PPKM Naik ke Level 3 di Jabodetabek, Bandung, Jogja, Bali
PPKM level tiga diharapkan bisa mengurangi lonjakan kasus positif
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan telah resmi memutuskan untuk menaikkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) beberapa wilayah seperti aglomerasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi ke level tiga.
Selain itu, beberapa kota lainnya seperti Yogyakarta, Bali dan Bandung Raya juga turut mengalami kenaikan level.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali yang berlaku mulai 8-14 Februari 2022. Pada penerapan PPKM kali ini, ada sejumlah daerah yang naik asesmennya ke level 3, salah satunya DKI Jakarta.
Jika Mama ingin mengetahui informasi lengkapnya terkait PPKM level 3, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
1. Pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala diharapkan untuk isolasi mandiri
Luhut Binsar Pandjaitan yang menjadi komandan PPKM di wilayah Jawa-Bali mengatakan bahwa kenaikan level bukan dipicu banyaknya kasus harian Covid-19 di area tersebut. Namun, dikarenakan masih rendahnya tracing.
"Berdasarkan level assesment saat ini, kami sampaikan aglomerasi Jabodetabek, DI Yogyakarta, Bali dan Bandung Raya akan (naik) ke level 3. Hal ini terjadi bukan akibat tingginya kasus Covid-19, tetapi juga karena rendahnya tracing (pelacakan)," ungkap Luhut ketika memberikan keterangan pers dan dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden pada Senin (7/2/2022).
Luhut pun menjelaskan bahwa level PPKM di Bali dinaikkan ke level tiga. Hal ini dikarenakan hunian rawat inap di rumah sakit yang tinggi. Pemerintah mengimbau masyarakat yang terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala diminta untuk tidak pergi ke rumah sakit dan perlu isolasi mandiri.
"Tujuannya supaya BOR (tingkat keterisian rumah sakit) tetap rendah. Nanti, kita lihat apakah bed di ICU juga berpengaruh (bila warga tidak berbondong-bondong ke rumah sakit)," jelas Luhut.
Dilansir dari website resmi Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa bagi pasien isoman selama saturasi di atas 95 persen ke atas tidak perlu khawatir dan terlalu panik. Apabila selama isoman mengalami gejala seperti batuk, flu atau demam, maka segera konsultasi melalui telemedisin atau puskesmas setempat.
2. Angka kasus positif Covid-19 semakin naik
Konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia terus mengalami kenaikan dengan pesat. Data per hari Minggu (6/2/2022) menunjukkan konfirmasi positif di Indonesia menembus angka 36.057. Angka ini tertinggi sejak diumumkannya konfirmasi Omicron pertama di Indonesia.
Dengan pertambahan kasus positif tersebut, maka total kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia jika ditotal telah mencapai 4.516.480 kasus.
Sementara itu, kasus aktif terus melonjak menjadi 188.899. Perlu diketahui bahwa kasus aktif merupakan indikasi jumlah banyaknya pasien yang melakukan isolasi mandiri dan perawatan di rumah sakit.
3. Angka kasus kematian harian mulai meningkat
Sejak awal tahun 2022, kasus kematian harian mulai meningkat menjadi 57 jiwa.
Walau terjadi kenaikan, Luhut mengatakan bahwa jumlahnya tidak separah saat Indonesia dilanda varian Covid-19 Delta. Oleh sebab itu, pemerintah akan menetapkan strategi kenaikan level PPKM agar situasi masih tetap bisa ditangani dengan baik.
PPKM kali ini akan diperketat dengan menyasar orang-orang lansia, belum divaksinasi dan memiliki penyakit bawaan atau komorbid.
Kasus Covid-19 di Indonesia sejak awal tahun 2022 mulai kembali naik. Itulah sebabnya, mama sekeluarga perlu lebih waspada dan tetap patuh terhadap ketentuan yang sudah dibuat pemerintah.
Pastikan untuk tetap patuh pada protokol kesehatan selama beraktivitas di dalam maupun luar rumah ya, Ma.
Baca juga:
- Vaksin Booster Sinovac Mampu Menangkal Covid-19 Varian Omicron
- Bongkar Efek Samping Vaksin Booster AstraZeneca hingga Moderna
- Cara Daftar Vaksin Booster Covid-19 dan Cek Tiket di PeduliLindungi