Dexamethasone, Obat yang Bekerja untuk Kurangi Peradangan
Obat ini termasuk golongan steroid serta tidak disarankan untuk ibu hamil dan menyusui
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apa itu dexamethasone? Dexamethasone adalah obat untuk mengatasi peradangan, reaksi alergi dan penyakit autoimun. Penelitian terbaru menyebutkan bahwa obat ini bisa menjadi penyelamat pasien Covid-19 gejala berat.
Dexamethasone adalah obat murah dan juga tersedia di puskesmas. Untuk golongannya, ia termasuk dalam steroid atau kortikosteroid.
Menurut fk.ui.ac.id, obat ini sering disebut sebagai obat dewa karena efek terapinya sangat cepat. Namun, adakah efek samping mengonsumsi obat ini tanpa pengawasan dokter?
Berikut Popmama.com akan jabarkan untuk Mama.
1. Kegunaan obat dexamethasone
Obat dexamethasone bekerja dengan cara mengurangi peradangan dan menurunkan sistem kekebalan tubuh. Cara kerjanya sama seperti steroid yang dihasilkan tubuh secara alami.
Sedangkan kalau menurut artikel di situs Fakultas Kedokteran UI, obat ini juga digunakan untuk pasien-pasien radang sendi dan berbagai bengkak lain karena peradangan.
Bahkan pada beberapa jenis kanker, kelompok steroid ini juga digunakan untuk kombinasi dengan obat antikanker sebagai kemoterapi.
2. Kegunaannya untuk pasien Covid-19
Dexamethasone mendadak menjadi salah satu obat yang diburu lantaran memiliki efek bagi pasien yang sedang terinfeksi virus corona.
Hal ini didapat dari laporan ketua tim peneliti The Randomised Evaluation of Covid-19 Therapy (Recovery) Trial on Dexamethasone dari Universitas Oxford Inggris. Menurut riset yang belum dipublikasikan di jurnal kedokteran ini, ada efektivitas tertentu pada mereka yang mengalami gejala berat Covid-19.
Menurut WHO, hal ini benar adanya. Namun yang harus diperhatikan adalah pengaruh efektivitasnya. Mereka yang memiliki gejala ringan hingga sedang, tidak disarankan menggunakan obat ini karena tidak memiliki efek berarti.
Sedangkan bagi mereka yang punya efek berat, seperti menggunakan ventilator, pemberian obat ini memiliki efek kesembuhan 1/3 lebih besar dibanding pada mereka yang tidak diberikan.
Jadi, jangan asal beli dan asal konsumsi, ya.
3. Dosis dan aturan pakai obat dexamethasone
Penting untuk diketahui bahwa dexamethasone hanya bisa diberikan oleh dokter dengan resep. Dosisnya pun akan disesuaikan dengan kondisi pasien.
Untuk obat tablet:
Kondisi: Mengatasi peradangan dan penyakit autoimun
Dewasa: Dosis awal 0,5 - 9 mg/hari. Dosis maksimal 1,5 mg/hari
Anak-anak: Dosis awal 0,02 - 0,3 mg/kg BB/hari, dibagi ke dalam 3-4 konsumsi. Dosis akan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan respons dari pasien.
Kondisi: Multiple sclerosis
Dewasa: Dosis awal 30 mg/hari selama 1 minggu, diikuti 4-12 mg/hari selama 1 bulan.
Untuk obat tetes mata:
Kondisi: Radang mata
Dewasa: 1 tetes, 4-6 kali per hari
Ada juga dexamethasone yang diberikan dalam bentuk injeksi. Hal ini sepenuhnya ditentukan oleh dokter. Obat dexamethasone bisa diberikan melalui suntikan ke dalam pembuluh darah.
Khusus untuk radang sendi, dexamethasone bisa disuntikkan langsung ke sendi yang sedang meradang.
4. Efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh obat dexamethasone
Beberapa efek samping jangka pendek saat mengonsumsi obat dexamethasone adalah:
- Nafsu makan meningkat
- Berat badan bertambah
- Perubahan siklus menstruasi
- Gangguan tidur
- Pusing
- Sakit kepala
- Sakit pada lambung
- Mual dan muntah
- Timbul jerawat pada kulit
Menurut fk.ui.ac.id, efek jangka panjang pada penggunaan obat dexamethasone adalah:
- Terjadinya moon face atau wajah yang membengkak seperti bulan
- Peningkatan kadar gula darah
- Tekanan darah meningkat
- Osteoporosis
- Imun tubuh menurun
Pada kasus yang jarang terjadi, obat dexamethasone bisa menimbulkan efek samping serius, seperti:
- Demam
- Perubahan emosi
- Tubuh mudah lelah
- Nyeri di tulang, sendi, dan otot
- Pembengkakan di tungkai
- Gangguan penglihatan
- Tinja berwarna hitam
- Jantung berdebar
- Kejang
5. Interaksi dexamethasone dengan obat lain
Menurut tulisan dari Prof Dr.dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, kombinasi steroid dengan obat anti radang non-steroid seperti fenilbutazon, asam mefenamat, natrium diklofenak, termasuk dengan golongan coxib yang biasa digunakan untuk radang sendiri bisa menyebabkan komplikasi lambung sampai lambung bocor.
Interaksi lainnya adalah:
- Menurunkan efektivitas dexamethasone jika digunakan bersama phenytoin, rifampicin, barbiturat, carbamazepine, atau ephedrine
- Menurunkan kadar praziquantel di dalam darah
- Meningkatkan risiko terjadinya efek samping dexamethasone jika digunakan bersama erythromycin, ketoconazole, atau ritonavir
- Meningkatkan risiko terjadinya kadar kalium (hipokalemia) jika digunakan bersama obat golongan diuretik
- Meningkatkan risiko terjadinya pendarahan jika digunakan bersama warfarin
- Meningkatkan risiko terjadinya pendarahan saluran cerna jika digunakan bersama aspirin
- Meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan menurunkan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin BCG
6. Penggunaan dexamethasone untuk ibu hamil dan menyusui
Menurut FDA, dexamethasone pada ibu hamil termasuk dalam kategori C untuk tetes mata dan kategori D untuk oral dan injeksi.
Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA:
A = Tidak berisiko
B = Tidak berisiko pada beberapa penelitian
C = Mungkin berisiko
D = Ada bukti positif dari risiko
X = Kontraindikasi
N = Tidak diketahui
Penggunaan dexamethasone pada ibu hamil hanya boleh digunakan jika besar manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Misalnya, untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Dexamethasone dapat bermanfaat pada kehamilan pada keadaan berikut:
- Dexamethasone diberikan pada pasien berisiko persalinan dini 22–24 minggu untuk mengurangi mortalitas neonatus.
- Dexamethasone diberikan pada pasien berisiko persalinan dini 24–34 minggu untuk mengurangi insiden kematian neonatus, respiratory distress syndrome, perdarahan intraventrikel, infeksi neonatus dini, dan risiko cerebral palsy. Selain itu, dexamethasone dapat mempercepat pematangan paru.
- Dexamethasone diberikan pada pasien berisiko persalinan dini 34–36 minggu untuk mengurangi komplikasi dan morbiditas pernapasan.
Sedangkan pada ibu menyusui, obat dexamethasone sistemik disekresikan melalui ASI sehingga tidak direkomendasikan. Penggunaan dexamethasone selama menyusui bisa menyebabkan supresi pertumbuhan dan mengganggu produksi kortikosteroid endogen pada bayi.
Itulah informasi tentang apa itu dexamethasone , kegunaannya, serta dosis pemakaian dan efek samping yang mungkin terjadi jika mengonsumsi obat tersebut. Oleh karena itu, gunakan obat ini secara tepat.
Baca juga:
- Tok! Akhirnya, BPOM Berikan Izin Edar Obat Covid-19
- Vaksin Bukan Obat Covid-19, Simak Penjelasannya!
- Pro dan Kontra Ivermectin yang Disebut Obat Covid-19