7 Tradisi Perayaan Natal Unik dari Berbagai Daerah di Indonesia
Ada yang sudah merasakan tradisi dari berbagai daerah ini sebelumnya?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hari Natal tentu disambut gembira dan penuh kedamaian untuk seluruh umat Kristiani. Tak jarang berbagai tradisi unik di berbagai tempat dilakukan untuk memeriahkan sukacita saat Natal tiba.
Di Indonesia sendiri, tanpa disadari berbagai daerah memiliki tradisi unik dan khas saat merayakan Natal.
Untuk Mama yang ingin memperkenalkan keanekaragaman budaya serta kekayaan tradisi di Indonesia yang patut disyukuri.
Berikut beberapa rangkuman dari Popmama.com mengenai berbagai tradisi dan cerita unik di masing-masing daerah di Indonesia. Semoga damai dan kasih Natal menyertai Mama sekeluarga yang sedang merayakan Natal.
1. Wayang kulit kelahiran Yesus Kristus di Yogyakarta
Setiap daerah tentu memiliki cara tersendiri dalam merayakan Natal, termasuk Yogyakarta. Kota ini bisa dikatakan cukup kental terhadap budaya-budaya di daerah setempat.
Dalam budaya Yogyakarta, seorang Pastor atau Pendeta yang memimpin ibadah di gereja dengan menggunakan bahasa jawa halus. Lengkap dengan pakaian Yogyakarta seperti beskap dan blangkon.
Pertunjukan wayang kulit pun seolah hadir dalam perayaan Natal dengan tema "Kelahiran Yesus Kristus".
Tak hanya itu, tradisi keliling mengunjungi saudara atau tetangga layaknya Lebaran juga dilakukan sebagai tanda bersilaturahmi.
Baca juga: Tradisi Natal Selebritis Dunia
2. Marbinda di Sumatera Utara
Tradisi unik yang dilakukan beberapa komunitas Batak di daerah Sumatera Utara juga menghiasi perayaan spesial saat Natal tiba.
Untuk orang Sumatera Utara mungkin sudah tidak asing lagi denga tradisi Marbinda. Tradisi saat perayaan Natal ini hampir mirip dengan Idul Adha yakni dengan mengurbankan sejumlah hewan kurban.
Hewan yang dijadikan kurban pada tradisi Marbinda ini merupakan hasil patungan selama berbulan-bulan sebelum Natal tiba. Jika jumlah peserta patungan cukup banyak berarti hewan yang disembelih harus besar seperti kerbau atau lembu. Sementara jika jumlah peserta patungan hanya sedikit, tradisi Marbinda masih tetap bisa dilakukan dengan menyembelih babi.
Daging kurban hasil sembelih nanti akan dibagikan secara merata kepada setiap peserta patungan yang sudah berpartisipasi. Tradisi Marbinda dilakukan sebagai cara untuk bersilaturahmi dan menjaga rasa solidaritas.
Bila uang patungan saat membeli hewan kurban masih tersisa, uang tersebut akan digunakan untuk keperluan makan bersama.
3. Kunci Taon di Manado
Tak kalah dengan daerah lain, Manado juga memiliki tradisi tersendiri selama perayaan Natal.
Di daerah Manado, sejak awal Desember di tanggal 1 sudah dirayakan Natal. Warga Manado menyebutnya sebagai perayaan Pra-Natal. Banyak hal yang terjadi selama perayaan ini, mulai dari lagu-lagu pujian yang sudah terdengar di setiap tempat.
Selain itu, para pemuda di daerah setempat juga mengadakan pawai Sinterklas. Mereka akan berkumpul dan memakai pakaian layaknya Sinterklas dan ada juga yang berpakaian seperti Piet Hitam.
Berusaha seperti Sinterklas saat Natal tiba, semua orang yang berpakaian Sinterklas akan berkunjung dari satu rumah ke rumah lainnya untuk memberikan hadiah terutama bagi anak-anak.
Selain pawai Sinterklas, ada juga tradisi mengunjungi dan membersihkan makam keluarga sebelum Tahun Baru. Area pemakaman berusaha dibersihkan serta menghiasinya dengan bunga-bunga segar.
Rangkaian acara Natal di daerah Manado akan ditutup dengan tradisi bernama "Kunci Taon" atau disebut juga dengan "Kuncikan". Tradisi yang dilakukan pada hari Minggu pertama di bulan Januari ini akan kembali mengadakan pawai keliling kota atau kampung.
Saat berkeliling, peserta pawai akan berusaha menggunakan kostum yang lucu. Tradisi Kunci Taon ini seolah menjadi penutup atau puncak dari rangkaian perayaan Natal di Manado.
4. Penjor di Bali
Bali tidak hanya terkenal dengan wisata alamnya yang indah saja. Namun, Bali juga menyajikn perayaan Natal yang begitu hangat.
Perayaan Natal di Bali sebenarnya hampir mirip dengan perayaan pada saat Galungan bagi umat Hindu.
Melengkapi tradisi selama Natal, setiap gereja di Bali pun akan dihiasi dengan berbagai bambu dan janur-janur yang indah. Inilah yang disebut dengan tradisi Penjor.
Perlu diketahui, penjor merupakan hiasan janur pada batang bambu yang melengkapi kelengkapan agama dan upacara adat masyarakat di Bali.
Tradisi dan adat di Bali yang sangat kental pun membuat para umat Kristiani memakai baju tradisional seperti kebaya, selendang hingga kain kamen berwarna hitam atau putih saat perayaan Natal tiba.
5. Barapen di Papua
Barapen merupakan tradisi bakar batu yang ada di Papua. Batu yang akan dibakar dengan api tidak menggunakan korek api untuk menyalakannya. Api harus dinyalakan dengan menggesekkan kayu sampai menghasilkan panas.
Ketika menunggu api menyala akan ada pembagian tugas. Para perempuan akan diminta untuk menyiapka daun-daunan seperti singkong, bayam, pepaya hingga pakis. Sementara untuk laki-laki akan membuat lubang untuk memasukkan batu panas yang sudah membara.
Nantinya batu yang sudah terbakar ini akan dijadikan tempat untuk memasak sayuran dan daging babi. Acara makan-makan pada tradisi ini seolah dijadikan sebagai pesta lahirnya Yesus Kristus.
Tak hanya itu, beberapa tempat sengaja dihiasi oleh berbagai dekorasi dan ornamen-ornamen unik di setiap sudutnya. Nyanyian dari lagu-lagu Natal akan terus dimainkan selama 24 jam.
6. Meriam Bambu, Flores
Flores memiliki tradisi unik saat perayaan Natal tiba. Meriam bambu menjadi tradisi yang dilakukan anak-anak setiap kali Natal tiba.
Untuk membuat meriam bambu, bahan-bahan yang diperlukan seperti abu dapur dan minyak tanah dimasukan ke dalam bambu yang sudah dipahat dengan sangat rapi. Kemudia cara memainkannya, api akan dimasukan ke dalam lubang kecil di sisi bagian bambu.
Dentuman meriam bambu akan terdengar di FLores pada saat Natal, ini seolah semaki menambah kemeriahan perayaan di Pulau Nusa Tenggara Timur.
Di budaya Manggarai dari Flores, meriam bambu sebenarnya digunakan sebagai tanda bahwa ada orang yang meninggal dunia. Namun, belakangan meriam bambu juga dibunyikan pada masa Adven, Natal hingga perayaan Tahun Baru.
Tradisi meriam bambu seolah menjadi kebiasaan untuk memeriahkan Natal sebagai ungkapan rasa kegembiraan atas kelahiran Yesus Kristus.
7. Sirine dan suara lonceng di Ambon
Tradisi unik lainnya dalam memperingati Natal yaitu dengan membunyikan sirine dan juga lonceng di gereja-gereja secara bersamaan. Tradisi ini seolah dilakukan serempak oleh masyarakat Ammbon untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus.
Tak hanya itu, warga Ambon juga memiliki tradisi sinterklas yang akan mengunjungi setiap rumah. Begitulah cara masyarakat Ambon dalam memeriahkan perayaan Natal.
Dari ketujuh tradisi perayaan Natal di setiap daerah di Indonesia. Kira-kira mana nih yang sudah pernah Mama sekeluarga temui?
Baca juga:
- Tradisi Hari Natal yang Perlu Diketahui Anak Mama
- 10 Makanan Khas Natal dari Seluruh Dunia, Pasti Disukai Anak
- 10 Inspirasi Dekorasi Pohon Natal di Rumah Artis