Perubahan Sistem Kerja dapat Memengaruhi Kesehatan Mental, Mengapa?
Perubahan sistem kerja dapat menyebabkan kesehatan mental para pekerja menjadi buruk
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Keberadaan pandemi merubah hampir seluruh sektor di berbagai bidang, salah satunya adalah pekerjaan. Istilah work from home menjadi kalimat yang sering disebut oleh semua para pekerja yang terdampak dari pandemi ini.
Perubahan sistem kerja memberikan dampak yang tidak baik untuk kesehatan mental karyawan. Di sisi lain, adanya tekanan dan pekerjaan yang numpuk, juga memicu terjadinya gangguan mental yang dapat menyebabkan depresi.
Berbicara mengenai kesehatan mental, Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ selaku Secretary General dari Asian Federation of Psychiatric Associations menyebut bahwa perusahaan harus berinsiatif memiliki in house konselor untuk membantu karyawannya dalam menghadapi perubahan yang akan terjadi mendatang.
Selain itu, perempuan yang akrab disapa Noriyu juga menyampaikan beberapa pesan kepada karyawan dan perusahaan untuk lebih memerhatikan kesehatan mental.
Berikut Popmama.commerangkum apa saja yang membuat perubahan sistem kerja dapat memengaruhi kesehatan mental? Disimak, ya, Ma, Pa!
Memperhatikan Tanda-Tanda Gangguan Kesehatan Mental di Tubuh Kita, Salah Satunya Burnout
Selama pandemi yang terjadi beberapa tahun belakangan ini, seluruh pekerja dihadapkan dengan perubahan rutinitas kerja, yang semula bekerja dari kantor, kini mengharuskan bekerja dari rumah. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang dapat memicu gangguan kesehatan mental, salah satunya adalah burnout.
Burnout merupakan suatu kondisi yang di mana pekerja mengalami stres berlebih. Saat burn out, para pekerja akan merasa lelah terhadap emosional, fisik, dan mental yang disebabkan oleh pekerjaanya. Kondisi ini ditandai dengan adanya kelebihan secara emosi, seperti mudah lapar, terbawa perasaan, prestasi atau kinerja menurun, serta kompetensi yang menurun.
Menurut Nova, selama pandemi, orang-orang merasakan burnout ketika dihadapkan dengan bekerja dari rumah. Namun, sebenarnya burnout juga dapat dialami oleh orang-orang yang bekerja dari kantor.
Sehingga, penting untuk memerhatikan tanda-tanda yang muncul pada kesehatan jiwa di tubuh kita, sebelum menyebabkan gangguan kesehatan mental pada diri kita.
“Jadi intinya adalah you speak attention terhadap alarm-alarm kesehatan jiwa di tubuh kita, yang diantaranya munculnya burnout, sebelum menjadi entitas diagnosis, seperti depresi atau gangguang cemas,” Ujar Nova dalam acara Indonesia Millenial & Gen-Z Summit 2022 by IDN Media di The Tribrata, Darmawangsa, Jakarta Selatan, pada Jumat (30/9/2022).
Kesehatan Mental Para Pekerja Sangat Penting
Sulit beradaptasi menjadi faktor lain yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental terhadap para pekerja. Pasalnya, selama pandemi, orang-orang dihadapkan dengan perubahan sistem kerja yang semula bekerja dari kantor menjadi bekerja dari rumah.
Terlebih lagi, banyak tempat kerja yang saat ini menerapkan sistem hybrid untuk pekerjanya di masa new normal yang dimana membuat pekerjanya harus merasakan bekerja dari kantor dan dari rumah secara bergantian.
Seperti yang dikatakan oleh Nova, bahwa beradaptasi tidak seperti membalikkan tangan, butuh waktu dan proses untuk menghadapi perubahan sistem kerja yang berubah seperti saat ini. Maka dari itu, peran tempat kerja menjadi wadah penting untuk membantu karyawannya merasakan kenyamanan dalam bekerja.
Noriyu juga menambahkan, compassionate workplace is essential yang artinya bahwa perusahaan menjadi tempat yang sangat utama dalam memberikan penuh belas kasih kepada karyawannya. Hal inilah yang harus dilakukan oleh setiap tempat kerja dalam membantu karyawannya agar dapat menyesuaikan dengan adanya sistem kerja yang berubah-ubah.
Maka dari itu, perusahaan semestinya memiliki inisiatif untuk menyediakan layanan kesehatan mental, seperti in house konselorperusahaan yang dapat membantu karyawan berkonsultasi mengenai kesehatan mentalnya.
Sehingga dengan adanya fasilitas kesehatan mental dari perusahaan, dapat membantu karyawannya untuk adaptif dalam menghadapi perkembangan zaman yang sangat cepat.
“Compassionate workplace is essential. Jadi tempat yang penuh belas kasih terhadap pegawainya itu sangat utama. Malahan kemarin, dalam menghadapi kondisi yang berubah-ubah, ini kan artinya orang bisa beradaptasi baik, bisa mau adaptif. Saat dia mau adaptif, dia artinya butuh outlet, butuh platform untuk menyampaikan itu. saya rasa regulasi-regulasi mungkin kalau tidak bisa dilakukan pada level nasional atau level daerah, yang berarti company lah yang harus membuat inisiatif yang dapat membantu pegawai beradaptasi atau pekerjanya. Beradaptasi dalam kondisi menghadapi perubahan zaman yang sangat cepat seperti sekarang and who know what’s next?", kata Nova.
Itu dia alasan yang mengapa perubahansistem kerja dapat memengaruhi kesehatan mental para pekerja di kondisi saat ini. Selagi bekerja, Mama dan Papa perlu memperhatikan tanda-tanda gangguan kesehatan mental yang muncul.
Baca juga :
Agar Bebas Stres, Ini Cara Rawat Kesehatan Mental Bekerja di Rumah
Psikosomatik Terjadi saat Mulai Bekerja di Kantor, Wajar Nggak Ya?