Thalassemia: Penjelasan Gejala, Penyebab, dan Risiko bagi Kesehatan
Anak yang mengalami thalassemia cenderung mendapatkannya secara genetik
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Thalassemia adalah salah satu penyakit karena seseorang mengalami kelainan darah yang diakibatkan oleh kondisi genetika dan menyebabkan protein yang ada di dalam sel darah merah (hemoglobin) tidak dapat berfungsi secara normal. Pada umumnya gejala thalassemia ketahuan setelah bayi berusia di atas 6 bulan.
Bagaimana menandai anak-anak atau bayi yang terkena penyakit thalassemia?
Berikut Popmama.com berikan penjelasannya.
1. Gejala thalassemia
Gejala Thalassemia bisa diamati sejak anak masih bayi. Hemoglobin bayi berbeda dengan orang dewasa, ini biasa disebut dengan fetal hemoglobin. Setelah seseorang tumbuh maka hemoglobin normal akan menggantikan fetal hemoglobin. Biasanya gejala thalassemia pada bayi baru terlihat setelah usianya di atas 6 bulan.
Sementara pada anak-anak yang mengalami thalassemia, biasanya tubuhnya akan memproduksi lebih banyak tulang sumsum dari orang lain pada umumnya.
Terdapat perbedaan gejala pada setiap orang yang mengalami thalassemia. Berikut Popmama.com sebutkan gejala thalassemia yang banyak terjadi:
- Wajah tampak pucat,
- urine keruh,
- ada kelainan pada bentuk tulang wajah,
- kulit dan bagian mata putih menjadi kekuningan,
- pada anak bisa mengalami perlambatan pertumbuhan tubuh,
- pada orang dewasa memiliki risiko perut bengkak karena pembesaran limpa atau hati,
- anemia,
- mudah mengeluh sakit kepala,
- tubuh mudah letih dan lesu.
Akibat dari thalassemia yang sudah parah adalah orang tersebut bisa mengalami pertumbuhan tulang yang tidak normal. Tidak jarang yang akhirnya mengalami kelainan pada bentuk kerangka tulang.
2. Penyebab thalassemia
Belum diketahui secara pasti apa penyebab thalassemia. Namun diperkirakan terjadinya thalassemia berkaitan dengan faktor genetika.
Penjelasan tentang sebab seseorang bisa mengalami thalassemia jika bagian hemoglobin terkena mutasi dan jumlah mutasi ini diwariskan dari orangtua yang juga menderita thalassemia.
Thalassemia akan semakin parah jika gen yang mengalami mutasi makin banyak. Dalam arti kedua orangtua memiliki sakit thalassemia.
Baca juga: Hamil di Usia Lebih dari 35 Tahun, Bayi Rentan Alami Kelainan Genetik
3. Risiko yang dialami anak remaja yang terkena thalassemia
Saat tubuh memproduksi hemoglobin berlebih, maka tubuh akan menyerap zat besi secara lebih banyak. Akhirnya orang dengan thalassemia memerlukan transfusi darah.
Zat besi yang diperoleh tubuh dari makanan digunakan oleh sumsum tulang untuk menghasilkan hemoglobin. Jika terus-menerus mengalami ini maka akan menimbulkan risiko berikut:
- Pertumbuhan di masa pubertas akan tertunda bahkan tidak bekerja sama sekali akibat gangguan hormonal,
- kecerdasan anak akan menurun hingga bisa mengganggu fokus dan berdampak pada penurunan kualitas belajar anak,
- Anak lebih rentan terkena infeksi karena terjadinya kerusakan pada jaringan lunak, khususnya hati dan limpa,
- anak juga rentan menjadi emosional karena merasa berbeda dari anak-anak lainnya.
Itulah yang perlu orangtua ketahui mengenai thalassemia.
Jika saat ini kamu atau pasangan telah mengalami thalassemia, konsultasikan pada dokter mengenai bagaimana cara untuk meminimalisir kondisi genetik terbawa pada si Kecil sejak perencanaan kehamilan.
Ini akan lebih banyak membantu dibanding sudah terdeteksi setelah anak dilahirkan dan berusia lebih dari 2 tahun.
Baca juga:
- Mengharukan, Adya Kirana Berbagi Cerita Mengenai Ganasnya Thalassemia
- Pengobatan dan Penanganan Yang Tepat untuk Penyakit Kanker!
- 8 Makanan dan Minuman yang Dihindari Jika Memiliki Penyakit Jantung