TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Apa Itu Battered Woman Syndrome? Bisa Memengaruhi Kondisi Mental

Battered Woman Syndrome (BWS) ini menyebabkan dampak jangka panjang untuk korban!

Freepik/wayhomestudio

Battered Woman Syndrome (BWS) atau sindrom perempuan babak belur adalah kondisi psikologis yang dialami oleh perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) secara berulang. 

BWS menyebabkan korban merasa terjebak dalam lingkaran kekerasan, walaupun menyadari dampak buruknya. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa sindrom ini tidak hanya memengaruhi kesehatan mental tetapi juga berdampak pada fisik. 

BerikutPopmama.com membahas lebih lanjut tentang apa itu Battered Woman Syndrome? Termasuk faktor, tahapan, gejala, dampak, dan cara menanganinya. Simak, yuk!

1. Apa Itu Battered Woman Syndrome?

drlenoreewalker.com

Battered Woman Syndrome (BWS) atau sindrom perempuan babak belur menggambarkan respons emosional yang berkembang akibat kekerasan berulang dari pasangan.

Dr. Lenore E. Walker, seorang psikolog berlisensi dan penulis buku The Battered Woman Syndrome, mengembangkan konsep ini pada akhir 1970-an untuk memahami pola perilaku pada perempuan korban KDRT. 

Menurut Walker, korban BWS cenderung mengalami perubahan emosional yang membuat mereka merasa terperangkap dan sulit keluar dari hubungan yang berbahaya.

Dr. Walker menekankan bahwa BWS bisa terjadi pada perempuan dari berbagai latar belakang, karena sindrom ini muncul sebagai respons alamiah korban terhadap trauma berulang.

Dengan memahami respons ini, korban dapat diberikan dukungan psikologis yang tepat untuk membantu mereka mengatasi perasaan ketidakberdayaan yang dialami.

2. Faktor-faktor penyebab Battered Woman Syndrome

Pexels/MART PRODUCTION

Melansir dari Psychiatric Times, pelaku kekerasan sering kali menggunakan kekerasan sebagai cara untuk mendominasi pasangannya, mengurangi kepercayaan diri korban untuk melawan.

Ada beberapa faktor yang memicu terjadinya BWS yang secara umum meliputi:

  • Trauma masa Kecil: Seseorang yang tumbuh dalam keluarga dengan pola kekerasan berpotensi lebih besar untuk terjebak dalam siklus serupa.
  • Ketergantungan finansial dan emosional: Korban sering kali merasa tidak mampu hidup sendiri secara ekonomi maupun emosional, sehingga merasa sulit meninggalkan pasangan.
  • Pandangan gender dalam masyarakat: Dalam beberapa budaya, perempuan diajarkan untuk lebih menerima, dan akibatnya, mereka lebih mudah menerima kekerasan sebagai bagian dari peran rumah tangga.
  • Gangguan pada pelaku: Pelaku kekerasan sering kali memiliki gangguan seperti kecanduan atau gangguan kepribadian yang memicu kekerasan dalam hubungan.

3. Tahapan siklus Battered Woman Syndrome

Freepik/kamranaydinov

BWS mengikuti beberapa tahapan berulang, yang membuat korban sulit melepaskan diri dari siklus kekerasan.

Melansir dari Healthline, siklus ini dapat berulang berkali-kali, membuat korban merasa semakin terjebak. Ketergantungan emosional dan ketakutan sering kali menjadi penghalang besar untuk mengakhiri hubungan tersebut.

Berikut tahapan-tahapan tersebut:

  • Denial: Pada tahap ini, korban menolak atau tidak mengakui bahwa mereka sedang mengalami kekerasan. Mereka mungkin berharap bahwa kekerasan tidak akan terulang.
  • Guilt: Korban mulai merasa bahwa merekalah yang menyebabkan kekerasan tersebut, dan mulai menyalahkan diri sendiri.
  • Enlightenment: Di tahap ini, korban menyadari bahwa kekerasan tersebut bukan salah mereka, tetapi menyadari perilaku kasar dari pasangan.
  • Responsibility: Korban mulai melihat bahwa pelaku bertanggung jawab penuh atas kekerasan, dan mempertimbangkan untuk meninggalkan hubungan yang beracun.

4. Gejala dari Battered Woman Syndrome

Pexels/MART PRODUCTION

Studi dari National Domestic Violence Hotline, menyatakan bahwa sekitar 60% korban kekerasan mengalami isolasi dari keluarga dan teman-teman, memperburuk kondisi psikologis yang mereka alami.

Gejala BWS mirip dengan PTSD dan sering kali muncul dalam bentuk respons emosional serta fisik yang signifikan, seperti:

  • Flashback: Korban sering dihantui oleh kilas balik kekerasan yang membuat mereka merasa takut dan cemas.
  • Perasaan takut dan kecemasan berlebihan: Korban merasa waspada secara berlebihan terhadap segala hal yang mengingatkan mereka pada pelaku.
  • Perasaan tidak berdaya: Ketergantungan pada pasangan dan ketakutan membuat korban merasa tidak memiliki kendali atas situasi mereka.
  • Masalah fisik: Cedera fisik serta gangguan kesehatan seperti tekanan darah tinggi bisa timbul akibat kekerasan yang dialami korban.

5. Dampak jangka panjang Battered Woman Syndrome

Freepik

Melansir dari Healthline, trauma akibat BWS sering kali bertahan meski korban sudah lepas dari hubungan tersebut, dan mereka mungkin memerlukan waktu panjang untuk memulihkan diri sepenuhnya.

Dampak BWS dapat sangat merugikan kesehatan fisik dan mental korban:

  • Rendahnya harga diri: Korban kerap merasa rendah diri dan tidak percaya diri akibat kekerasan yang dialami.
  • Gangguan mental jangka panjang: Depresi, kecemasan, dan PTSD berkepanjangan sering kali dialami korban.
  • Kecacatan fisik: Cedera parah akibat kekerasan bisa menyebabkan kecacatan atau gangguan kesehatan permanen.
  • Hubungan sosial yang rusak: Korban cenderung terisolasi dari lingkungan sosialnya, baik karena pembatasan dari pelaku atau rasa malu.

6. Cara menangani dan mengatasi Battered Woman Syndrome

Freepik/Lifestylememory

Dengan langkah dan dukungan yang tepat, korban BWS bisa pulih dan membangun kehidupan yang lebih baik setelah lepas dari hubungan penuh kekerasan.

Mengatasi BWS membutuhkan pendekatan yang tepat dan dukungan yang memadai, berikut cara menangani BWS:

  • Konsultasi dengan profesional kesehatan mental: Berbicara dengan terapis atau konselor profesional adalah langkah pertama yang penting.
  • Dukungan dari lembaga atau shelter khusus: Lembaga seperti tempat penampungan atau hotline KDRT menyediakan perlindungan dan konseling yang mendukung korban dalam menghadapi trauma.
  • Rencana keselamatan: National Domestic Violence Hotline merekomendasikan korban untuk menyusun rencana untuk meninggalkan hubungan dengan aman bersama profesional atau lembaga terkait.
  • Dukungan dari keluarga dan teman: Dukungan tanpa penghakiman dari orang-orang terdekat sangat membantu korban untuk merasa aman dan menerima bantuan.

Itu dia informasi mengenai apa itu Battered Woman Syndrome?  Kondisi ini membawa dampak jangka panjang pada kesehatan mental dan fisik korban. Namun, dengan dukungan profesional dan orang-orang terdekat, korban dapat memulai langkah pemulihan dari trauma ini. 

Baca juga:

The Latest