Alas Salat Ditemukan Mengambang, KRI Nanggala Dinyatakan Tenggelam
Sedang diusahakan untuk dievakuasi dari kedalaman 850 meter
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah pencarian selama 72 Jam KRI Nanggala-402 yang hilang kini dinyatakan tenggelam.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, pihaknya telah menemukan puing-puing yang diduga bagian dari kapal selam KRI Nanggala-402 yang kini diperkirakan berada di kedalaman 850 meter.
Dinyatakan tenggelam dan ditemukan puing-puing yang diduga kuat milik KRI Nanggala-402. Menurut Yudo, pada posisi tersebut sulit sekali dilakukan pengangkatan oleh kapal selam ataupun dengan pengerahan kapal robot ROV (Remotely operated underwater vehicle).
Dalam jumpa pers yang digelar pada Sabtu, (24/4) di Bandara Ngurah Rai, Bali, TNI menyatakan KRI Nanggala-402 berada di fase sub sunk atau sudah tenggelam.
Kepastian tersebut diperoleh usai ditemukannya beberapa puing yang melekat kepada komponen kapal selam yang mulai beroperasi sejak 1981 lalu itu.
Bagaimana selengkapnya? Cek informasinya di Popmama.com:
Ditemukan alas salat milik ABK kapal
Tidak hanya penemuan puing berupa pelurus terpedo dan pipa pendingin bertulisan Korea Selatan saja, benda milik Anak Buah Kapal (ABK) yakni alas yang dipakai untuk salat juga ditmukan, hingga pelumas untuk naik turunnya periskop kapal selam.
Selain itu, ada juga sponge untuk menahan panas di dalam lambung kapal sehingga tidak terjadi kondensasi.
Puing-puing ini ditemukan di lokasi terakhir yang diduga merupakan posisi kapal selam tersebut.
Masih Menurutnya, puing-puing tidak akan terangkat keluar bila tidak ada tekanan dari luar atau sudah terjadi keretakan.
"Barang-barang ini diyakini merupakan milik KRI Nanggala-402," ujar Yudo.
Sedang diupayakan untuk dilakukan evakuasi di kedalaman 850 meter
Melansir dari staraitstimes.com, upaya keras kini sedang disiapkan untuk mengevakuasi kapal selam dari kedalaman 850m, tambah Laksamana Yudo.
"Kapal selam itu mungkin mulai retak di beberapa bagian saat jatuh pada kedalaman antara 400m dan 500m," katanya, menambahkan bahwa sejauh ini tidak ada tanda-tanda mayat atau korban selamat.
Aset dari berbagai negara asing telah dikerahkan untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan. Kepala Marsekal Hadi, menekankan bahwa Australia, Amerika Serikat, Singapura dan Malaysia telah melakukan yang terbaik untuk ikut upaya pencarian.
Sebagai informasi, KRI Nanggala-402 yang berusia 44 tahun sebelum tenggelam dijadwalkan untuk melakukan latihan torpedo setelah meminta izin untuk menyelam pada Rabu (21/4) pagi, tetapi kemudian hilang kontak.
Adanya pemadaman listrik yang terjadi selama penyelaman statis berkemungkinan menyebabkannya kehilangan kendali dan menjadi tidak dapat melakukan prosedur darurat, menurut Angkatan Laut Indonesia.
Juru bicara Angkatan Laut Julius Widjojono mengatakan kontak dengan kapal selam itu kemungkinan hilang pada ketinggian 600m hingga 700m di bawah air, sementara kapal tersebut didesain dapat menahan kedalaman hingga 500m.
Insiden ini diyakini sebagai bencana kapal selam besar pertama di Indonesia.
Baca juga:
- 29 Tewas Dalam Kecelakaan, Bus Sumedang Memang Langgar Aturan
- Saat Mengemudi Sendiri, Inilah 5 Faktor Penyebab Kecelakaan Mobil
- Asuransi Kecelakaan Jasa Raharja: Nominal Santunan dan Cara Klaim