harper, obgyn, pendiri dan CEO Rosy, sebuah platform kesehatan seksual. 

Sebaliknya, kebasahan vagina sangat penting untuk permainan yang menyenangkan dan tidak menyakitkan, katanya. Namun, ada kemungkinan lain bagi vagina menghasilkan terlalu banyak cairan (yaitu, keputihan) dalam hal nonseksual.

Kamu tidak perlu khawatir mengenai apakah vagina terlalu becek itu normal, karena Popmama.com telah merangkumnya dalam artikel di bawah ini. Simak yuk!

Apa Komponen Cairan dan Warnanya

Pexels/Ivan Babydov

Cairan vagina memiliki banyak komponen, diantaranya: 

  • Air: Cairan vagina lebih dari 90% air. 
  • Garam: Cairan vagina mengandung sekitar 1% garam, termasuk natrium klorida, kalsium, dan fosfat. 
  • Senyawa organik: Ini termasuk asam amino, lipid, dan glikogen. 
  • Sel-sel tua: Sel-sel yang melapisi vagina, rahim, dan leher rahim secara teratur mengelupas dan meninggalkan tubuh melalui cairan vagina. 
  • Antibodi: Cairan vagina mungkin mengandung antibodi yang mengurangi risiko beberapa infeksi.

Cairan vagina bisa muncul dalam berbagai warna, antara lain krem, merah muda, kekuningan, dan abu-abu. Warna-warna ini memiliki arti yang berbeda. 

Warna-warna tersebut, meliputi:

  • Merah

Warna merah dapat bervariasi dari cerah hingga warna karat gelap. Cairan merah paling sering merupakan hasil dari periode menstruasi.

  • Putih

Warna putih bisa cenderung berbentuk krim atau kuning muda. Jika seseorang tidak memiliki gejala lain, cairan tersebut juga kemungkinan besar merupakan tanda pelumasan yang sehat.

  • Kuning-hijau

Cairan yang berwarna lebih gelap dari kuning, hijau kekuningan, atau hijau biasanya menandakan infeksi bakteri atau penyakit menular seksual. Segera temui dokter jika keputihan kental atau menggumpal, dan berbau busuk.

  • Merah muda

Beberapa orang mengalami sedikit bercak setelah ovulasi dan setelah hubungan seksual, yang juga dapat menyebabkan keluarnya cairan berwarna merah muda, apabila hubungan seks telah menyebabkan robekan kecil atau iritasi pada vagina atau leher rahim.

  • Abu-abu

Cairan abu-abu tidaklah sehat. Ini bisa menjadi gejala infeksi bakteri umum yang disebut vaginosis bakterial (BV). BV biasanya juga menyebabkan gejala vagina lainnya, seperti gatal, gangguan bau yang kuat, dan kemerahan di sekitar vulva atau lubang vagina

  • Bening

Cairan atau keputihan biasanya berwarna bening. Teksturnya licin atau memiliki konsistensi putih telur. Seseorang cenderung mengalami keluarnya cairan yang lebih bening dan licin tepat sebelum ovulasi, selama gairah seksual, dan selama kehamilan.

Amankah Bila Vagina Terlalu Basah

Freepik/diana.grytsku

Menurut Dr Mukta Paul, ginekolog di Rumah Sakit Columbia Asia, Pune, memiliki vagina yang basah adalah tanda yang jelas bahwa vagina terlumasi dengan baik. Faktanya, vagina yang kering lebih bermasalah karena dapat menyebabkan iritasi, gatal, dan ruam.

Keputihan ini membantu membersihkan dan mengatur vagina, menjaganya tetap lembab dan bebas dari infeksi.

Keputihan ini tidak lain adalah lendir serviks yang dikeluarkan dari vagina, saat aliran darah sedang tinggi. Ini adalah cairan seperti gel yang diproduksi oleh serviks, dan dirangsang oleh hormon estrogen.

Tapi, apakah normal jika vagina terlalu basah? Benar-benar tidak! Itu bukan pertanda baik apalagi bila membuat Mama mengganti celana dalam sesekali. Bahkan, ada kemungkinan Mama mengalami infeksi.

“Jika vagina kamu basah dari biasanya, maka kamu mungkin menderita salah satu dari tiga kondisi ini – vaginosis bakterial, sindrom kongesti panggul, atau vaginitis deskuamatif," kata Dr Mukta Paul.

Vagina menghasilkan cairan yang berbeda. Mungkin Mama punya konsistensi cairan akan yang lebih kental dari beberapa orang, atau sebaliknya. Juga bau, serta warnanya sedikit berbeda dari orang ke orang.

Tidak ada yang namanya 'terlalu banyak', tetapi jika Mama mulai memproduksi lebih banyak dari standar untuk waktu yang lama, dan itu mengubah tekstur, warna, atau bau, segera temui dokter.

Penyebab Kemungkinan Vagina Terlalu Becek

Pexels/Deon Black

Terdapat beberapa penyebab vagina menjadi terlalu becek, diantaranya:

  • Bakterial vaginosi

adalah infeksi vagina ringan, bukan PMS, dimana keseimbangan antara bakteri baik dan jahat terganggu. Hal ini menyebabkan keluarnya cairan berbau putih keabu-abuan atau kuning. 

Kondisi ini umumnya terjadi bila seseorang memiliki banyak pasangan seks. 

  • Sindrom kongesti panggul 

adalah kondisi yang terjadi sebagai akibat dari aliran darah di area vagina terlalu tinggi. Kondisi ini umum, tetapi sering salah didiagnosis. Dalam hal ini, basahnya vagina juga disertai rasa sakit saat berhubungan seks, bersepeda, atau aktivitas fisik lainnya.

  • Vaginitis deskuamatif 

Kondisi ini terjadi ketika pergantian sel di vagina terlalu tinggi, dan lapisan vagina menjadi meradang. Gejala utama dari kondisi ini termasuk keputihan berwarna kuning atau kuning kehijauan, biasanya dengan sedikit atau tanpa bau, hubungan seksual yang menyakitkan, serta iritasi dan gatal pada vulva.

Demikian informasi yang bisa Mama dapatkan mengenai apakah vagina yang terlalu becek itu normal. Semoga bermanfaat.

Baca Juga:

The Latest