5 Makanan yang Baik dan Buruk untuk Kesehatan Mental
Saat ini, kesehatan mental sangatlah penting
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Akhir-akhir ini, kesehatan mental mulai jadi perhatian. Dan hari ini, dipereingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. 10 Oktober menjadi perhelatan Kesehatan Mental Sedunia yang awalnya diperingati pada 10 Oktober 1992. Peristiwa ini awali dengan kegiatan tahunan Federasi Dunia untuk Kesehatan Mental (WFMH) oleh Wakil Sekretaris Jenderal Richard Hunter.
Awalnya mula Hari Kesehatan Mental ini digaungkan dengan tujuan untuk bisa menyuarakan advokasi kesehatan mental dan mendidik masyarakat luas terhadap isu yang relevan.
Tak hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan, namun kesehatan mental juga dipengaruhi dari makanan lho. Popmama.com punya daftar makanan yang baik dan buruk untuk kesehatan mental.
Di masa pandemi seperti ini, perasaan stres, gelisah, dan depresi banyak dialami orang. Oleh karena itu, menjaga mental tetap sehat sangatlah penting.
Sedangkan kesehatan mental tak hanya berasal dari cara pikir atau faktor lingkungan saja. Ada pengaruh lain yaitu makanan yang dikonsumsi.
Inilah makanan yang sehat dan tidak untuk kesehatan mental.
1. Makanan mengandung prebiotik dan probiotik baik untuk mental
Prebiotik adalah komponen yang tak bisa dicerna yang ditemukan alami di usus. Sedangkan probiotik adalah bakteri baik yang hidup di usus.
Menurut psikiater nutrisionis, Uma Naidoo, makanan dengan sumber prebiotik dan probiotik sangat penting untuk menjaga kesehatan usus yang berpengaruh pada kesehatan mental. Di mana usus sering disebut sebagai otak kedua.
Hubungan usus dan otak ada di saraf vagus yang mengatur mood, respon imun tubuh, pencernaan, dan fungsi tubuh lainnya. Stres bisa berpengaruh langsung pada pencernaan dan mengganggu kerja tubuh.
Beberapa makanan yang kaya akan prebiotik dan probiotik adalah miso, kimchi, kefir, kombucha, acar, tempe, dan yoghurt. Beberapa jenis keju juga termasuk, seperti cheddar, mozarella, dan gouda.
Sedangkan makanan yang kaya prebiotik adalah kacang-kacangan, gandum,bawang putih, bawang bombay, beri, dan pisang.
2. Buah dan sayur bisa meredakan kegelisahan
Tak hanya sehat untuk tubuh, ternyata buah dan sayur juga bisa meredakan rasa gelisah. Seperti contoh, magnesium yang ada di alpukat, kacang, dan salon, serta vitamin C di brokoli, jeruk, dan kale bisa mengurangi rasa gelisah.
Naidoo melanjutkan, buah dan sayur yang kaya serat sangat baik untuk kesehatan usus. Saat bakteri baik di usus tercukupi oleh nutrisi dari makanan tersebut, mereka berkembang dengan baik.
Efek baiknya adalah meningkatkan suasana hati dan membantu tubuh merasa lebih baik. Inilah yang bisa membuat perasaan lebih baik dan bahagia.
3. Bumbu dan rempah juga penting untuk membantu kesehatan mental
Bumbu dan rempah adalah makanan yang bebas kalori yang berpengaruh besar pada otak dan usus. Salah satu campuran rempah yang bisa dicoba adalah kunyit dengan sedikit lada hitam.
Lada hitam akan mengaktifkan kandungan kurkumin di kunyit. Hasilnya, makanan yang tinggi antioksidan dan anti peradangan.
Kamu bisa memasukkan kunyit pada campuran smoothie atau sayuran untuk mendapatkan efek baiknya. Sedangkan kamu butuh setidaknya seperempat sendok teh bubuk kunyit dan sedikit lada hitam untuk melawan depresi, kegelisahan, dan keadaan mental lainnya.
4. Junk food mampu memperparah depresi
Makanan seperti gorengan, makanan olahan, yang mengandung lemak trans, makanan tinggi garam, lemak jenuh, dan gula buatan bisa memperparah depresi, kegelisahan, dan stres.
Menurut Naidoo, saat mengonsumsi makanan tidak sehat seperti itu, secara tidak langsung sedang mengembangbiakkan bakteri jahat di usus. Kemudian, masalah pencernaan datang dan memperburuk keadaan.
5. Kafein berlebihan bisa meningkatkan rasa gelisah
Kafein memiliki pengaruh langsung ke detak jantung. Sehingga jika mengonsumsinya secara berlebihan bisa membuat keadaan mental yang sedang tidak baik malah menjadi makin buruk.
Batas maksimal konsumsi kafein harian adalah sekitar 400 mg per hari. Jika lebih dari itu, maka termasuk konsumsi berlebihan dan akan berefek langsung pada kesehatan mental.
Kamu bisa mengganti minuman berkafein dengan yang lebih sehat seperti jus atau air putih.
Untuk mengubah pola makan demi kesehatan tubuh dan mental yang lebih baik, kamu bisa memulainya pelan-pelan. Kurangi yang bisa dikurangi dan ganti dengan yang lebih sehat.
Salah satu kunci keberhasilannya adalah bagaimana kamu bisa membuat makanan sehat yang enak dari bahan-bahan tersebut. Sehingga, tak hanya sehat namun proses ini juga bisa terasa lebih menyenangkan.
Baca juga:
- Kata Psikolog, Ini 5 Langkah Sehat Mental saat Social Distancing
- 5 Akibat dari Pola Asuh yang Salah Bisa Merusak Kesehatan Mental Anak
- 5 Ciri Mental Breakdown yang Dialami Seseorang