TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Deddy Corbuzier Ungkap Sudah 80 Kali Disomasi, Tak Ada yang Tembus

Di IMGS 2023, Deddy Corbuzier bagikan pengetahuan soal berdebat

Instagram.com/indonesia.summit

Indonesia Millenial dan Gen-Z Summit (IMGS) 2023 hari ketiga pada Minggu (26/11/2023) turut dihadiri oleh Deddy Corbuzier sebagai pembicara. Dimoderatori oleh Coki Pardede, sang podcaster membahas tema Speak Up Properly: Scale Up Argument Responsibly

Deddy mendapat lebih dari 80 kali somasi dari sejumlah asosiasi selama menjadi pemandu podcast fenomenal yang berani berargumen bertajuk Close The Door. Namun, ia menegaskan bahwa somasi yang dilayangkan kepadanya tak ada yang berhasil tembus. 

Untuk menjawab alasannya, berikut ini Popmama.com telah mengulas pernyataan Deddy Corbuzier yang telah disomasi sebanyak 80 kali

Disimak, yuk!

1. Sejumlah asosiasi diketahui tak memiliki ketua

Instagram.com/indonesia.summit

Deddy Corbuzier menyampaikan bahwa ia disomasi sudah 80 kali dan salah satu yang melayangkan somasi kepadanya adalah asosiasi ODGJ (Orang Dalam Gangguan Jiwa). 

"Saya disomasi oleh asosiasi ODGJ. Saya sampai detik ini masih mikir ketuanya siapa?" katanya. 

Selain oleh asosiasi ODGJ, ia juga pernah disomasi oleh pekerja sosial terkait permasalahan Rachel Vennya yang viral beberapa waktu lalu. Kala itu Deddy berpendapat untuk menghukum Rachel membersihkan jalan tol menjadi pekerja sosial. 

Akan tetapi pendapatnya itu justru berujung pada somasi lagi oleh asosiasi pekerja sosial. 

2. Sebuah perkumpulan atau asosiasi, tidak bisa melayangkan somasi

Instagram.com/indonesia.summit

Podcast Deddy Corbuzier terkenal sebagai platform yang memberikan ruang pada 'humor pinggir jurang'. Meski ada manfaatnya, namun konten seperti ini juga berpotensi menimbulkan kegaduhan. 

"Dalam UU ITE itu asosiasi sebenarnya atau sebuah perkumpulan, tidak bisa mensomasi atau menuntut. Yang bisa menuntut hanya manusia, pribadi, individu. Sebenarnya disomasi oleh asosiasi itu saya nggak peduli, karena asosiasi tidak bisa menuntut kecuali terjadi kerusuhan yang disebabkan oleh kata-kata tersebut," jelasnya.

Sehingga, somasi tersebut hanya akan menjadi gaduh apabila kata-kata yang dilontarkan menimbulkan kericuhan besar. 

3. Dalam berdebat, Deddy punya batasan tersendiri

Instagram.com/indonesia.summit

Pemilik podcast bertajuk Close The Door ini mengakui dirinya sebagai pendengar yang baik, terlebih sedang melakukan obrolan dengan narasumbernya. Ia mengedepankan kenyamanan bagi narasumber untuk berbicara. 

Terkait adu argumen, Deddy juga punya batasan sendiri. Menurutnya, tak masalah jika ingin memberikan kritik, namun yang tak diperbolehkan adalah menyebut kata-kata kasar dibarengi dengan menyebut nama orang lain. 

"Kalau kritik boleh, kalau misalnya kita ngomong ngata-ngatain, udah kata kasar ada nama orangnya, itu nggak boleh," katanya pada Indonesia Millenial and Gen-Z Summit (IMGS) 2023 di sesi Speak Up Properly: Scale up Argument Responsibly pada Minggu (26/11/2023).

4. Pesan Deddy Corbuzier untuk generasi milenial dan Gen Z dalam mengemukakan pendapat

Instagram.com/indonesia.summit

Dari banyaknya fenomena yang belakangan ini terjadi, para generasi muda terutama yang menggunakan internet kerap mengemukakan pendapat dengan cara melontarkan kejelekkan sejumlah pihak. 

"Kalian kalau mau puji-puji presiden silakan, tapi jangan jelekkin yang lain. Ini dari zaman dulu, contohnya Anies masuk got dikata-katain, Pak Prabowo jalan pakai tongkat dikata-katain. Ngapain? Kalau mau mendukung calonnya silakan, tapi jangan ngatain calon lain," tegas Deddy. 

Nah, itu dia pernyataan Deddy Corbuzier yang telah disomasi sebanyak 80 kali tetapi tak tembus. Tak sembarang melontarkan kalimat, karena pada dasarnya Deddy Corbuzier mengetahui etika dan aturan yang berlaku saat berdebat. 

Baca juga:

The Latest