TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Apa Itu Parental Burnout? Tuntutan Orangtua Sempurna

Kelelahan menjadi orangtua yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental

Freepik

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Lahargo Kembaren, SpKJ

Menjadi orangtua memang membawa kebahagiaan, tetapi tanggung jawab yang besar juga bisa mendatangkan stres. Tuntutan merawat anak, bekerja, dan mengelola rumah tangga terkadang menyebabkan kelelahan emosional dan mental. 

Salah satu kondisi yang kini sering dibahas adalah parental burnout, fenomena psikologis yang dialami banyak orangtua. 

Mari mengenal lebih dalam apa itu parental burnout, gejalanya, hingga cara mengatasinya. Yuk, simak informasi dari Popmama.com berikut ini!

1. Apa itu parental burnout?

Freepik/freepik

Parental burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang dialami orangtua akibat tekanan besar dalam menjalani peran mereka.

Kondisi ini terjadi saat tuntutan menjadi orangtua terasa terlalu berat, menyebabkan stres yang berkepanjangan.

Berbeda dengan stres sesaat, parental burnout dapat berlangsung lama, sehingga membuat orangtua merasa kewalahan dan kehilangan kemampuan untuk merespons kebutuhan anak.

Perasaan kehilangan identitas diri juga sering dialami, karena waktu dan energi sepenuhnya tercurah untuk keluarga.

2. Gejala parental burnout

Freepik

Gejala parental burnout dapat sangat beragam, tetapi beberapa tanda umumnya meliputi kelelahan yang ekstrem dan berkepanjangan.

Meskipun sudah berusaha untuk beristirahat, rasa lelah masih tetap ada. Berikut beberapa gejala utama yang sering muncul:

  • Kelelahan yang ekstrem: Orangtua merasa terus-menerus lelah, bahkan setelah beristirahat.
  • Hilangnya minat terhadap peran sebagai orangtua: Aktivitas seperti bermain atau menghabiskan waktu bersama anak terasa membebani.
  • Perasaan negatif: Orangtua sering merasa tidak cukup baik, bahkan menyalahkan diri sendiri.
  • Kesulitan tidur: Stres yang berkepanjangan menyebabkan masalah tidur, seperti insomnia.
  • Penarikan diri dari lingkungan sosial: Interaksi dengan orang lain terasa melelahkan, sehingga orangtua lebih memilih menyendiri.

Gejala-gejala ini dapat berkembang secara perlahan, tetapi jika dibiarkan, dampaknya bisa memengaruhi hubungan dengan anak dan pasangan.

3. Penyebab parental burnout

brit.co

Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tekanan sosial untuk menjadi "orangtua sempurna."

Media sosial sering kali memperburuk situasi dengan gambaran keluarga ideal yang tidak realistis. Berikut beberapa penyebab utamanya:

  • Tekanan sosial dan budaya: Gambaran "orangtua sempurna" di media sosial sering kali menciptakan ekspektasi yang tidak realistis.
  • Kurangnya dukungan: Tidak adanya bantuan dari pasangan, keluarga, atau teman membuat beban pengasuhan semakin berat.
  • Keseimbangan kehidupan dan pekerjaan yang buruk: Kesulitan mengatur waktu antara pekerjaan dan keluarga dapat memperburuk stres.
  • Faktor pandemi: Pandemi COVID-19 meningkatkan tekanan pada orangtua, seperti penutupan sekolah dan tuntutan bekerja dari rumah sambil mengasuh anak.

4. Dampak parental burnout

Freepik/master1305

Parental burnout tidak hanya berdampak pada kondisi mental hingga emosional, tetapi juga kesehatan fisik Mama dan Papa. Dampaknya meliputi:

  • Kesehatan fisik: Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
  • Kesehatan mental: Depresi dan rasa tidak berdaya sering dialami oleh orangtua yang kelelahan.
  • Hubungan dengan anak: Orangtua mungkin menjadi tidak sabar, sering marah, atau bahkan menarik diri. Hal ini menyebabkan dampak negatif pada pertumbuhan anak.

5. Mengatasi parental burnout

Freepik

Mengatasi parental burnout membutuhkan kesadaran diri dan langkah nyata untuk meringankan beban Mama dan Papa.

Dukungan dari berbagai orang, seperti dukungan dari pasangan, keluarga, dan teman bisa membantu secara emosional.

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi parental burnout:

  • Minta bantuan: Jangan ragu melibatkan pasangan, keluarga, atau teman untuk membantu tugas-tugas harian.
  • Luangkan waktu untuk diri sendiri: Beristirahat sejenak dari tanggung jawab sebagai orangtua dapat membantu memulihkan energi.
  • Temui profesional: Jika merasa terlalu berat, berkonsultasilah dengan psikolog atau konselor.

6. Mencegah parental burnout

Pexels/Cliff Booth

Menghadapi burnout sebagai orangtua adalah hal yang wajar, tetapi ada langkah-langkah untuk menguranginya. Berikut adalah cara untuk mengurangi risiko dan mencegah kelelahan sebagai orangtua:

  • Cari bantuan atau dukungan: Pertimbangkan untuk meminta bantuan keluarga, teman, atau menyewa pengasuh untuk mengurus anak.
  • Lakukan perawatan diri: Luangkan waktu untuk self-care agar tetap sehat secara fisik dan mental.
  • Berolahraga secara teratur: Aktivitas fisik membantu mengurangi stres.
  • Tetapkan ekspektasi realistis: Jangan memaksakan diri untuk selalu sempurna.
  • Libatkan anak sesuai usia: Berikan mereka tanggung jawab kecil yang sesuai dengan kemampuan mereka.
  • Jangan terlalu keras pada diri sendiri: Ingat bahwa orang tua juga manusia yang bisa merasa lelah.

Mengakui tekanan dan berbicara tentang perasaan dapat mencegah burnout. Memahami gejalanya adalah langkah penting untuk menjaga kebahagiaan keluarga.

Itu dia informasi mengenai apa itu parental burnout! Yuk, mulai tingkatkan kesadaran terhadap gejala-gejala yang terjadi! Pelajari juga berbagai macam istilah agar kamu bisa melakukan banyak persiapan untuk berbagai hal yang ada!

 

Referensi:

Mikolajczak, Moïra, James J. Gross, dan Isabelle Roskam. “Parental Burnout: What Is It, and Why Does It Matter?” Clinical Psychological Science 7, no. 6 (20 Agustus 2019): 1319–29.
Ren, Xiaohe, Yingying Cai, dkk. “A systematic review of parental burnout and related factors among parents.” BMC Public Health 24, no. 1 (5 Februari 2024)
WebMD. Diakses pada November 2024. What to Know About Parental Burnout.

Baca juga:

The Latest