Jangan Lengah, Ini 5 Hal yang Harus Diperhatikan saat Tes Virus Corona
Beredar alat swab antigen yang digunakan ulang, hati-hati ya, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu cara mengetes apakah kamu terserang virus corona adalah dengan menggunakan tes swab antigen. Tes ini dinilai lebih akurat dibanding rapid test yang menggunakan sampel darah.
Dinamakan swab antigen, karena caranya mirip dengan swab PCR yaitu mengambil sampel lendir di rongga hidung dan tenggorokan.
Alat yang digunakan untuk melakukan tes virus corona ini hanya bisa dilakukan untuk satu orang dan tidak bisa digunakan kembali atau didaur ulang.
Adanya Penyalahgunaan Alat Medis, Alat Rapid Test Bekas Dicuci dan Digunakan Kembali
Pada Selasa (27/04/2021), terdapat sebuah tindakan yang diduga pelanggaran UU Tentang Kesehatan di Bandara Internasional Kualanamu, Medan. Personel Subdit IV Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Direktorat Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) menggerebek sebuah tempat untuk melakukan tes virus corona dengan menggunakan alat rapid test bekas yang dicuci dan digunakan untuk orang baru.
"Lokasinya di Bandara Kualanamu," kata Hadi Wahyudi kepada wartawan ketika ditemui di ruangannya pada Rabu (28/4/2021) pagi. Penggerebekkan dilakukan terkait adanya penyalahgunaan alat rapid test antigen di lokasi layanan tersebut. "Terkait dengan dugaan daur ulang alat kesehatan yang digunakan untuk rapid test antigen," katanya.
Dari penggrebekan tersebut dinyatakan ada enam petugas medis yang diperiksa dan beberapa pasien (peserta rapid test antigen) yang diminta keterangannya.
Menanggapi hal ini, PT Kimia Farma Diagnostik, saat ini tengah melakukan investigasi bersama dengan pihak aparat penegak hukum dengan memberikan dukungan sepenuhnya terhadap proses penyelidikan oknum petugas layanan Rapid Test Kimia Farma Diagnostika Bandara Kualanamu yang diduga melakukan tindakan penggunaan kembali alat Rapid Test Antigen tersebut.
“Kita mendukung sepenuhnya investigasi yang dilakukan oleh pihak berwajib terhadap
kasus tersebut. Tindakan yang dilakukan oleh oknum pertugas layanan Rapid Test Kimia
Farma Diagnsotik tersebut sangat merugikan Perusahaan dan sangat bertentangan dengan Standard Operating Procedure (SOP) perusahaan serta merupakan pelanggaran sangat berat atas tindakan dari oknum pertugas layanan Rapid Test tersebut. Apabila terbukti bersalah, maka para oknum petugas layanan Rapid Test tersebut akan kami berikan tindakan tegas dan sanksi yang berat sesuai ketentuan yang berlaku,” ujar Adil Fadhilah Bulqini, Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika.
Agar tidak menjadi salah satu korban dari oknum nakal ini, ada baiknya memerhatikan beberapa hal ini sebelum melakukan swab antigen? Berikut Popmama.com ulas informasinya.
1. Memerhatikan harganya
Saat ini, sudah banyak sekali klinik, rumah sakit, atau bahkan perorangan yang menawarkan jasa untuk mengecek virus corona menggunakan swab antigen. Yang harus kamu perhatikan adalah range harganya.
Di Jakarta, swab antigen berkisar dari Rp 150 ribu sampai Rp 400 ribu. Tergantung kamu mengambil tesnya di mana, menggunakan cara apa (drive thru atau walk in), dan apakah ada promo atau tidak.
Jika kurang dari range harga tersebut, kamu boleh curiga. Bisa jadi kualitasnya tidak terjamin sehingga bisa memberikan hasil yang tidak akurat.
2. Memastikan peralatan masih dalam kondisi segel
Jika mengambil tes di tempat yang kompeten, biasanya Mama akan diinfokan bahwa peralatan tes masih dalam keadaan segel. Lalu, mereka akan membukanya di depanmu sehingga bisa merasa aman saat akan dites.
Meski sebenarnya, kondisi segel juga masih bisa dimanipulasi. Namun kamu bisa lebih jeli dengan menanyakan juga di mana alat untuk mengetesnya, jika mereka hanya memegang buds nya saja.
3. Jika memiliki perbedaan hasil
Swab antigen biasanya dilakukan pada mereka yang merasakan beberapa gejala awal. Kamu boleh merasa khawatir jika kamu merasakan gejala namun hasil swabnya negatif.
Salah satu cara mengetahui apakah tes yang telah kamu ambil benar adalah dengan melakukan tes lagi. Usahakan ambil tesnya di tempat lain.
Jika hasilnya positif, berarti tes di tempat sebelumnya tidak akurat dan kemungkinan peralatan yang digunakan tidak berkualitas.
Seperti yang terjadi di Bandara Kualanamu, Medan. Petugas curiga dengan hasil tes para penumpang selama seminggu terakhir yang selalu negatif. Ternyata, saat melakukan tes di tempat lain, hasilnya positif dan barulah diketahui bahwa ada permainan kotor di belakangnya.
4. Kasus alat swab yang dicuci dan digunakan lagi
Anggota Direktorat Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sumatera Utara merasa curiga dan akhirnya menyamar sebagai calon penumpang. Ia melakukan tes dan setelah 10 menit, hasilnya langsung keluar.
Setelah melakukan pemeriksaan isi ruang laboratorium rapid antigen, ditemukan barang bukti ratusan alat rapid antigen telah dicuci dan didaur ulang untuk digunakan kepada calon penumpang bandara.
Laboratorium ini dijalani oleh petugas dari Kimia Farma. Untuk itu, pihak Kimia Farma dalam press releasenya mengatakan mendukung sepenuhnya investigasi yang dilakukan oleh pihak berwajib terhadap kasus tersebut.
5. Kapan waktu terbaik untuk melakukan swab antigen
Saat ini, swab antigen sering salah digunakan. Ketika baru kontak dengan pasien positif, banyak orang langsung melakukan swab antigen.
Padahal, tes ini akan sangat baik jika dilakukan setidaknya 3 hari setelah melakukan kontak erat dengan pasien positif. Atau, mengetes saat merasakan gejala ringan.
Ini dikarenakan, swab antigen membaca protein dari virus corona yang sedang tinggi-tingginya. Jika belum tinggi, maka akan terbaca false negative.
Kalaupun hasilnya positif, kamu masih perlu melakukan tes PCR karena sering kali ini merupakan sisa virus yang sebenarnya sudah tidak menularkan lagi.
Meski sudah mudah dan bisa ditemui di mana-mana, kamu perlu jeli untuk mengambil tes ini, ya!
Baca juga:
- Sekolah Tatap Muka 2021, Guru dan Murid Harus Swab Test Dahulu
- Denda 5 Juta untuk Warga DKI yang Tolak Swab Test dan Vaksin Covid-19
- Ribuan Guru Swab Test Massal di Surabaya, 393 Positif Covid-19