15 Penyebab Gusi Bengkak dan Cara Mengatasinya
Wajib hati-hati agar gusi tidak bengkak, cegah dari awal!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gusi bengkak pastinya bukanlah kondisi yang nyaman. Apalagi, gusi berperan penting dalam menjaga kesehatan mulut. Gusi adalah jaringan keras berwarna merah muda yang mengelilingi tulang rahang, kaya akan pembuluh darah dan jaringan fibrosa.
Saat meradang, gusi dapat membengkak. Seringkali akan dimulai dari garis gusi, dan terkadang menutupi bagian gigi Mama atau Papa. Gusi yang bengkak biasanya tampak merah, bukan merah muda seperti biasanya.
Berikut, Popmama.com bagikan 15 penyebab gusi bengkak dan cara mengatasinya.
1. Makanan yang terperangkap di antara gigi
Gusi bengkak terkadang dapat disebabkan oleh iritasi sederhana, seperti sisa-sisa makanan yang terperangkap di antara gigi. Misalnya, popcorn dapat menyebabkan potongan biji jagung tersangkut, yang dapat mengiritasi gusi dan menyebabkan pembengkakan.
Untungnya, gejala-gejala ini biasanya bersifat sementara. Hal ini sering kali hilang setelah menyikat gigi dan membersihkannya dengan benang gigi, secara menyeluruh untuk menghilangkan partikel makanan.
2. Abses gigi
Abses gigi merupakan infeksi yang menyakitkan, yang membentuk kantong berisi nanah di gusi. Abses sering kali muncul sebagai benjolan, atau jerawat yang merah serta bengkak.
Meskipun infeksi tersebut dapat menyerang gigi itu sendiri, infeksi satu ini dapat menyebar ke tulang higga gigi di sekitarnya. Abses dapat berkembang di berbagai lokasi di sekitar gigi karena berbagai penyebab, seperti, gigi berlubang parah, gigi patah, terkelupas, retak, penyakit gusi, dan cedera pada gigi.
Untuk mengatasinya terdapat beberapa cara yang bisa kamu lakukan:
1. Menguras abses, dimana dokter gigi akan membuat sayatan kecil pada abses untuk mengeluarkan nanah. Mereka mungkin juga memasukkan selang kecil untuk membantu menguras infeksi sepenuhnya.
2. Perawatan saluran akar. Dengan perawatan yang tepat, gigi yang dirawat saluran akar dapat bertahan seumur hidup.
3. Pencabutan gigi. Jika gigi yang terinfeksi parah tidak dapat diselamatkan, dokter gigi mungkin perlu mencabutnya.
4. Perawatan antibiotik, dimana dokter gigi mungkin meresepkan antibiotik untuk melawan infeksi. Namun, penting untuk dipahami bahwa antibiotik saja tidak akan menyembuhkan masalah yang mendasarinya, yaitu gigi yang terinfeksi itu sendiri.
3. Gingivitis (penyakit gusi tahap awal)
Gingivitis adalah tahap awal penyakit gusi. Penyakit ini terjadi ketika plak dan bakteri menumpuk di gigi, yang menyebabkan gusi meradang, bengkak, dan berdarah.
Gingivitis dapat diobati dengan perawatan gigi. Mengabaikan hal ini dapat memburuk dan menjadi3 periodontitis, penyakit gusi yang lebih parah yang merusak tulang rahang.
Untuk mengatasi penyakit satu ini, kamu bisa melakukan scaling atau pembersihan karang gigi dan pembersihan akar gigi. Prosedur ini melibatkan pembersihan karang gigi, dan bakteri dari bawah garis gusi, serta menghaluskan akar gigi untuk mencegah penumpukan di kemudian hari.
Nah, meskipun pembersihan gigi dapat mengatasi radang gusi, perawatan mulut yang konsisten sangatlah penting. Kamu harus mempelajari metode menyikat gigi dan membersihkan gigi dengan benang gigi yang efektif. Serta melakukan janji temu dengan dokter gigi secara teratur.
Berkumur dengan obat kumur antimikroba juga dapat membunuh bakteri dan meningkatkan kesehatan mulut.
4. Periodontitis (penyakit gusi stadium lanjut)
Periodontitis adalah infeksi gusi serius yang dapat menyebabkan gigi tanggal. Penyakit ini dimulai dengan gusi yang meradang akibat penumpukan bakteri.
Jika tidak diobati, infeksi dapat mengikis tulang yang menopang gigi, menyebabkan gigi menjadi goyang dan akhirnya tanggal.
Untuk mengatasinya, terdapat berbagai cara. Mulai dari perawatan non-bedah, seperti diberikannya pil untuk melawan infeksi, atau mengoleskan obat langsung ke area yang terinfeksi di bawah gusi.
Sampai dengan perawatan bedah, untuk kondisi yang sudah parah. Cangkok tulang gigi, cangkok gusi, regenerasi jaringan terpandu, merupakan beberapa cara untuk menyelesaikan permasalahan mulut ini.
5. Trench mouth (penyakit gusi parah)
Trench mouth adalah penyakit gusi serius yang dapat berkembang akibat radang gusi. Penyakit ini menyebabkan gusi terasa nyeri, bengkak, dan berdarah, serta luka terbuka di antara gigi.
Infeksi ini dapat merusak jaringan gusi dan, jika tidak diobati, menyebar ke jaringan di sekitarnya seperti pipi, bibir, atau tulang rahang. Trench mouth sering dikaitkan dengan kondisi yang membahayakan sistem kekebalan tubuh.
Untuk mengobati radang gusi, penyedia layanan kesehatan berfokus pada penghentian penyebarannya dan meredakan ketidaknyamanan. Ini dapat meliputi pembersihan gigi dengan alat khusus atau bahan kimia, pembuangan jaringan mati, dan pemberian resep antibiotik dan pereda nyeri.
Dalam kasus yang parah, operasi gusi mungkin diperlukan untuk memperbaiki jaringan yang rusak.
6. Gingivostomatitis (infeksi virus atau bakteri di mulut)
Gingivostomatitis adalah infeksi mulut yang menyakitkan yang menyebabkan luka pada bibir dan bagian dalam mulut. Penyakit ini sering disebabkan oleh virus atau bakteri, yang diperburuk oleh kebersihan mulut yang buruk.
Meskipun paling umum terjadi pada anak-anak, siapa pun dapat mengalaminya. Tidak seperti gingivitis, penyakit ini bukanlah penyakit gusi. Namun, wajib berhati-hati karena penyakit ini dapat menyakitkan dan menular. Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung, seperti berciuman atau berbagi peralatan makan.
Untuk mengobati, tenaga kesehatan biasanya mengidentifikasi gingivostomatitis melalui pemeriksaan fisik. Mereka juga akan menanyakan gejala-gejala yang kamu alami.
Infeksi gingivostomatitis biasanya diobati dengan antibiotik atau obat antivirus untuk menghilangkan kuman penyebab penyakit dan mengurangi gejala. Kadangkala, dokter juga perlu membersihkan bagian mulut yang terinfeksi.
7. Gigi palsu yang tidak pas
Gigi palsu adalah pengganti gigi yang hilang yang dapat dilepas. Biasanya terbuat dari bahan-bahan seperti akrilik, resin, nilon, logam, dan porselen. Gigi palsu dapat dipasang pada rahang atas atau bawah, ataupun keduanya.
Pemasangan gigi palsu yang kurang pas, dapat menyebabkan gusi bengkak. Oleh itu, sebelum memasangnya, pastikan sudah berkonsultasi ke dokter dahulu, sehingga dibuatkan model gigi palsu yang pas.
Ingat juga, senyaman apapun gigi palsumu, kamu tetap harus melepaskannya untuk beberapa jam, misalnya ketika tidur. Sebagai gantinya, kamu bisa merendam gigi palsu setidaknya delapan jam setiap hari, untuk meningkatkan kesehatan mulut dengan mengurangi pertumbuhan bakteri, meningkatkan kesehatan gusi, dan menjaga kekuatan tulang rahang.
8. Kehamilan
Tahu nggak sih Ma, ibu hamil juga dapat mengalami gusi bengkak akibat perubahan hormon, lho. Lonjakan hormon selama kehamilan dapat meningkatkan aliran darah ke gusi, sehingga gusi menjadi lebih sensitif dan rentan terhadap iritasi.
Selain itu, perubahan hormon ini dapat melemahkan pertahanan tubuh terhadap bakteri, sehingga meningkatkan risiko infeksi gusi seperti radang gusi. Untuk mengurangi radang gusi, pembersihan gigi secara profesional untuk menghilangkan penumpukan plak merupakan perawatan utama.
Dokter gigi juga akan menyarankan praktik kebersihan mulut yang baik untuk meredakan gejala, seperti menyikat gigi dua kali sehari, membersihkan gigi menggunakan benang gigi setiap hari. Serta, berkumur setiap hari dengan air garam hangat (satu sendok teh garam dalam satu cangkir air hangat).
9. Malnutrisi
Kekurangan vitamin esensial, terutama vitamin B dan C, dapat menyebabkan gusi bengkak. Vitamin C, khususnya, sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan penyakit kudis, suatu kondisi yang berhubungan dengan anemia dan penyakit gusi.
Meskipun kekurangan gizi jarang terjadi di negara-negara maju, hal ini masih dapat memengaruhi orang dewasa, bahkan yang sudah berumur lebih tua.
Nah, untuk mengatasinya kamu bisa pergi ke ahli gizi. Seorang dokter mungkin memberi saran kepada Mama atau Papa tentang cara mengubah kebiasaan makan jika terjadi kekurangan pada apa yang kamu makan selama ini.
Pedoman diet resmi Amerika Serikat juga menganjurkan agar kamu memperoleh sebagian besar nutrisi dari asupan makanan. Namun, dalam beberapa kasus, kamu mungkin perlu mengonsumsi suplemen vitamin atau multivitamin.
10. Thrush
Thrush merupakan infeksi jamur yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari ragi, yang biasanya dikenal dengan Candida albicans. Jenis sariawan ini dapat menyerang mulut, tenggorokan, dan bagian tubuh lainnya.
Sariawan oral, khususnya, menyebabkan bercak putih seperti keju cottage di lidah dan pipi. Bercak ini dapat terasa nyeri dan membuat makan dan berbicara menjadi tidak nyaman.
Untuk mengatasi sariawan jenis ini, dokter biasanya memberikan obat antijamur seperti nistatin. Obat ini bisa berupa tablet kunyah, tablet biasa, atau cairan kumur.
Biasanya, obat diminum selama kurang lebih dua minggu. Jenis obat yang diberikan akan disesuaikan dengan usia dan penyebab sariawannya.
Obat antijamur ini umumnya efektif untuk anak-anak dan orang dewasa yang sehat. Namun, bagi orang yang daya tahan tubuhnya lemah, sariawan bisa lebih sulit sembuh.
11. Merokok
Gaya hidup yang tidak sehat ini ternyata juga dapat menyebabkan gusi bengkak, lho! Saat kamu menyalakan rokok, tubuh akan mulai merasakan akibat dari merokok. Bahkan sebelum menghirupnya, ribuan zat kimia berbahaya yang dilepaskan dari pembakaran tembakau mulai merusak.
Asap rokok mengiritasi saraf di saluran hidung. Sedangkan, tar, zat yang lengket, mengubah warna gigi dan melapisi mulut dan tenggorokan. Hal ini mengganggu indera perasa dan penciuman, dan pada akhirnya dapat menyebabkan masalah gigi seperti gigi berlubang dan penyakit gusi.
Terdapat banyak metode yang dapat membantu kamu berhenti merokok, untuk menghindari gusi bengkak, dan masalah kesehatan lainnya. Kamu mungkin perlu menyesuaikan strategi dan cara-cara untuk berhenti merokok, seperti:
- Cold Turkey: Berhenti tiba-tiba tanpa alat bantu.
- Terapi pengganti nikotin: Menggunakan permen karet, koyo, atau inhaler
- Obat: Obat resep untuk mengatasi rasa putus zat dan keinginan merokok.
- Perubahan Gaya Hidup: Melibatkan olahraga, rutinitas baru, atau terapi.
12. Perubahan hormon perempuan
Perubahan hormonal selama masa pubertas, kehamilan, dan menopause juga dapat memengaruhi kesehatan gusi Mama, lho! Fluktuasi hormon dapat memengaruhi aliran darah ke gusi dan mengubah reaksi tubuh terhadap penumpukan plak. Perubahan ini dapat mengakibatkan radang gusi dan penyakit periodontal, yang ditandai dengan infeksi gusi dan tulang serta peradangan di sekitar dan menyokong gigi.
Penting bagi ibu hamil dan para perempuan yang merencanakan kehamilan untuk membangun fondasi kesehatan mulut yang kuat. Pemeriksaan gigi rutin dan kebersihan mulut yang baik sangat penting untuk mencegah masalah gigi dan potensi komplikasi kehamilan.
Dengan menangani masalah kesehatan mulut sejak dini, ibu hamil dapat memastikan kehamilan yang lebih sehat dan masa depan yang lebih baik bagi anak mereka.
13. Scurvy
Penyakit yang menyebabkan gusi bengkak ini disebabkan oleh kurangnya asupan vitamin C. Kondisi ini dapat terjadi ketika pola makan seseorang tidak mengandung cukup nutrisi penting ini.
Jika kamu tidak mendapatkan cukup vitamin C dari buah dan sayuran segar selama setidaknya tiga bulan, kamu bisa terkena penyakit ini. Memasak makanan juga dapat mengurangi jumlah vitamin C yang dikandungnya, jadi kamu wajib hati-hati ketika membuat suatu hidangan.
Pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan lebih lanjut. Kondisi ini dapat dengan mudah diatasi dengan meningkatkan asupan vitamin C.
Usahakan untuk mengonsumsi makanan seimbang yang kaya buah dan sayuran, idealnya menggandakan dosis vitamin C harian yang direkomendasikan. Dokter juga mungkin menyarankan suplemen vitamin C untuk membantu pemulihan.
Untuk anak-anak yang menderita penyakit ini, suplemen harian hingga 300 miligram sudah cukup. Sementara, orang dewasa dapat mengonsumsi antara 500 dan 1000 miligram per hari.
14. Diabetes yang tidak ditangani dengan baik
Diabetes terjadi saat kadar gula darah menjadi terlalu tinggi. Hal ini terjadi saat pankreas tidak memproduksi insulin dalam jumlah cukup atau tidak memproduksi sama sekali, atau saat tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksinya secara efektif.
Diabetes yang tidak tertangani dengan baik dapat meningkatkan kadar gula darah dalam air liur, sehingga memicu pertumbuhan bakteri dan menyebabkan penyakit gusi. Sebaliknya, infeksi akibat penyakit gusi yang tidak diobati dapat semakin meningkatkan kadar gula darah, sehingga pengendalian diabetes menjadi lebih sulit.
Untuk mendiagnosis penyakit gusi, dokter gigi akan meninjau riwayat kesehatan, terutama pengendalian diabetes. Dokter akan memeriksa gusi, mengukur kedalaman kantong gusi, dan mengambil sinar-X.
Untuk mengatasi gusi bengakak akibat diabetes, maka harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Apabila tidak terlalu mengkhawatirkan, kamu mungkin harus rutin membersihkan gigi secara mendalam/ scaling, atau mungkin diberi obat seperti antibiotik. Jika kondisi sudah parah, mungkin kamu akan diharuskan melalui operasi mulut.
15. Virus
Beberapa infeksi virus dapat menyebabkan sakit gigi atau ketidaknyamanan karena memengaruhi mulut dan area di sekitarnya. Misalnya virus Influenza (flu), yang jika hidung tersumbat parah, dapat menyebabkan nyeri pada rahang dan wajah.
Hal ini karena sinus dekat dengan gigi, dan tekanan akibat hidung tersumbat dapat terasa di gigi. Selain itu, virus penyebab herpes zoster terkadang dapat aktif kembali di kemudian hari, yang berpotensi menyebabkan nyeri mulut.
Untuk mengatasi sakit gigi yang disebabkan oleh infeksi virus secara efektif, penting untuk menggabungkan tindakan pencegahan dengan pereda gejala.
Pastikan Mama atau Papa, menjaga kebersihan mulut yang baik, dengan cara sikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluorida dan gunakan benang gigi setiap hari untuk mengurangi risiko masalah gigi.
Kamu juga bisa memperkuat sistem kekebalan tubuh agar membantu melawan infeksi virus. Selain itu, berkonsultasilah pada ahli. Terutama, jika sakit terus berlanjut atau memburuk, konsultasikan dengan dokter gigi untuk pemeriksaan menyeluruh dan rencana perawatan yang dipersonalisasi.
Dokter juga dapat memberikan obat antivirus, jika sakit disebabkan virus tertentu, seperti influenza atau herpes simpleks, maka dokter dapat meresepkan obat antivirus untuk meredakan gejala dan memperpendek durasi infeksi.
Itulah, 15 penyebab gusi bengkak dan cara mengatasinya. Pastikan kamu menjaga kesehatan mulut, agar gigi dan gusi tetap sehat terkendali.
Baca juga:
- 6 Cara Mengatasi Gusi Sering Berdarah
- 15 Obat Gusi Bengkak di Apotek dan Harganya
- 5 Penyebab Gusi Berdarah dan Cara Pencegahannya