Apa Saja Tanda Kekerasan Finansial?
Kekerasan finansial juga merupakan salah satu bentuk kekerasan dalam hubungan, lho!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kekerasan finansial adalah salah satu bentuk kekerasan dalam hubungan, yang sering kali sulit dikenali. Kekerasan ini terjadi ketika salah satu pasangan menggunakan uang atau kontrol keuangan, sebagai alat untuk mengendalikan dan mengekang.
Kekerasan finansial bisa berdampak serius pada kesejahteraan mental, dan emosional korban serta mengurangi kemandirian ekonomi mereka.
BerikutPopmama.com akan membahas apa saja tanda kekerasan finansial yang penting untuk diwaspadai.
1. Membatasi akses ke uang atau rekening bank
Salah satu tanda paling umum dari kekerasan finansial adalah ketika pasangan membatasi, atau mengontrol akses pasangan lain terhadap uang atau rekening bank.
Ini bisa berupa melarang pasangan menggunakan kartu ATM, memblokir akses ke rekening bersama, atau memberikan uang dalam jumlah yang sangat terbatas tanpa alasan yang jelas.
Tindakan ini membuat korban tidak memiliki kendali atas keuangan mereka sendiri, memaksa mereka bergantung sepenuhnya pada pasangan.
Kontrol terhadap akses ke uang ini, sering kali membuat korban kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti membeli makanan, pakaian, atau bahkan membayar biaya kesehatan. Ketergantungan penuh terhadap pasangan dalam hal keuangan membuat korban sulit untuk keluar dari situasi ini.
2. Mengambil penghasilan pasangan tanpa izin
Jika pasangan mengambil seluruh penghasilan atau meminta gaji, tanpa memberikan akses untuk menggunakan uang, hal ini termasuk tanda kekerasan finansial.
Situasi ini membuat korban kehilangan kontrol atas pendapatannya sendiri, meskipun ia telah bekerja keras untuk mendapatkannya. Pasangan yang melakukan kekerasan finansial sering kali mengambil gaji pasangan mereka, dan hanya memberikan sedikit uang dengan kontrol ketat.
Pengambilan penghasilan tanpa izin adalah bentuk eksploitasi yang menghilangkan hak korban, atas hasil kerja mereka sendiri. Dalam jangka panjang, ini bisa menyebabkan masalah psikologis karena korban merasa tidak dihargai, dan tidak berdaya dalam pengambilan keputusan keuangan.
3. Melarang pasangan untuk bekerja
Melarang pasangan untuk bekerja adalah salah satu tanda pasangan melakukan kekerasan finansial, untuk mengendalikan keuangan rumah tangga.
Dengan melarang pasangan mencari pekerjaan atau mempertahankan pekerjaan mereka, pelaku memastikan bahwa pasangan tetap bergantung secara finansial.
Ini membuat korban tidak memiliki sumber penghasilan mandiri, sehingga semakin sulit bagi mereka untuk membebaskan diri dari kekerasan tersebut.
Kondisi ini juga dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan emosional korban, karena mereka merasa kehilangan kemandirian, serta kesempatan untuk berkontribusi secara ekonomi.
4. Mengontrol semua keputusan keuangan
Dalam hubungan yang sehat, keputusan keuangan seharusnya diambil bersama-sama, dengan mempertimbangkan kepentingan kedua belah pihak.
Namun, dalam kekerasan finansial, satu pihak sepenuhnya mengendalikan semua keputusan keuangan tanpa melibatkan pasangan.
Hal ini dapat mencakup pengambilan keputusan tentang pengeluaran, investasi, hingga pengelolaan utang, tanpa mempertimbangkan pendapat pasangan.
Situasi ini sering kali membuat korban merasa tidak dihargai, dan tidak memiliki suara dalam keuangan rumah tangga, meskipun mereka mungkin turut berkontribusi secara finansial.
5. Menggunakan utang sebagai alat kontrol
Beberapa pelaku kekerasan finansial memanipulasi korban dengan cara memaksa mereka untuk mengambil utang, atau meminjam uang atas nama korban, tanpa persetujuan mereka.
Pasangan yang mengalami kekerasan finansial mungkin dipaksa untuk menandatangani pinjaman, kartu kredit, atau utang lainnya, yang nantinya akan menjadi beban keuangan yang sulit diatasi.
Penggunaan utang sebagai alat kontrol ini, dapat memperburuk situasi korban, terutama jika mereka tidak mengetahui jumlah utang yang diambil. Akibatnya, korban sering kali terjebak dalam lingkaran utang yang sulit diatasi.
6. Memaksa pasangan untuk melaporkan setiap pengeluaran
Salah satu tanda kekerasan finansial lainnya adalah ketika pasangan memaksa korban untuk melaporkan setiap pengeluaran, tidak peduli seberapa kecil jumlahnya.
Hal ini menciptakan situasi di mana korban tidak memiliki kebebasan, untuk mengelola keuangan mereka sendiri, bahkan untuk kebutuhan pribadi atau keluarga.
Korban sering kali dipaksa untuk meminta izin setiap kali ingin menggunakan uang, yang secara psikologis menekan mereka, dan membuat mereka kehilangan kendali atas pengeluaran sehari-hari.
7. Menyembunyikan informasi keuangan
Kekerasan finansial juga bisa terjadi dalam bentuk penyembunyian informasi keuangan. Pasangan yang melakukan kekerasan finansial, mungkin tidak memberi tahu korban tentang penghasilan, tabungan, atau investasi yang dimiliki.
Mereka menyembunyikan informasi ini, sebagai cara untuk mengendalikan situasi keuangan, dan membuat korban tetap bergantung.
Kurangnya transparansi dalam pengelolaan keuangan rumah tangga, bisa mengakibatkan ketidakpastian bagi korban, yang akhirnya tidak memiliki pemahaman jelas tentang kondisi finansial.
8. Menggunakan uang sebagai alat ancaman
Dalam kekerasan finansial, pelaku sering kali menggunakan uang sebagai alat untuk mengancam atau mengendalikan pasangan.
Contohnya, pelaku mungkin mengancam akan memotong akses korban terhadap uang, jika mereka tidak menuruti perintah atau keinginan pelaku. Ancaman ini membuat korban berada dalam posisi yang rentan, di mana mereka merasa harus mematuhi pasangan untuk mendapatkan kebutuhan finansial.
Ancaman ini dapat mencakup penarikan akses ke kartu bank, memotong uang belanja, atau menolak membayar tagihan penting yang dapat membahayakan stabilitas keuangan korban.
9. Memanfaatkan kekuatan finansial untuk mengendalikan hubungan
Beberapa pelaku kekerasan finansial memanfaatkan kekuatan finansial mereka untuk mengendalikan hubungan. Mereka mungkin menggunakan uang sebagai alat untuk mempermalukan, merendahkan, atau memanipulasi pasangan.
Dalam beberapa kasus, pelaku juga dapat menggunakan kekayaan mereka untuk menekan pasangan secara emosional, membuat korban merasa tidak berharga dan bergantung secara finansial.
Kondisi ini bisa memperburuk hubungan, di mana korban merasa terjebak dalam situasi yang merugikan, baik dari segi emosional maupun finansial.
Itu dia pembahasan mengenai apa saja tanda kekerasan finansial? Mengenali tanda-tanda kekerasan finansial adalah langkah awal untuk mencegah dan mengatasinya.
Baca juga:
- Apa Itu Kiamat Finansial? Ketahui Cara Menghadapinya!
- Apa Itu Penyakit IgA Nephropathy yang Diderita Abdee Gitaris SLANK?
- Apa Itu Catcalling? Tindakan yang Sering Dianggap Sepele