Perjuangan Keras David Jacobs Raih Medali Perunggu di Paralympic 2020
David Jacobs berjuang dramatis untuk mendapatkan medali perunggu dalam Paralimpiade 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kabar bahagia kembali datang dari ajang Paralympic 2020 Tokyo. Atlet paratenis meja kita, David Jacobs, menyumbang medali perunggu di ajang Paralimpiade Tokyo 2020 pada Sabtu (28/8/2021) di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang.
Medali ini sekaligus menjadi medali ketiga Indonesia di gelaran ini. Dilansir dari IDN Times, Medali tersebut direbut David Jacobs setelah takluk di babak semifinal melawan wakil Prancis, Mateo Boheas, dengan skor 2-3 (9-11, 8-11, 11-3, 11-5, 8-11).
Kekalahan itu mengakibatkan David gagal melaju ke partai final. Namun, begitu David tetap berhak mendapatkan medali perunggu pada pentas ini. David meraih perunggu bersama dengan Filip Radovic (Montenegro) yang juga dikalahkan Patryk Chojnowski.
Seperti apa giras perjuangan keras David Jacobs pada Paralympic tahun ini, Popmama.com punya kisahnya untukmu.
1. Dua kali sehari sekaligus melakoni laga para tenis meja
Usai kalah di laga semifinal, harapan David Jacobs untuk melaju ke final para tenis meja TT10 di Paralimpiade Tokyo 2020 pun pupus.
Kekalahan saat melawan pemain Prancis, Mateo Boheas dalam laga semifinal ini bisa jadi dikarenakan unsur merosotny kondisi fisik setelah bertanding sebanyak dua kali dalam sehari sekaligus.
Sabtu ini, David menjalani dua pertandingan sekaligus. Pada pagi hari David menjalani pertandingan berat selama lima gim untuk menyingkirkan pemain Tiongkok, Lian Hao pada babak perempat final.
Berselang beberapa jam kemudian saja, David sudah harus melakoni pertandingan semifinal melawan Boheas yang berakhir dengan skor (2-3) 9-11, 8-11, 11-3, 11-5 dan 8-11.
Hal ini menjadi salah satu penyebab tidak maksimalnya penampilan pemain berumur 44 tahun itu pada babak semifinal yang berlangsung pada Sabtu siang.
“Penampilan David tidak bisa maksimal karena kondisi fisiknya sudah kelelahan. Fisik David cukup terkuras banyak saat ia harus bertarung habis-habisan melawan Mateo Boheas di babak delapan besar tadi pagi,” jelas Sang pelatih, Rima Ferdianto.
2. Teknik pukulan David yang tidak lagi tajam akibat menurunnya kondisi fisik
Pelatih menceritakan bahwa teknik pukulannya pada pertandingan semifinal sudah tidak lagi sebaik sebelumnya, tersebab penurunan kondisi fisik yang tadi sudah disebutkan.
“Pada pertandingan semifinal tadi, penampilan David menurun. Hal itu terlihat dari forehand top spin-nya David sudah tidak terlalu tajam lagi. Defense lawan juga bagus hari ini jadi menyulitkan David dalam menyerang,” tambah Rima.
3. David sudah melebihi target
Meski gagal peroleh medali emas atau perak, namun sebenarnya pencapaian David Jacobs merebut medali perunggu para tenis meja di Paralimpiade 2020 sudah merupakan sebuah kejutan.
Karena, di nomor perorangan David dan kawan-kawan sebenarnya tidak ditargetkan merebut medali diakrenakan ketatnya persaingan. Target medali justru digadang akan datang dari nomor ganda putra.
“Bersyukur kita bisa dapat medali perunggu perorangan. Semoga di nomor ganda kita bisa meraih prestasi yang lebih bagus lagi,” imbuh Rima kembali.
4. Perunggu kedua untuk Indonesia
Medali perunggu yang diraih David Jacobs di Paralympic Tokyo 2020 ini, merupakan perunggu kedua pada ajang pesta olahraga empat tahunan antar kaum disabilitas itu.
Sebelumnya David sudah memboyong medali serupa pada Paralympic London 2012.
Selanjutnya, Indonesia masih punya target medali di nomor ganda putra para tenis meja yang akan menurunkan pasangan David Jacobs dan Komet Akbar untuk berlaga di Paralimpic Tokyo 2020.
Baca juga:
- Harmonis! 7 Foto Kedekatan Atlet Paracycling M Fadli dan Keluarga
- Niat Pecahkan Rekor Pribadi, Saptoyogo Dapat Medali di Paralympic 2020
- Memotivasi! 6 Foto Atlet Paralympic dengan Skill 'Spesial' Mereka