TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Matahari Papua, Lakon Terbaru Teater Koma di TIM

Salah satu pertunjukkan dari naskah terakhir Nano Riantiarno (Alm), bertajuk "Matahari Papua"

Popmama.com/Erenzwei Ernawan

Teater koma kembali menghadirkan produksi terbarunya yang bertajuk Matahari Papua, lakon yang menjadi produksi ke-230 ini merupakan naskah terakhirnya yang ditulis oleh Nobertus Riantiarno atau juga biasa dikenal Nano Riantiarno (Alm), sang pendiri Teater Koma.

Matahari Papua mengisahkan di wilayah Kamoro, Papua. Terdapat seorang pemuda bernama "Biwar",  tumbuh dewasa di bawah asuhan sang Mama "Yakomina", dan didikan Dukun Koreri. Saat mencari ikan, Biwar menolong Nadiva dari serangan Tiga Biawak, anak buah Naga, yang meneror Tanah Papua dan menghabisi kekayaan alam Papua.

Pertunjukkan kali ini disutradarai oleh anak dari Nano Riantiarno, yaitu Rangga Riantiarno dan asisten sutradara, Nino Bukir. Pementasan Matahari Papua akan menjadi salah satu pertunjukan yang amat berkesan bagi Teater Koma karena pertunjukan ini diselenggarakan berdekatan dengan hari lahir mas Nano, pada 6 Juni.

Berikut informasi mengenai gladi resik dan pementasan Matahari Papua, Lakon Terbaru Teater Koma di TIM dari Popmama.com. Yuk, kita simak!

Pementasan Gladi Resik Matahari Papua dari Teater Koma

Popmama.com/Erenzwei Ernawan Potongan pentas gladi resik lakon "Matahari Papua" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, kamis (6/6/2024).

Suasana gladi resik pementasan Matahari Papua di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, sangatlah meriah, penuh dengan apresiasi dari pengunjung dan pesan kemerdekaan untuk manusia.

"Naskah ini ngebahas soal kemerdekaan secara filosofis, kemerdekaan itu bisa secara personal, atau secara nasional, gitu. Apakah kita sudah merdeka? Saya melihat "naga" ini (karakter pada lakon Matahari papua) mungkin hal yang kita lawan setiap hari, atau bahkan diri kita sendiri," jelas Rangga Riantiarno sebagai sutradara pertunjukkan Matahari Papua di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Kamis (6/6/2024).

Naskah Matahari Papua, lakon terbaru Teater Koma berdurasi 150 menit saat pentas gladi resik di Taman Ismail Marzuki. Pentas kali ini diperankan oleh aktor handal seperti Tuti Hartati, Lutfi Ardiansyah, dan Joind Bayuwinanda, serta NettaKusumah Dewi, dan masih banyak lagi.

Teater Koma Gelar Pentas di TIM 7-9 Juni 2024

Popmama.com/Erenzwei Ernawan Potongan pentas gladi resik lakon "Matahari Papua" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, kamis (6/62024).

Pertunjukkan Matahari Papua dipentaskan Jumat (7/6/2024) pukul 19.30 WIB, Sabtu (8/6/2024) pukul 13.00 WIB dan 19.30 WIB, lalu Minggu (9/6/2024) pukul 13.00 WIB, di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.

Pementasan ini juga akan menjadi pertunjukan pertama Teater Koma kembali di Graha Bhakti Budaya, setelah beberapa tahun terakhir ini harus berpindah tempat karena renovasi dan situasi pandemi.

Perasaan Asisten Sutradara dan Aktor Teater Koma pada Gladi Resik Lakon Matahari Papua

Popmama.com/Erenzwei Ernawan Jumpa pers produser, sutradara, dan aktor lakon "Matahari Papua" di Taman Ismail Marzuki, Kamis (6/6/2024).

Setelah selesai pentas gladi resik para pengunjung dan para aktor berkumpul di lobby Graha Bhakti Budaya. Para pengunjung beramai-ramai memberi apresiasi yang antusias dan berpoto-poto serta saling memberikan doa untuk sukses dalam mementaskan Matahari Papua di tanggal 7-9 Juni 2024.

Para aktor pun merasakan euphoria yang bahagia untuk gladi resiknya lakon Matahari Papua ini, bahkan rasa lelahnya hilang ketika sudah bermain di atas panggung karena mendapatkan apresiasi yang meriah dari penonton.

"Perasaannya tuh lega, dari berpuluh-puluh kali latihan, akhirnya bisa mementaskan di depan khalayak, walaupun masih GR (Gladi Resik), excited banget, seneng, apresiasinya terima kasih banyak," jawab Lutfi Ardiansyah sebagai "Biwar" pemeran utama lakon Matahari Papua di Graha Bhakti Budaya, Kamis (6/6/2024).

Aktor utama, Lutfi Ardiansyah yang memerankan peran "Biwar" mengutarakan hatinya, bahwa sangat berarti untuknya dalam mengenang naskah terakhir dari almarhum Nano Triantiarno, pendiri Teater Koma.

"Aduh, saya takut nangis, tapi saya baru masuk Teater Koma tahun 2020, saya baru dapet ilmu sedikit, tapi itu sudah sangat berarti sih bagi saya," curhatnya.

Nino Bukir selaku asisten sutradara pada lakon ini juga, menyatakan isi hatinya yang tidak jauh berbeda dengan aktor handal, yaitu Lutfi Ardiansyah.

"Campur aduk sih yang saya rasakan, ada rasa bangga, ada sedikit sedihnya juga karena kami setidaknya, disini secara tim bisa merealisasikan, menghadirkan pikiran dari almarhum om nano dan jajaran ke atas panggung," jawab Nino Bukir.

Itu dia informasi mengenai gladi resik dan pementasan Matahari Papua, Lakon Terbaru Teater Koma di TIM. Mungkin dengan menambah wawasan, Papa dan Mama mungkin tertarik menonton pertunjukkan teater? 

Baca juga:

The Latest