5 Kontroversi Vaksin AstraZeneca, Indonesia Menangguhkan Pembagiannya
Selain Sinovac, Indonesia juga menerima vaksin AstraZeneca
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia termasuk salah satu negara yang menerima vaksin AstraZeneca. Pendistribusiannya masih ditangguhkan karena ada beberapa kontroversi, seperti yang dirangkum Popmama.com.
Sebelumnya, banyak berita simpang siur mengenai vaksin Sinovac. Banyak yang meragukan efek samping yang akan dialami para penerima vaksin.
Namun ternyata, ada yang lebih kontroversial yaitu vaksin AstraZeneca.
Apa saja hal yang jadi kontroversial? Mari cari tahu bersama!
1. Mengenal apa itu vaksin AstraZeneca
Vaksin Covid-19 AstraZeneca ditemukan bersama oleh Universitas Oxford dan perusahaan spin-outnya, Vaccitech. Vaksin ini menggunakan vektor virus simpanse yang tidak bereplikasi berdasarkan versi yang dilemahkan dari virus flu biasa yang menyebabkan infeksi pada simpanse dan mengandung materi genetik dari protein spike virus SARS-CoV-2.
Dari rilis yang diterima Popmama.com, hasil analisis kemanjuran gabungan dari 11.636 peserta penelitian yang berusia 18 tahun ke atas, vaksin ini dapat ditoleransi dengan baik dan tidak ada masalah keamanan serius mengenai efek dari vaksin tersebut.
Satu dosis vaksin memiliki kemanjuran sebesar 76% terhadap Covid-19 dengan gejala dalam 90 hari pertama setelah vaksinasi. Kemanjuran vaksin kedua bisa lebih tinggi yaitu sampai 81,3% jika diberikan dalam interval 12 minggu atau lebih.
2. Namun 17 negara menangguhkan penyebarannya
Namun nyatanya, banyak negara yang menunda penggunaan vaksin Covid-19. Ada total 17 negara yang menangguhkan penyebaran vaksinnya.
Beberapa di antaranya adalah Denmark, Islandia, Spanyol, Italia, Thailand, dan Jerman.
Ada yang menangguhkan karena menunggu penyelidikan lebih lanjut, ada juga yang menunggu pernyataan tertulis yang menyatakan bahwa vaksin tersebut aman untuk digunakan.
Sementara Indonesia masih menunggu penelitian dari WHO mengenai efek samping dari vaksin tersebut.
3. Dianggap memiliki keterkaitan dengan pembekuan darah
Hasil investigasi oleh Danish Medicines Agency menemukan, pasien mengalami pembekuan darah setelah menerima vaksin.
Tak hanya itu, seorang perempuan berusia 60 tahun meninggal mengalami pembekuan darah dalam bentuk kecil dan besar dalam pembuluh darahnya pasca vaksinasi.
Sementara di Norwegia, ada laporan di mana 3 pasien berusia di bawah 50 tahun mengalami pembekuan darah setelah disuntik vaksin AstraZeneca. Gejala lain yang juga dialami mereka adalah pendarahan dan trombosit rendah.
Meski begitu, pihak AstraZeneca berkomentar bahwa pembekuan darah tidak ditemukan dalam uji klinis mereka.
4. Vaksinnya kedaluarsa akhir Mei 2021
Salah satu kontroversi lainnya adalah tanggal kedaluarsa yang sangat dekat yaitu bulan Mei 2021.
Interval pemberian vaksin pertama dan kedua untuk AstraZeneca tidak sama dengan Sinovac. Jika Sinovac hanya butuh 14 hari jeda, namun vaksin AstraZeneca butuh interval selama 12 minggu.
Dengan begitu, vaksin sudah kedaluarsa sebelum mencapai interval selanjutnya.
5. Menkes mengatakan pembekuan darah tidak disebabkan oleh vaksin
Dalam Rapat Kerja di Komisi IX DPR RI, Senin (15/3), Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pembekuan darah yang terjadi pasca vaksinasi pada salah satu orang tidak ada hubungannya dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Meski begitu, ia tidak serta merta memberikan izin untuk menyebarkan vaksin tersebut.
Menurutnya, Indonesia masih menunggu penelitian lebih lanjut dari WHO mengenai hal itu, Lebih lanjut, Budi juga mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu fatwa halal vaksin AstraZeneca dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Itulah informasi terkini mengenai vaksin AstraZeneca. Semoga segera ada kabar baik ya, Ma.
Baca juga:
- Mutasi Virus Corona N439K Dikhawatirkan Ada Kemungkinan Kebal Vaksin
- Jangan Termakan Hoax, Ini Syarat Vaksin Covid-19 di GBK untuk Lansia
- Persiapkan Tubuhmu Ma! Jika Waktunya Vaksin, Jangan Begadang