Terapi Garam: Sejarah, Manfaat, dan Efek Samping
Terapi garam juga dipercaya dapat membantu kesehatan kulit!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Terapi garam adalah metode pengobatan alternatif yang menggunakan partikel garam untuk meningkatkan kesehatan, khususnya pernapasan dan kulit.
Praktik ini telah ada sejak abad ke-19 dan kini banyak dilakukan di spa atau klinik khusus. Meski menawarkan berbagai manfaat, terapi ini juga memiliki efek samping yang perlu diperhatikan.
Berikut Popmama.com menyediakan ulasan lengkap tentang terapi garam, mulai dari sejarah, manfaat, dan efek samping. Simak yuk!
1. Sejarah terapi garam
Terapi garam telah dikenal sejak abad ke-12 di Eropa Timur. Saat itu, praktik mengunjungi gua garam untuk tujuan kesehatan, yang disebut speleotherapy, menjadi hal yang umum. Orang-orang percaya bahwa udara di gua tersebut dapat membantu mengatasi berbagai masalah pernapasan.
Penambang garam di Polandia pada abad ke-18 kemudian menemukan versi modern terapi ini, setelah menyadari bahwa mereka yang bekerja di tambang memiliki paru-paru yang lebih sehat dibandingkan masyarakat umum.
Pada tahun 1843, seorang dokter Polandia bernama Felix Boczkowski menerbitkan penelitian yang menyebutkan bahwa partikel garam di udara tambang dapat mencegah gangguan pernapasan.
Penemuan ini menjadi dasar dari terapi garam, yang kemudian berkembang menjadi pengobatan populer di banyak negara. Seiring waktu, tambang garam di Eropa Timur menjadi destinasi terapi yang menarik wisatawan dari seluruh dunia.
Saat ini, terapi garam tidak hanya dilakukan di gua atau tambang garam, tetapi juga di ruang garam yang dirancang khusus di spa atau klinik. Teknologi modern memungkinkan replikasi kondisi udara asin, sehingga manfaatnya bisa dinikmati di berbagai tempat.
2. Manfaat terapi garam untuk kesehatan
Terapi garam dikenal memiliki manfaat utama untuk kesehatan pernapasan. Dilansir dari WebMD, terapi ini membantu mengatasi gangguan seperti asma, bronkitis, dan alergi.
Partikel garam yang dihirup dianggap mampu membersihkan lendir dari saluran pernapasan, mengurangi peradangan, dan meningkatkan fungsi paru-paru.
Selain manfaat pernapasan, terapi garam juga dipercaya dapat membantu kesehatan kulit. Paparan udara asin dapat mengurangi iritasi pada kulit akibat eksim atau psoriasis. Terapi garam dapat membantu mempercepat regenerasi kulit dan menjaga kelembapannya.
Tidak hanya itu, terapi ini juga menawarkan efek relaksasi. Banyak orang merasa lebih tenang setelah menjalani terapi garam, menjadikannya pilihan populer untuk mengatasi stres atau insomnia. Meski demikian, efektivitas terapi ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaatnya secara ilmiah.
3. Efek samping terapi garam pada kesehatan
Meski dianggap aman bagi sebagian besar orang, terapi garam tetap memiliki risiko. Salah satu efek samping yang umum adalah iritasi saluran pernapasan.
Pada pasien dengan asma, partikel garam yang dihirup dapat menyebabkan batuk, mengi, atau sesak napas yang lebih parah. Kondisi ini membuat terapi ini perlu dilakukan dengan hati-hati.
Selain itu, terapi garam juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, meskipun kasus ini jarang terjadi. Orang dengan kondisi seperti hipertiroidisme, hipertensi, atau penyakit jantung disarankan untuk menghindari terapi ini.
Berdasarkan panduan dari Healthline, pasien dengan penyakit menular, gangguan darah, atau luka terbuka juga tidak disarankan menjalani terapi ini tanpa konsultasi dokter.
Kurangnya regulasi di banyak klinik terapi garam menjadi perhatian tambahan. Variasi jumlah garam yang digunakan dan ketiadaan staf medis di lokasi terapi dapat menimbulkan risiko yang tidak terduga.
Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mencoba terapi garam, terutama bagi yang memiliki riwayat penyakit tertentu.
Itu dia informasi mengenai terapi garam, mulai dari sejarah, manfaat, dan efek samping! Yuk, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu dan cari tempat terpercaya untuk mencoba terapi garam secara aman!
Baca juga:
- Apa Itu Parental Burnout? Tuntutan Orangtua Sempurna
- Apa Itu Battered Woman Syndrome? Bisa Memengaruhi Kondisi Mental
- Apa Itu Anggur Muscat? Anggur yang Berasal dari Jepang