5 Cara Membedakan Count the Blessing dengan Toxic Positivity

Salah satu hal yang ternyata berbahaya bagi kesehatan mental adalah toxic positivity. Namun ada juga yang mirip bernama count the blessing. Popmama.com akan menjabarkan bedanya.
Kedua hal ini adalah sama-sama melihat sisi baik sebuah kejadian. Bedanya, ada di cara mensyukurinya.
Analisa Widyaningrum, Psikolog & CEO Analisa Personality Development Center memberikan penjelasan dalam acara Inspiring Glow Session Be Productive and Less Stress During Crisis oleh Wardah.
Menurutnya, ada perbedaan mendasar antara count the blessing dan toxic positivity. Yuk cari tahu!
1. Apa itu count the blessing
Dalam respon menerima stres, ada tahapan count the blessing atau menghitung syukur. Pada tahap ini, kamu diajak melihat sisi terang sebuah kejadian yang dianggap sebagai pemicu stres.
"Seperti contoh, pasti sedih ditinggal orang terkasih, namun lihat lagi siapa yang masih ada di sekitar kita. Syukuri bahwa mereka masih sehat dan selamat," tutur Ana.
Ini bisa berlaku pada hampir semua aspek. Saat mengalami sesuatu yang buruk atau tidak menyenangkan, hibur diri sendiri dengan melihat sisi yang lebih baik.
"Meski sedih, kita tetap bersyukur. Kemudian, lihat lagi tujuan yang lebih besar. Ini sudah ada di tahap penerimaan," kata Ana.
Dengan begitu, harapan bisa muncul dan kamu bisa merasa lebih beruntung serta mampu melangkah melanjutkan hidup.