TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Deretan Fakta Luka Dekubitus pada Lansia, Perlu Perawatan Intensif

Penderita luka dekubitus perlu menggunakan popok bersirkulasi sebagai perawatannya

Freepik/jcomp

Luka dekubitus menjadi salah satu masalah sosial di Indonesia, terutama bagi kalangan lanjut usia atau lansia. Rasio kejadian luka dekubitus pada lansia di Indonesia cukup tinggi, yakni mencapai 33 persen.

Lansia yang menderita luka dekubitus adalah mereka yang mengalami kondisi tirah baring dengan mobilitas terbatas. Hal ini dikarenakan adanya tekanan pada area tubuh yang sama dalam jangka waktu lama.  

Kondisi tersebut akan semakin parah jika lansia menggunakan popok dengan sirkulasi udara yang tak baik. Hal tersebut akan membuat kulit menjadi pengap dan rentan terhadap iritasi. 

Lantas, seperti apa sebenarnya luka dekubitus dan bagaimana cara perawatannya? 

Berikut ini Popmama.com bagikan deretan fakta luka dekubitus pada lansia yang perlu diketahui.

Disimak informasi detailnya, yuk!

1. Kasus luka dekubitus di Indonesia tertinggi se-ASEAN

Freepik/jcomp

Rasio kejadian luka dekubitus di Indonesia diketahui lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN. Hal ini menjadikan luka dekubitus sebagai salah satu masalah sosial yang cukup menjadi perhatian di Indonesia. 

dr. Nida Rohmawati, MPH selaku Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan bahwa rasio kejadian luka dekubitus di Indonesia mencapai 33 persen. 

"Untuk menangani situasi ini, kami dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mensosialisasikan upaya pencegahan luka dekubitus pada masyarakat. Meskipun begitu, inisiatif ini tak cukup jika hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tapi juga memerlukan dukungan dari sektor swasta," ungkapnya. 

2. Luka dekubitus disebabkan oleh tekanan pada area tubuh yang sama dalam waktu lama

Freepik

Di samping itu, dr. Rinadewi Astriningrum Sp.D.V.E., Subsp.D.A dari KSDGI menjelaskan bahwa lansia dengan kondisi tirah baring yang mobilitasnya terbatas memiliki risiko terkena luka dekubitus lebih tinggi.

Hal ini dikarenakan adanya tekanan pada area tubuh tertentu yang sama dalam jangka waktu lama.

Kondisi ini akan semakin parah jika lansia menggunakan popok dengan sirkulasi udara yang tak baik. Dampaknya, kulit bisa menjadi pengap dan rentan terhadap iritasi. 

"Oleh karena itu, popok yang sirkulasi udaranya baik, efektif untuk mencegah terjadinya luka dekubitus," tutur Rinadewi.

3. Lansia yang terkena luka dekubitus memerlukan perawatan intensif

Freepik/prostooleh

Lansia yang memiliki luka dekubitus perlu dirawat secara intensif dibandingkan lansia yang tak memiliki masalah kulit. 

Jajang Rahmat Solihin, M.Kep,Sp.Kep Kom sebagai Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) DKI Jakarta menjelaskan bahwa lansia rentan terkena luka dekubitus jika tetap berada dalam kondisi tubuh yang sama dalam jangka waktu lama karena sirkulasi darah terhambat. 

Oleh karenanya, penting untuk mengubah posisi tubuh secara berkala. Selain itu, perlu juga memilih popok yang memiliki sirkulasi udara yang baik. 

"Membasuh kulit di sekitar area luka dekubitus dengan air hangat secara perlahan juga tak kalah penting," tutur Jajang.

4. Popok bersirkulasi jadi solusi bagi lansia penderita luka dekubitus

Freepik

Dokter Eva Suryani, M.D.,Psychiatrist sebagai Director of Education & Research di Rumah Sakit Atmajaya mengungkapkan bahwa popok yang selama ini digunakan pasien, sirkulasi udaranya kurang baik.

Hal itu membuat keluarga pasien perlu membeli salep untuk mengatasi gatal dan ruam. Meskipun demikian, masalah kulit yang dialami konsumen tak terselesaikan begitu saja. 

Sebagai solusinya, Lifree meluncurkan popok dewasa pertama dan satu-satunya di Indonesia dengan 100 persen bahan breathable, yakni Lifree Popok Perekat. Lifree Popok Perekat dikenal punya sirkulasi udara yang baik, bahkan mampu mencegah terjadinya iritasi kulit serta kulit lembap.

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, popok bersirkulasi terbukti bisa mengurangi kelembapan kulit di area sekitar perut (skin moisture) sampai 25 persen dibandingkan menggunakan popok perekat biasa berbahan vinyl. 

Kemudian, kelembapan (humidity) di dalam popok juga membaik 23 persen dibanding popok perekat biasa.

Mereka juga telah melakukan uji penggunaan terhadap pasien dan perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi dan Rumah Sakit Atmajaya di Jakarta. 

Hasilnya, seluruh perawat yang berkontribusi dalam pengujian sepakat kalau popok tersebut memiliki sirkulasi udara yang bagus, tak menyebabkan ruam, dan pasien merasa lebih aman. 

Pihak keluarga juga puas dengan hasilnya, di mana 95 persen keluarga pasien menganggap popok bersirkulasi tersebut tak pengap dan kondisi bagian kulit yang terdapat luka dekubitus jadi membaik. 

Itulah sejumlah fakta luka dekubitus pada lansia yang perlu diketahui. Hadirnya popok bersirkulasi pun menjadi solusi para lansia penderita luka dekubitus agar tak memperparah kondisinya. 

Baca juga:

The Latest