5 Fakta Terduga Pelaku Pelecehan Seksual di Film Penyalin Cahaya
Tak ada kelonggaran untuk pelaku kekerasan seksual
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyalin Cahaya adalah salah satu film yang sedang banyak diperbincangkan. Salah satunya karena ada salah satu kru-nya yang melakukan kekerasan seksual.
Padahal, film ini sendiri membahas tentang keadilan pelecehan seksual. Terasa miris, namun setidaknya pihak produksi film bergerak tegas dan langsung mengeluarkan terduga pelaku kekerasan seksual dari tim kru.
Seperti apa detail dan faktanya? Popmama.com akan merangkumkannya untuk Mama.
1. Mendapat laporan dari komunitas pelecehan seksual
Sebuah laporan masuk dan kembali disebarkan oleh komunitas pelecehan seksual. Dari laporan tersebut dikatakan bahwa laki-laki yang ada di dalam kru pembuat film Penyalin Cahaya menjadi terduga pelaku kekerasan seksual.
Meskipun bukan kasus yang baru dilakukan, namun ini tidak mengubah kenyataan bahwa ia menjadi salah satu predator seksual yang bisa hidup dan berkegiatan bebas tanpa merasa bersalah sama sekali.
2. Tim produksi langsung menindak tegas
Saat mendapat laporan, tim dari produksi film tersebut langsung mengambil langkah tegas. Pada hari Senin (10/1) Rekata Studio dan Kaninga Pictures langsung mengunggah pernyataan sikap.
Di dalamnya berisi:
"Sebagai tanggung jawab etik atas komitmen kami dan untuk menghormati pelaporan dan proses yang akan terjadi setelahnya, kami memutuskan untuk menghapus nama terlapor dari kredit film 'Penyalin Cahaya' dan di materi-materi publikasi film. Pihak terlapor tersebut tidak lagi menjadi bagian dari film 'Penyalin Cahaya' dan Rekata Studio."
Baik Rekata Studio dan Kaninga Pictures pun mengaku sangat serius dalam menyikapi kejadian tersebut. Mereka juga berkomitmen untuk mengakomodir kepentingan penyintas dan berharap masalah tersebut bisa selesai sesuai dengan jalur yang tepat.
3. Selama proses syuting dikatakan aman
Meski ternyata mereka bekerja dengan salah satu predator seksual, namun pihak tim produksi mengatakan kalau selama proses syuting berjalan dengan aman.
Hal ini ada di dalam bagian pernyataan sikap yang diunggah Rakata Studio. "Proses syuting film 'Penyalin Cahaya' yang berjalan dengan aman selama 20 hari di Januari 2021 adalah bukti komitmen kami," tulisnya.
Baik Rekata Studio dan Kaninga Pictures mengatakan berkomitmen untuk memberikan ruang aman yang bebas dari pelecehan seksual. Mereka juga mengaku akan selalu berpihak pada penyintas.
Salah satu komitmen yang dilakukan mereka adalah menjaga lingkungan produksi film yang bebas dari pelecehan seksual.
4. Mengenai terduga pelaku pelecehan seksual
Jika dilihat dari sosial media, inisial nama pelaku sudah trending di mana-mana, yaitu H. Yang lebih miris lagi, terduga pelaku memiliki peran yang cukup penting di dalam produksi film karena menjabat sebagai co-writer dari film Penyalin Cahaya.
Namanya sendiri adalah Henricus Pria. Henricus dan Wregas Bhanuteja baru saja menerima penghargaan sebagai penulis skenario asli terbaik di dalam penghargaan Festival Film Indonesia 2021.
Jika ditelisik, nama Henricus Pria hilang dari deretan kru yang terlibat dalam pembuatan film ini. Akhirnya warganet pun berspekulasi bahwa ialah pelaku seksual yang dimaksud.
Warganet pun ramai berkomentar di laman postingan pernyataan sikap. Banyak yang menyayangkan kenapa nama pelaku tidak terang-terangan disebut. Namun mengingat ia masih menjadi terduga, bisa jadi itu pertimbangan tepat untuk tidak menyebut nama secara langsung.
5. Cerita film Penyalin Cahaya yang memenangkan 12 piala FFI
Film Penyalin Cahaya menceritakan mengenai perjuangan Sur (Shenina Cinnamon) yang tengah mencari keadilan atas kasus penyebaran swafoto dirinya saat mabuk. Masalahnya, ia tak mengingat apapun yang terjadi saat foto tersebut diambil ketika pesta komunitas teater.
Sur meminta teman masa kecilnya, Amin (Chicco Kurniawan) untuk membantunya. Amin merupakan tukang fotokopi yang tinggal dan bekerja di kampus. Keduanya mencari tahu kejadian yang sebenarnya terjadi dihari foto tersebut dibuat.
Film ini berhasil meraih 12 Piala FFI dan telah tayang di Jogja-NETPACK Asian Film Festival di awal Desember tahun lalu. Selain itu, film ini tayang perdana di Festival Film Internasional Busan 2021 di Oktober 2021 lalu.
Semoga kasus kekerasan seksual tersebut bisa segera terselesaikan dengan adil dan pelaku bisa mendapat hukuman yang setimpal.
Baca juga:
- Dari Kisah Nyata, 6 Fakta Film Georgia tentang Kekerasan Seksual
- Kumpulan Peristiwa Kekerasan Seksual Sepanjang 2021, Miris!
- 10 Artis Mendukung Gerakan Anti-Kekerasan Seksual di Kampus