21 Kasus Suspek Hepatitis Akut Misterius Ditemukan di DKI Jakarta
Sampai Rabu (11/5/2022), sebanyak 21 kasus suspek hepatitis akut misterius ditemukan di Jakarta
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus suspek hepatitis akut di Indonesia kembali bertambah. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa terdapat 21 kasus dugaan hepatitis akut yang ditemukan di Ibu Kota. Dalam laporan tersebut, tiga anak tercatat telah meninggal dunia.
"Data sementara ada 21 kasus yang diduga terkait hepatitis akut. Namun demikian ini masih dalam proses penyelidikan epidemiologi," ucap Riza Patria kepada wartawan saat berada di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/5/2022) kemarin.
Untuk lebih jelasnya mengenai kabar ini, simak rangkuman informasi yang sudah Popmama.com rangkum secara lebih detail.
1. Wagub DKI imbau masyarakat terapkan gaya hidup bersih dan sehat
Meski tidak memberikan penjelasan terkait penyebaran hepatitis akut, Riza mengatakan akan memeriksa kembali data tersebut kepada Dinkes. Dalam kesempatan tersebut, Riza menegaskan bahwa penyakit itu tidak hanya menyerang anak-anak namun juga orang dewasa.
"Nanti dicek ke Dinkes, ya. 21 tersebar di mana saja, usianya berapa, tetapi yang harus diketahui ternyata hepatitis akut ini tidak hanya untuk anak-anak, bahkan juga orang dewasa," ujar Riza.
Tak hanya itu, Riza juga mengimbau kepada masyarakat untuk menerapkan gaya hidup bersih dan sehat untuk mencegah terjangkit hepatitis akut.
"Tetap laksanakan protokol kesehatan sekalipun pandemi sudah menurun gejalanya sudah berkurang, tetap laksanakan prokes. Kedua, kami minta khususnya anak-anak yang mudah terjangkit untuk ditunda dulu bermain di tempat umum," katanya.
2. Pemprov DKI membentuk tim khusus
Sementara itu, Riza mengungkapkan bahwa Pemprov DKI Jakarta sudah membentuk tim khusus meski belum berbentuk satuan tugas khusus.
Riza mengatakan, tim tersebut sudah dibentuk oleh jajaran dinas dan pemimpin wilayah tanpa perlu perintah dari gubernur dan wakil gubernur.
"Terkait satgas, juga sudah menjadi protokol tetap (protap) di Pemprov pembentukan tim apakah itu satgas atau tim, ataupun itu sudah menjadi ketentuan. Tidak semua harus diperintahkan pimpinan gubernur, wagub, sekda," tutur Riza.
3. Dinkes DKI percepat langkah intervensi
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mempercepat langkah intervensi dengan memperkuat kewaspadaan dini untuk mengantisipasi penularan hepatitis akut yang penyebabnya masih belum diketahui.
"Jadi tidak perlu khawatir. Kami Insya Allah akan melakukan percepatan intervensi dan melokalisasi kasus apabila ada laporan," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, di Jakarta, Senin (9/5/2022) kemarin.
Pihaknya mengaku sudah melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap 17 penyakit menular termasuk hepatitis sejak 2002 yang dilaporkan setiap rumah sakit atau fasilitas kesehatan.
"Jadi terkait penyakit menular yang berpotensi itu harus kami tangkap sebagai informasi awal untuk dilakukan investigasi dan langkah-langkah pengamanan. Itu pertama dari sisi penguatan," tuturnya.
4. Dinkes berkoordinasi dengan Kemenkes dan organisasi profesi
Widyastuti pun mengingat secara klinis dan epidemiologi kasus hepatitis akut yang masih misterius itu berbeda dengan jenis hepatitis lainnya, maka pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan organisasi profesi.
Widyastuti mengatakan bahwa koordinasi tersebut dilakukan dalam rangka penyusunan pedoman dan panduan bagi petugas medis di lapangan.
Selain itu, pihaknya juga sudah mensosialisasikan kewaspadaan dini kepada rumah sakit dan puskesmas di DKI Jakarta, termasuk tata kelola sesuai standar sementara.
5. Dinkes DKI dalami kriteria klinis dan epidemiologi hepatitis akut
Meski dari tiga kasus kematian diduga akibat hepatitis akut yang menyerang anak-anak, Widyastuti belum bisa menyimpulkan pola penyakit itu. Namun, pihaknya sedang mendalami kriteria klinis dan epidemiologi hepatitis akut tersebut.
Di sisi lain, pihaknya juga meminta kepada masyarakat agar jangan panik soal kemunculan kasus hepatitis akut asalkan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah penyakit itu.
"Tidak perlu panik, tapi selalu PHBS, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, usai BAB (Buang Air Besar) dan saat mau makan," ujar Widyastuti.
Jadi itulah rangkuman informasi yang berhasil dikumpulkan tentang 21 kasus suspek hepatitis akut misterius yang ditemukan di DKI Jakarta.
Semoga adanya informasi ini dapat membantu dalam meningkatkan kewaspadaan mama sekeluarga akan penyakit hepatitis akut misterius.
Baca juga:
- 5 Anak di Indonesia Dilaporkan Meninggal Dunia Akibat Hepatitis Akut
- Hepatitis Akut: Gejala, Cara Mencegah, dan Pengobatannya pada Anak
- Faheem Younus Sebut Hepatitis Akut Tak Akan Jadi Pandemi