TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Bolehkah Mandi Junub Tanpa Keramas? Ini Penjelasannya

Perempuan tidak perlu membuka gulungan rambut

Pexels/Karolina Grabowska

Mandi junub dilakukan saat seseorang baik laki-laki maupun perempuan Muslim dalam keadaan junub atau berhadas besar. Mandi ini berupa kegiatan mengguyurkan air ke seluruh badan dari ujung kepala hingga kaki.

Masyarakat pada umumnya mandi dengan menggunakan sabun dan keramas dengan shampo, tak terkecuali saat mandi junub. Keramas adalah kegiatan membersihkan rambut dengan shampo untuk menghilangkan kotoran yang menempel di rambut dan kulit kepala.

Akan tetapi, bolehkah mandi junub dilakukan tanpa keramas dengan shampo? Bagaimana hukumnya, sah atau tidak mandi junubnya?

Berikut Popmama.com telah merangkum tentang bolehkah mandi junub tanpa keramas? Ini jawabannya.

Pengertian Mandi Junub

Pexels/Sachith Hettigodage

Mandi junub, dalam konteks keagamaan, adalah suatu praktik pembersihan yang dilakukan oleh umat Muslim setelah mengalami kondisi junub, yaitu keadaan setelah melakukan hubungan intim atau mimpi basah.

Mandi junub dijalankan sebagai bagian dari upaya untuk memurnikan diri sebelum melaksanakan ibadah tertentu, seperti salat atau menyentuh Al-Qur'an.

Rukun Wajib Mandi Junub

Pexels/Vitória Santos

Menurut informasi dari NU Online, dalam literatur fikih disebutkan bahwa mandi besar atau mandi junub memiliki dua aspek yang harus diperhatikan.

Pertama, pentingnya niat untuk melaksanakan mandi wajib dan menghilangkan hadas besar. Kedua adalah menyiram seluruh tubuh dengan air dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Penting bahwa air merata di seluruh bagian tubuh, termasuk rambut, bulu-bulu tubuh, dan lipatan-lipatan tubuh.

Jika kedua aspek ini telah terpenuhi, maka mandi junub dianggap sah. Penting untuk mencatat bahwa keduanya merupakan elemen yang harus dipenuhi agar mandi junub dianggap sah.

Rukun mandi wajib itu ada dua, yakni niat dan meratakan air ke seluruh tubuh”, disebutkan oleh Syaik Salim bin Sumair Al-Hadhrami dalam kitab Safinatun Najah

Mandi Junub yang Dilakukan Rasulullah

Pexels/Ron Lach

Dalam satu riwayat hadis, disampaikan bahwa ketika Nabi Muhammad mandi junub, beliau hanya menggunakan air tanpa menggunakan bahan pembersih tambahan seperti sabun atau shampo.

Nabi Muhammad ketika mandi janabah, terlebih dahulu beliau membasuh tangannya, kemudian berwudhu seperti wudhu untuk salat, lalu beliau mandi, dan kedua tangannya menyelah-nyelahi rambut hingga basahnya telah merata pada kulit rambut. Selanjutnya beliau mulai menyiramkan air ke atas kepala sebanyak tiga kali kemudian beliau menyiramkan seluruh tubuhnya,” (HR. Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan penjelasan di atas, mandi wajib tetap dianggap sah meskipun tanpa menggunakan sampo saat keramas. Dalam konteks ini, yang paling penting adalah menyiramkan air secara merata dari ujung rambut hingga ujung kaki, termasuk area yang terlipat, pangkal rambut, dan bagian tubuh yang terlihat dari luar.

Dalam sebuah ceramah di kanal Youtube Al-Bahjah, Ulama Buya Yahya menjelaskan bahwa jika seluruh tubuh telah dibasahi dengan air, maka mandi junub dianggap sah.

Hal ini juga diperkuat dengan hadis Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa mandi junub hanya perlu menyirami rambut atau bagian kepalanya dengan air sebanyak tiga kali.

Perempuan Tidak Wajib Membuka Gulungan Rambut

Pexels/ThisIsEngineering

Bahkan, bagi muslimah perempuan, tidak diwajibkan untuk membuka gulungan rambut mereka saat melakukan mandi wajib.

Sesuai dengan informasi sebelumnya, wanita tidak diharuskan menjangkau pangkal rambut atau bahkan membuka kepangan atau ikatan rambutnya.

Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW ketika beliau ditanya oleh Ummu Salamah.

Ummu Salamah berkata, "Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub?"

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa perempuan hanya perlu mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali.

"Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu tiga kali guyuran." (HR Tirmidzi)

Hal ini juga diperkuat dengan hadits yang mendukung bahwa perempuan cukup mengguyur kepalanya tiga kali.

"Jika seorang perempuan mandi setelah melakukan hubungan seksual, maka tidak perlu baginya untuk melepaskan rambutnya. Cukup dia menuangkan air ke atas kepalanya tiga kali. Tapi, kalau dia mandi setelah selesai haid, maka dia harus melepas rambutnya," (HR Muslim)

Mandi junub bukan hanya sekadar tindakan pembersihan fisik, tetapi juga melibatkan dimensi spiritual yang memperkuat hubungan dengan Tuhan.

Kesungguhan dalam memenuhi rukun-rukun mandi junub, seperti niat dan menyirami seluruh tubuh dengan air, mencerminkan komitmen untuk menjaga kesucian dan kesejatian diri.

Dalam setiap tetes air yang mengalir, terdapat simbolisme yang membangun kebersihan lahir dan batin. Semoga melalui pelaksanaan mandi junub, kita dapat mencapai kesucian jiwa dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan hati yang bersih.

Itulah bolehkah mandi junub tanpa keramas? Semoga bermanfaat.

Baca juga:

The Latest