5 Hal Yang Harus Diwaspadai dari Varian Baru Covid-19 XBB & XBC
Ada yang turunan omicron dan delta, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Virus Covid-19 masih terus bermutasi. Saat ini mutasi yang sedang jadi perhatian adalah XBB dan XBC. Saat ini, yang sudah masuk ke Indonesia adalah varian XBB.
Setelah delta dan omicron, kini hadir beberapa varian baru dari Covid-19. Varian XBB pertama kali ditemukan di India. Sedangkan varian XBC pertama kali ditemukan di Inggris.
Kini, XBB sudah masuk ke Indonesia dan ditemukan pertama kali di NTT. Sejauh ini, XBC belum masuk ke Indonesia namun sudah sampai ke Filipina.
Menurut prediksi, bukan tidak mungkin, dalam waktu dekat bisa masuk ke Indonesia.
Sebelum panik, Popmama.com akan menjabarkan apa perbedaan dari kedua varian baru tersebut.
1. XBB dan XBC merupakan varian turunan dari omicron
Setelah varian alpha dan delta, kemudian hadir varian omicron. Karena penularan masih cukup tinggi, maka virus pun terus bermutasi dan muncullah varian XBB dan XBC.
"Keduanya merupakan turunan dari varian omicron, masih dari keluarga yang sama," tutur Ketua Satgas Covid IDI, Dr dr Erlina Burhan, SpP(K) dalam acara Media Briefing Update Kasus Covid dan Rekomendasi Terbaru IDI, Kamis (3/10/2022).
Bedanya, XBB merupakan turunan omicron saja, sedangkan XBC merupakan turunan omicron dan delta. Namun, menurut dr Erlina, belum ada bukti klinis yang menyatakan gejalanya mirip juga dengan delta.
"Belum ada bukti ilmiah bahwa jika terinfeksi varian XBC bisa lebih berat atau bisa asmonia," ungkapnya.
2. XBB yang bergejala parah terjadi pada mereka yang belum pernah kena Covid
Setelah 2,5 tahun hidup bersama Covid-19, masih ada orang-orang yang tidak pernah terinfeksi virus tersebut. Orang ini disebut sebagai Covid Naive atau orang-orang yang belum pernah kena Covid.
Sayangnya, jika kelompok ini terinfeksi virus omicron varian XBB, gejalanya bisa parah.
"Pelaporan di Singapura, kasus XBB yang meninggal didominasi oleh orang yang belum pernah kena Covid," lanjut dr Erlina.
3. Tetap bisa dideteksi oleh antigen
Banyak berita yang beredar di WA grup yang mengatakan bahwa kedua varian ini tidak bisa dideteksi oleh antigen. Hal ini ternyata tidak sepenuhnya benar.
Karena menurut dr Erlina, ada pasien yang dicek antigen positif dan PCR positif. Kemudian saat dicek whole genom sequencing ternyata terinfeksi varian XBB.
"Jadi hal itu tidak sepenuhnya benar, karena ada yang terdeteksi juga," tutur dr Erlina.
Sedangkan untuk gejala mereka yang positif antara lain demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, pilek, mual, muntah, dan diare.
4. Obat-obatan yang digunakan sekarang masih ampuh
Lebih lanjut, dr Erlina mengatakan bahwa syukurnya, obat-obatan yang digunakan oleh pemerintah saat ini masih mampu melawan virus turunan omicron tersebut.
"Penelitian menunjukkan bahwa obat antivirus yang digunakan saat ini seperti remdesivir, molnupiravir, nirmatrelvir, bebtelovimab dan tixagevimab, cilgavimab masih efektif melawan virus XBB," ujarnya.
5. Cara mencegah penularan XBB dan XBC
Mutasi bisa saja terjadi, virus turunan baru bisa saja muncul, namun Mama bisa memutus mata rantai tersebut. Dr Erlina menyampaikan pentingnya mendapatkan vaksin yang sesuai dengan anjuran pemerintah. Karena, vaksin bisa membantu menjaga tubuh memiliki antibodi untuk melawan virus.
Selalu menjaga perilaku hidup yang bersih dan sehat. Serta, sadar diri dan bisa menahan diri jika merasa tubuhnya kurang fit.
"Boleh beraktivitas tetap seperti biasa, namun jangan kendor dengan protokol kesehatan. Tetap pakai masker, rajin cuci tangan, menutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin, serta tidak memaksakan diri untuk datang ke acara umum jika merasa sedang sakit," tuturnya gamblang.
Yuk kita akhiri pandemi ini segera, dimulai dari diri sendiri, ya.
Baca juga:
- Kasus Subvarian Omicron XBB Bertambah Jadi 4 Pasien
- 5 Cara Pencegahan Omicron XBB, Mudah untuk Cegah Infeksi dan Penularan
- Subvarian Omicron BA.4.6 Muncul di 43 Negara, Seberapa Bahaya?