TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

10 Cara Mengatasi Kekerasan Finansial dalam Rumah Tangga

Kekerasan finansial terjadi ketika salah satu pasangan mengendalikan seluruh aspek keuangan

Pexels/Karolina Grabowska

Kekerasan finansial merupakan bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang sering kali luput dari perhatian, tetapi dampaknya bisa sangat merusak. 

Kekerasan finansial terjadi ketika salah satu pasangan mengendalikan seluruh aspek keuangan rumah tangga, membatasi akses pasangan terhadap uang atau sumber daya lainnya, dan membuat korban bergantung sepenuhnya. 

Kondisi ini bisa menyebabkan tekanan psikologis, kehilangan kemandirian, hingga mempersulit korban untuk keluar dari situasi kekerasan. 

Berikut Popmama.com akan membahas 10 cara mengatasi kekerasan finansial dalam rumah tangga, sehingga korban dapat memperoleh kembali kendali atas kehidupan finansialnya.

1. Memahami apa itu kekerasan finansial

Freepik/freepik

Langkah pertama untuk mengatasi kekerasan finansial adalah memahami apa yang dimaksud dengan kekerasan finansial itu sendiri.

Kekerasan finansial terjadi ketika salah satu pihak dalam hubungan mengontrol semua aspek keuangan, membatasi akses pasangan terhadap uang, bahkan menggunakan uang sebagai alat untuk mengendalikan. 

Hal ini bisa meliputi tindakan seperti mengambil gaji pasangan tanpa izin, melarang pasangan bekerja, atau memberikan uang secara terbatas dengan syarat tertentu.

Memahami definisi kekerasan finansial adalah langkah penting dalam menyadari bahwa situasi tersebut adalah bentuk penyalahgunaan kekuasaan. 

Kesadaran ini membantu korban untuk mulai mencari solusi, baik melalui diskusi, konseling, atau bantuan profesional. Kekerasan finansial tidak hanya merusak hubungan, tetapi juga bisa menghancurkan kemandirian ekonomi pasangan yang menjadi korban.

2. Memiliki rekening bank sendiri

Pexels/Pixabay

Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi kekerasan finansial adalah dengan memiliki rekening bank pribadi. Rekening ini memberikan akses independen terhadap uang, dan membantu korban menghindari ketergantungan penuh pada pasangan. 

Jika memungkinkan, simpan juga sebagian penghasilan atau uang di rekening tersebut agar bisa digunakan dalam keadaan darurat atau diperlukan dalam proses pemulihan.

Rekening bank pribadi juga membantu menjaga privasi keuangan. Dengan mengelola uang secara mandiri, seseorang dapat mengambil keputusan finansial, tanpa campur tangan pasangan yang mengendalikan.

Selain itu, hal ini memberikan ruang bagi korban untuk merencanakan masa depan keuangan yang lebih baik dan bebas dari manipulasi finansial.

3. Menyusun anggaran bersama

Shutterstock/Dragon Images

Mengelola keuangan bersama dapat mencegah kekerasan finansial dengan memastikan transparansi, dan keterbukaan dalam pengeluaran rumah tangga. Penting bagi pasangan untuk duduk bersama dan membuat anggaran yang jelas. 

Diskusikan sumber pendapatan, pengeluaran rutin, serta rencana tabungan secara terbuka dan berkelanjutan. Dengan begitu, kedua belah pihak memiliki pemahaman yang sama terkait kondisi keuangan rumah tangga.

Proses menyusun anggaran bersama ini juga dapat mencegah salah satu pihak mengambil alih semua keputusan finansial. Hal ini bisa menciptakan kepercayaan dan rasa tanggung jawab bersama, serta menghindari ketegangan yang sering kali muncul akibat ketidakjelasan dalam pengelolaan uang.

Jika ada perbedaan pendapat, anggaran yang transparan menjadi sarana untuk menyelesaikan perbedaan tersebut.

4. Mengedukasi diri tentang keuangan

Freepik/Lifeforstock

Menambah pengetahuan tentang keuangan pribadi adalah langkah penting dalam mengatasi kekerasan finansial.

Semakin banyak seseorang memahami tentang pengelolaan uang, semakin sulit bagi pasangan untuk memanipulasi atau menyalahgunakan uang dalam hubungan. Mulailah dengan belajar tentang anggaran, tabungan, investasi, serta manajemen utang.

Selain itu, edukasi finansial juga memberi kekuatan bagi korban untuk memulihkan kemandirian ekonominya.

Dengan memiliki pengetahuan yang memadai tentang keuangan, seseorang dapat merencanakan masa depan yang lebih stabil dan membuat keputusan finansial yang bijak tanpa harus bergantung sepenuhnya pada pasangan.

5. Menyimpan salinan dokumen penting

Pexels/RDNEStockProject

Dalam situasi kekerasan finansial, sangat penting untuk menyimpan salinan dokumen keuangan penting. Dokumen seperti rekening bank, polis asuransi, surat kepemilikan aset, dan laporan kredit harus disimpan di tempat yang aman.

Langkah ini membantu korban menghindari hilangnya akses terhadap aset yang berharga jika pasangan mencoba mengambil alih atau memblokir akses tersebut.

Menyimpan salinan dokumen juga mempermudah dalam proses hukum atau ketika membutuhkan bantuan profesional, seperti konsultan keuangan atau pengacara.

Ini memastikan bahwa korban memiliki bukti yang cukup jika harus memperjuangkan haknya atas aset atau uang yang diambil secara tidak sah oleh pasangan.

6. Membangun jaringan dukungan

Freepik/drobotdean

Membangun jaringan dukungan sosial sangat penting bagi korban kekerasan finansial. Keluarga, teman, atau kelompok pendukung bisa menjadi tempat berbagi cerita dan mendapatkan nasihat. 

Jaringan dukungan ini juga dapat membantu memberikan dukungan emosional dan material jika korban memutuskan untuk meninggalkan situasi kekerasan tersebut.

Dukungan dari orang-orang terdekat dapat memberikan kekuatan mental dan emosional yang diperlukan untuk menghadapi situasi sulit.

Selain itu, melalui jaringan sosial, korban bisa mendapatkan informasi tentang lembaga bantuan, konseling, atau bantuan hukum yang dapat membantu mereka mengatasi kekerasan finansial yang dialami.

7. Menyusun rencana keuangan pribadi

Freepik/rawpixel.com

Membuat rencana keuangan pribadi adalah salah satu langkah kunci untuk mengatasi kekerasan finansial. Rencana ini mencakup tujuan jangka pendek dan jangka panjang dalam hal tabungan, investasi, dan pengelolaan utang. 

Dengan adanya rencana keuangan yang jelas, korban bisa lebih mudah mengelola keuangan dan membangun kembali kemandirian ekonominya.

Rencana keuangan pribadi ini juga memberikan landasan yang kuat untuk mengambil keputusan keuangan secara mandiri. Hal ini penting untuk memastikan bahwa korban memiliki kontrol penuh atas uangnya sendiri dan tidak lagi bergantung pada pasangan yang melakukan kekerasan finansial.

8. Konsultasi dengan ahli keuangan

Freepik/Yanalya

Jika menghadapi situasi yang kompleks terkait keuangan, berkonsultasi dengan ahli keuangan bisa menjadi solusi yang tepat. 

Seorang ahli keuangan dapat membantu mengevaluasi kondisi finansial korban dan memberikan nasihat tentang langkah-langkah yang perlu diambil untuk melindungi aset pribadi.

Mereka juga dapat membantu menyusun rencana untuk mencapai stabilitas finansial jangka panjang. Konsultasi ini penting terutama jika korban merasa terjebak dalam situasi keuangan yang sulit atau membutuhkan nasihat profesional tentang cara terbaik mengatur kembali keuangannya.

Dengan bimbingan ahli, korban bisa memulihkan kendali atas keuangan dan membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.

9. Menetapkan batasan keuangan yang jelas

Freepik/mindandi

Menetapkan batasan yang jelas terkait keuangan dalam hubungan adalah langkah yang krusial untuk mencegah kekerasan finansial. 

Diskusikan peran masing-masing pasangan dalam mengelola keuangan dan buat kesepakatan yang adil terkait siapa yang akan bertanggung jawab atas pengeluaran, tabungan, dan investasi.

Batasan ini membantu memastikan bahwa tidak ada satu pihak yang menguasai seluruh keputusan keuangan. Dengan adanya batasan yang jelas, pasangan dapat saling menghormati hak dan kewajiban dalam mengelola keuangan bersama.

Hal ini juga membantu menjaga transparansi dan mencegah salah satu pihak mengambil kendali penuh atas sumber daya finansial.

10. Mencari bantuan hukum

Unsplash/Tingey Injury Law Firm

Jika kekerasan finansial sudah sampai pada titik yang mengancam kesejahteraan korban, mencari bantuan hukum mungkin menjadi langkah terakhir yang harus diambil. 

Bantuan hukum bisa membantu korban melindungi hak-haknya atas aset dan keuangan. Pengacara dapat memberikan nasihat tentang hak-hak yang dimiliki korban dan memberikan langkah-langkah yang perlu diambil untuk melindungi diri dari eksploitasi lebih lanjut.

Dalam beberapa kasus, bantuan hukum juga penting untuk memastikan korban memiliki akses terhadap perlindungan hukum yang mungkin diperlukan untuk keluar dari situasi kekerasan finansial.

Dengan dukungan yang tepat, korban dapat memutus siklus kekerasan dan memulai kembali hidupnya dengan keuangan yang aman dan terkendali. Nah, itu dia 10 cara mengatasi kekerasan finansial dalam rumah tangga.

Mengatasi kekerasan finansial memerlukan kesadaran, edukasi, dan dukungan. Dengan memahami tanda-tanda kekerasan finansial dan mengambil langkah-langkah strategis, korban dapat melindungi diri dan membangun kembali kemandirian finansialnya. 

Jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional atau organisasi yang mendukung perlindungan keuangan bagi korban kekerasan rumah tangga.

Baca juga:

The Latest