5 Kebiasaan yang Memicu Osteoporosis, Hati-Hati Ma!
Keropos tulang bisa disebabkan oleh kebiasaan yang sering kamu lakukan sekarang
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu penyakit yang identik dengan orang tua adalah osteoporosis. Padahal, pemicunya bisa saja sudah dimulai dari sekarang.
Osteoporosis atau pengeroposan tulang masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia terutaama di negara berkembang.
Ditengok dari pusdatin.kemkes.go.id, dari sampel yang dilakukan pada 65.727 orang, sekitar 41,7% mengalami osteopenia atau osteoporosis dini dan sekitar 10,3% yang sudah mengalami osteoporosis.
Dengan kata lain, sekitar 2 dari 5 penduduk Indonesia memiliki risiko terkena osteoporosis. Lalu, apa pemicunya? Mari cek bersama Popmama.com.
1. Senang mengonsumsi makanan asin
Menurut penelitian yang dilakukan Linus Pauling Institute, perempuan yang mengonsumsi minimal 1 gram natrium per hari mengalami risiko penurunan kepadatan tulang sebanyak 1 persen setiap tahunnya.
Hal ini dikuatkan oleh penjelasan dari dr Frederick Singer dari Providence Saint John's Health Center di Santa Monica, California. Menurutnya, ada hubungan antara konsumsi garam yang tinggi dengan menurunnya kepadatan tulang.
Menurutnya, saat kadar natrium dalam tubuh meningkat, maka tubuh akan otomatis melepas lebih banyak kalsium melalui urin. Inilah yang jadi penyebab kenapa orang yang senang makanan asin cenderung lebih mudah osteoporosis.
Sedangkan jika dilansir dari kemkes.go.id, kamu disarankan untuk lebih banyak mengonsumsi makanan seperti ikan teri, brokoli, tempe, dan tahu. Makanan tersebut kaya akan kalsium yang merupakan zat pembentuk tulang.
2. Malas bergerak apalagi berolahraga
Pandemi dan PPKM yang sedang dijalani saat ini sedikit banyak berpengaruh pada gaya hidup orang banyak. Semakin lama berada di rumah, bisa saja semakin malas bergerak.
Jarang bergerak bisa menurunkan integritas tulang, mengurangi risiko jatuh karena masalah keseimbangan, dan mengurangi risiko patah tulang hingga 40%, demikian menurut Kementrian Kesehatan RI.
Untuk jenis olahraganya bisa apa saja, asal kamu nyaman melakukannya. Tak perlu berlebihan, asalkan rutin dan kumulasi waktunya cukup dalam 1 minggu.
Dilansir dari Mayo Clinic, kamu disarankan melakukan olahraga ringan selama 150 menit selama seminggu, atau 75 menit untuk olahraga intensitas tinggi. Kamu bisa membagi waktu tersebut dalam 7 hari.
3. Tidak memerhatikan siklus menstruasi
Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda. Pada umumnya, siklus menstruasi perempuan berdurasi setiap 28.
Menurut cleveland Clinic, siklus terpendek bisa 21 hari dan yang terpanjang bisa sampai 35 hari. Sedangkan kalau kamu memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur, bisa menimbulkan risiko osteoporosis.
Dilansir dari The Centre for Menstrual Cycle and Ovulation Research, perempuan yang memiliki siklus menstruasi lebih lama dari 36 hari dan tidak mens hingga 6 bulan bisa berisiko terkena osteoporosis.
Saat tidak mengalami menstruasi, level estrogen dalam tubuh menurun dan tetap rendah. Hal ini terjadi juga pada progesterone. Rendahnya kedua hormon tersebut berpengaruh pada hilangnya massa tulang dan pembentukan kepadatan tulang pun terganggu.
Jika ada masalah dengan siklus menstruasi, jangan ragu untuk berkonsultasi pada ahlinya, ya.
4. Mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok
Sudah bukan rahasia lagi bahwa rokok dan alkohol tidak baik untuk kesehatan. Dari deretan efek negatifnya, ada juga yang berpengaruh pada kesehatan tulang.
Menurut National Institute of Health Osteoporosis and Related Bone Diseases National Resource Center, perokok aktif punya tingkat kepadatan tulang yang lebih rendah dibanding mereka yang tidak merokok.
Hal ini disebabkan oleh serangan radikal bebas dari rokok yang membunuh komponen sel yang membangun tulang.
Sedangkan konsumsi alkohol bisa meningkatkan produksi hormon kortisol. Di mana hormon ini bisa melemahkan kerja tulang.
5. Tidak terkena sinar matahari
Kita harusnya bersyukur tinggal di negara tropis karena matahari bisa ditemui kapan saja. Bahkan di musim hujan pun, sinar matahari masih bisa terlihat.
Kamu yang tidak suka sinar matahari harus siap dengan konsekuensi yang akan didapat. Di mana jarang terpapar sinar matahari bisa memicu kekurangan vitamin D.
Menurut Prof Zubairi, setiap manusia sudah dibekali dengan vitamin D dan paparan sinar matahari bisa mengaktifkan vitamin tersebut.
Kemenkes menyarankan untuk berjemur dari pukul 09.00-11.00 dan sore hari hingga pukul 16.00. Hindari area kepala dan leher dengan menggunakan topi dan sunscreen.
Itu dia beberapa kebiasaan yang bisa kamu mulai ubah agar terhindar dari penyakit osteoporosis. Demi masa depan yang lebih baik, Ma!
Baca juga:
- Selain Susu Beruang, Ini 5 Sumber Kalsium Lain yang Tak Kalah Sehat
- Bukan Hanya Bersumber dari Susu, Ini Fakta Menarik Kalsium
- Vitamin dan Mineral yang Dapat Mencegah Osteoporosis