Apa Itu Catcalling? Tindakan yang Sering Dianggap Sepele
Catcalling merupakan bentuk pelecehan verbal yang sering dianggap sepele, padahal berdampak negatif!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Catcalling adalah bentuk pelecehan verbal yang dapat dialami siapapun di ruang publik, namun catcalling lebih sering dialami perempuan. Fenomena ini mencakup tindakan memanggil, bersiul, berteriak, atau memberikan komentar yang bersifat tidak senonoh atau merendahkan.
Seringkali ditujukan kepada orang yang tidak diinginkan dan dalam situasi yang tidak pantas. Meski kelihatannya sepele bagi sebagian orang, catcalling berdampak negatif pada kesehatan mental dan rasa aman korban, serta memperkuat norma-norma sosial yang mendukung pelecehan berbasis gender.
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Gender & Society menegaskan, bahwa tindakan seperti catcalling dapat menciptakan perasaan ketidakamanan dan memperkuat dominasi gender di ruang publik, yang menjadikan perempuan merasa terpinggirkan dan tereksploitasi secara seksual.
Berikut adalah informasi lebih mendalam yang telah dirangkum Popmama.commengenai apa itu catcalling? Mulai dari definisi, asal usul, contoh tindakan, hingga cara menyikapi perilaku tersebut, yuk simak!
Apa Itu Catcalling?
Catcalling adalah tindakan pelecehan verbal di ruang publik yang ditujukan pada seseorang, dalam bentuk komentar tidak senonoh, siulan, atau ucapan yang tidak pantas. Istilah ini sering kali merujuk pada gangguan yang terjadi di jalan, tempat umum, atau di transportasi umum.
Tidak hanya terbatas pada kata-kata, catcalling juga dapat berupa gerakan tubuh, ekspresi wajah, atau isyarat yang bertujuan untuk menarik perhatian seseorang dengan cara yang tidak sopan.
Misalnya, seorang perempuan yang sedang berjalan di jalan sering kali mendapatkan komentar seperti, "Hai cantik, sendirian aja nih?" atau siulan yang mengganggu.
Catcalling dapat dialami oleh perempuan maupun laki-laki, namun umumnya lebih sering terjadi kepada perempuan. Dalam penelitian Women’s Experiences with Street Harassment oleh Stop Street Harassment, ditemukan bahwa lebih dari 65% perempuan pernah mengalami pelecehan di tempat umum, termasuk catcalling, dengan mayoritas dari mereka melaporkan perasaan tidak nyaman, takut, dan tidak aman setelahnya.
Asal usul catcalling
Istilah catcalling berasal dari praktik di teater pada abad ke-17 di Eropa. Penonton yang tidak puas dengan pertunjukan akan membuat suara mengejek seperti "meong" atau bersiul, menyerupai suara kucing, sebagai bentuk ketidaksetujuan. Seiring waktu, istilah ini bergeser maknanya menjadi tindakan verbal yang tidak diinginkan, sering kali berupa komentar seksual, yang ditujukan kepada perempuan di tempat umum.
Meski begitu, bentuk pelecehan verbal semacam ini sudah ada jauh sebelum istilah catcalling dikenal. Dalam masyarakat patriarki di masa lampau, perempuan sering kali diperlakukan sebagai objek seksual, dan pelecehan verbal semacam ini hanyalah salah satu cara di mana kontrol terhadap tubuh perempuan diperkuat.
Seiring berjalannya waktu, tindakan catcalling ini pun juga sudah dialami oleh laki-laki walaupun memang secara umum, masih lebih sering dialami perempuan.
Contoh tindakan catcalling
Berikut adalah beberapa contoh umum dari tindakan catcalling yang sering dialami oleh perempuan di ruang publik:
- Siulan atau teriakan tidak senonoh. Tindakan ini adalah bentuk paling umum dari catcalling, di mana pelaku memberikan siulan atau teriakan yang tidak senonoh, seperti “Wuih, seksi!” kepada korban yang lewat.
- Komentar fisik. Pelaku sering kali membuat komentar mengenai penampilan fisik korban dan mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan tidak sopan, misalnya, "Cantik banget! Mau kemana cantik? Sendirian aja, mau ditemenin gak nih?"
- Menghalangi jalan. Selain komentar verbal, catcalling juga bisa disertai dengan gerakan tubuh seperti menghalangi jalan korban atau mendekatkan diri secara tidak pantas untuk memaksa interaksi.
- Gestur vulgar. Tindakan lain yang termasuk catcalling adalah ketika pelaku melakukan gestur atau isyarat yang bersifat sensual, seperti menjilat bibir, mengedipkan sebelah mata, atau menatap dari atas hingga bawah sambil menyeringai.
Tindakan-tindakan ini, meski terkadang dianggap sebagai "hal kecil" oleh pelaku, dapat berdampak besar pada korban, menyebabkan kecemasan, rasa tidak aman, dan trauma psikologis.
Cara menyikapi catcalling
Menghadapi catcalling bisa menjadi pengalaman yang menakutkan dan melelahkan, namun ada beberapa cara untuk menyikapinya dengan efektif:
- Tetap tenang dan abaikan. Jika memungkinkan, cobalah untuk tidak merespons pelaku dan tetap berjalan dengan tenang. Banyak pelaku catcalling mencari reaksi dari korban, jadi mengabaikan mereka bisa menjadi cara untuk mengurangi perhatian.
- Berbicara tegas. Jika merasa aman, korban bisa memberikan respons tegas seperti “Hentikan” atau “Itu tidak pantas” untuk menunjukkan bahwa tindakan pelaku tidak dapat diterima.
- Laporkan kejadian. Jika pelecehan berlanjut atau terasa mengancam, sebaiknya laporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang. Beberapa negara atau daerah memiliki undang-undang khusus yang melarang pelecehan di tempat umum.
- Cari dukungan. Jangan ragu untuk bercerita kepada orang lain tentang apa yang terjadi. Berbicara dengan teman atau keluarga bisa membantu mengurangi beban psikologis yang dirasakan.
- Gunakan aplikasi keamanan. Di beberapa kota, ada aplikasi khusus yang dapat digunakan untuk melaporkan pelecehan di tempat umum secara anonim atau meminta bantuan segera jika situasinya mengancam.
Menghadapi catcalling bukanlah tugas yang mudah bagi banyak orang, terutama karena sering kali korban merasa malu atau takut untuk bersuara. Namun, penting untuk diingat bahwa pelecehan ini adalah tindakan yang salah, dan setiap orang memiliki hak untuk merasa aman di ruang publik.
Itu dia informasi yang dapat menjawab pertanyaan mengenai apa itu catcalling?Catcalling mungkin tampak seperti hal kecil di mata beberapa orang, tetapi bagi korban, tindakan ini bisa meninggalkan dampak jangka panjang, termasuk kecemasan, ketakutan, dan bahkan trauma.
Masyarakat perlu lebih sadar akan dampak buruk dari catcalling dan pelecehan verbal lainnya, serta memahami bahwa setiap individu berhak merasa aman di ruang publik.
Baca juga:
- Apa Itu Star Syndrome? Fakta Penting yang Perlu Diketahui!
- Apa Itu Doom Spending, Penyebab Gen Z dan Millennial Cepat Miskin!
- Apa Itu Cedera ACL? Ketahui Gejala dan Cara Mengobatinya!