17 Ciri-Ciri Telat Haid karena Stres, Bikin Mood Swing!
Stres sangat memengaruhi segala aspek tubuh!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Stres dapat memengaruhi banyak aspek tubuh, termasuk siklus menstruasi. Ketika seseorang mengalami stres berkepanjangan, tubuh cenderung memprioritaskan respons terhadap stres dibandingkan fungsi reproduksi.
Hal ini pun yang akhirnya menyebabkan gangguan pada siklus haid, seperti keterlambatan menstruasi. BerikutPopmama.com sudah merangkum 17 ciri-ciri telat haid karena stres dari berbagai sumber penelitian! Simak yuk!
1. Menstruasi menjadi tidak teratur
Stres sering kali menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang mengatur siklus menstruasi. Dilansir dari Cleveland Clinic, stres memengaruhi fungsi hipotalamus, bagian otak yang mengatur pelepasan hormon reproduksi.
Ketika hipotalamus terganggu, siklus menstruasi menjadi lebih sulit diprediksi atau bahkan terlambat. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Women's Health menunjukkan bahwa stres emosional kronis dapat menyebabkan gangguan ovulasi.
Ini membuat siklus haid menjadi tidak stabil, baik dengan jarak antar menstruasi yang memanjang atau periode menstruasi yang lebih singkat.
2. Tidak ovulasi atau anovulasi
Stres berat dapat menyebabkan anovulasi, yaitu kondisi ketika ovarium tidak melepaskan sel telur selama siklus menstruasi.
Menurut Harvard Medical School, anovulasi adalah salah satu penyebab utama keterlambatan menstruasi pada wanita dengan tingkat stres tinggi.
Anovulasi sering kali tidak disadari karena gejalanya tidak selalu jelas. Namun, ketika terjadi, kondisi ini dapat memengaruhi kesuburan dan memperpanjang waktu menstruasi.
3. Durasi menstruasi berubah
Stres tidak hanya memengaruhi jadwal menstruasi, tetapi juga durasinya. Menurut Healthline, stres dapat membuat menstruasi lebih panjang atau lebih pendek dari biasanya karena gangguan hormon.
Tubuh yang mengalami stres sering kali memproduksi kortisol dalam jumlah besar, yang memengaruhi hormon estrogen dan progesteron. Ketidakseimbangan ini dapat mengubah pola menstruasi, baik dalam durasi maupun jumlah darah yang keluar.
4. Nyeri haid yang lebih parah
Dilansir dari Mayo Clinic, stres dapat meningkatkan intensitas nyeri haid atau dismenore. Hormon stres seperti kortisol membuat tubuh lebih sensitif terhadap rasa sakit, sehingga kram menstruasi terasa lebih menyakitkan dari biasanya.
Studi dalam Journal of Psychosomatic Obstetrics & Gynecology juga menemukan hubungan antara stres tinggi dengan peningkatan keluhan nyeri haid. Hal ini terjadi karena stres memengaruhi kontraksi otot rahim, yang memperburuk gejala kram.
5. Jerawat yang lebih banyak sebelum haid
Jerawat adalah tanda umum yang muncul sebelum menstruasi, tetapi stres dapat memperburuk kondisinya. Menurut National Institutes of Health (NIH), stres meningkatkan kadar hormon androgen, yang memicu produksi minyak berlebih pada kulit.
Ketika pori-pori tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati, jerawat cenderung muncul lebih banyak, terutama menjelang menstruasi. Kondisi ini biasanya disertai dengan keterlambatan menstruasi.
6. Kelelahan berlebihan
Stres emosional sering kali menyebabkan kelelahan yang ekstrem. Tubuh yang lelah cenderung menunda proses ovulasi dan menstruasi karena energi lebih difokuskan untuk bertahan dari tekanan stres.
Dilansir dari Sleep Foundation, kelelahan akibat stres juga memengaruhi kualitas tidur, yang semakin memperburuk siklus hormonal dan menunda menstruasi.
7. Gangguan tidur atau insomnia
Stres dapat memicu gangguan tidur seperti insomnia, yang berpengaruh langsung pada siklus menstruasi.
Tubuh yang kurang istirahat mengalami gangguan pada hormon melatonin dan kortisol, yang akhirnya memengaruhi hormon reproduksi.
Menurut penelitian dari Sleep Medicine Reviews, gangguan tidur kronis dapat memperpanjang siklus menstruasi hingga lebih dari 35 hari.
8. Perubahan nafsu makan
Stres dapat memengaruhi pola makan, baik dengan meningkatkan nafsu makan secara drastis atau membuat seseorang kehilangan selera makan.
Healthline mencatat bahwa perubahan pola makan ini dapat memengaruhi kadar gula darah dan metabolisme tubuh, yang berdampak pada keterlambatan menstruasi.
Ketika tubuh tidak menerima nutrisi yang cukup, produksi hormon reproduksi seperti estrogen dan progesteron menjadi terganggu. Hal ini sering kali memperlambat siklus menstruasi.
9. Berat badan berubah drastis
Penurunan atau peningkatan berat badan yang signifikan akibat stres juga memengaruhi siklus haid. Dilansir dari Cleveland Clinic, berat badan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menghambat ovulasi dan memperpanjang waktu menstruasi.
Tubuh membutuhkan keseimbangan lemak untuk memproduksi hormon estrogen. Ketika berat badan berubah secara drastis, produksi hormon ini terganggu, menyebabkan haid terlambat.
10. Sakit kepala atau migrain
Sakit kepala atau migrain yang lebih sering muncul juga dapat menjadi tanda stres yang berdampak pada siklus haid.
Dilansir dari Cleveland Clinic, hormon stres seperti kortisol dapat memperburuk sensitivitas terhadap rasa sakit, yang memicu sakit kepala berulang.
Migrain akibat stres biasanya terjadi bersamaan dengan gejala lain, seperti perubahan mood dan kelelahan. Kondisi ini dapat memengaruhi fungsi hormonal tubuh dan memperlambat proses ovulasi, sehingga menstruasi datang lebih lama dari biasanya.
11. Perut kembung dan gangguan pencernaan
Stres juga dapat memicu gangguan pencernaan, seperti perut kembung atau sembelit, yang sering dikaitkan dengan keterlambatan menstruasi.
Menurut Mayo Clinic, stres mengganggu komunikasi antara otak dan usus, yang berdampak pada perubahan pola pencernaan.
Ketika tubuh berfokus pada respons terhadap stres, organ pencernaan bekerja lebih lambat, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman di perut. Gangguan ini dapat memperburuk gejala pramenstruasi dan menyebabkan menstruasi terhambat.
12. Penurunan libido
Salah satu ciri telat haid karena stres adalah penurunan gairah seksual. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Endocrinology, stres kronis dapat menekan hormon reproduksi, seperti estrogen dan progesteron, yang berdampak pada siklus menstruasi dan libido.
Penurunan hormon ini menyebabkan tubuh mengurangi prioritas pada fungsi reproduksi untuk fokus menghadapi stres, sehingga menstruasi terlambat atau bahkan terlewat.
13. Kulit terasa lebih berminyak
Dilansir dari Healthline, stres dapat meningkatkan produksi hormon androgen, yang membuat kulit menghasilkan lebih banyak minyak. Kondisi ini sering menyebabkan kulit terasa lengket atau muncul jerawat.
Perubahan ini menjadi salah satu tanda bahwa tubuh sedang mengalami ketidakseimbangan hormonal, yang juga memengaruhi siklus menstruasi.
14. Mood swing yang ekstrem
Mood swing atau perubahan emosi yang tiba-tiba sering dialami saat seseorang sedang stres. Menurut National Institutes of Health (NIH), perubahan mood ini berkaitan erat dengan ketidakseimbangan hormon yang juga memengaruhi siklus haid.
Selain menyebabkan keterlambatan menstruasi, mood swing dapat memperburuk gejala pramenstruasi seperti kelelahan dan rasa tidak nyaman di tubuh.
15. Kehilangan fokus dan konsentrasi
Stres sering kali membuat seseorang sulit berkonsentrasi atau fokus pada aktivitas sehari-hari. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi produktivitas, tetapi juga mengganggu fungsi hipotalamus, yang mengatur siklus menstruasi.
Menurut artikel di WebMD, gangguan fokus akibat stres kronis dapat memicu perubahan hormonal yang membuat menstruasi datang terlambat.
16. Perubahan nafsu terhadap makanan manis
Stres sering kali membuat seseorang lebih menginginkan makanan manis atau karbohidrat tinggi. Menurut Journal of Clinical Nutrition, konsumsi makanan manis secara berlebihan dapat memengaruhi kadar gula darah dan insulin, yang berdampak pada keterlambatan menstruasi.
Meskipun terlihat sebagai cara untuk mengatasi stres, pola makan ini justru memperburuk ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.
17. Penurunan daya tahan tubuh
Stres kronis dapat menurunkan sistem imun tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi.
Dilansir dari Cleveland Clinic, respons tubuh terhadap stres sering kali mengalihkan energi dari fungsi reproduksi ke sistem imun, yang menyebabkan menstruasi terhambat.
Sistem imun yang melemah juga membuat tubuh lebih sulit mengatur hormon, sehingga siklus haid menjadi terganggu. Hal ini sering kali disertai dengan gejala fisik lain, seperti mudah lelah dan sakit kepala.
Itu dia 17 ciri-ciri telat haid karena stres.Memahami ciri-ciri ini membantu Mama mengenali penyebab keterlambatan menstruasi dan mengambil langkah yang tepat untuk mengatasinya. Jika stres dirasa sulit dikelola, konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan untuk mendapatkan bantuan profesional.
Baca juga:
- 8 Ciri-Ciri Kanker Payudara selain Muncul Benjolan
- 10 Ciri Penyakit TBC yang Sudah Parah, Sering Tidak Disadari!
- 10 Ciri Kolesterol Tinggi pada Perempuan, Beserta Cara Mencegahnya