Efektivitas Booster untuk Penerima Vaksin Sinovac
Seberapa besarkah efektivitas yang diberikan oleh booster untuk penerima vaksin Sinovac?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini, program vaksin booster memang sedang gencar-gencarnya digalakkan oleh pemerintah. Pelaksanaan vaksin booster sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak awal tahun 2022. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi paparan dan penularan Covid-19.
Sebagai informasi, pemerintah telah menyediakan enam jenis regimen vaksin booster yang bisa digunakan di Indonesia, yaitu Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, Janssen (J&J), dan Sinopharm.
Mama pasti pernah bertanya-tanya akan seberapa besar efektivitas yang diberikan oleh vaksin booster, terutama untuk penerima vaksin Sinovac.
Nah, baru-baru ini ada sebuah penelitian terbaru yang membahas tentang perbandingan efektivitas booster bagi penerima vaksin Sinovac dua dosis. Adapun booster yang dibandingkan antara lain, Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer.
Lantas, seberapa besarkah efektivitas yang diberikan oleh booster tersebut?
Demi menjawab rasa penasaran, kali ini Popmama.com telah kumpulkan tentang beberapa fakta efektivitas booster untuk penerima vaksin Sinovac secara lebih detail.
1. Dari hasil penelitian, booster Pfizer unggul dalam mencegah Covid-19 bergejala
Hasil penelitian terbaru tentang efektivitas ini diunggah dalam bentuk foto oleh dr. Adam Prabata melalui laman akun Instagram pribadinya @adamprabata.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, menunjukkan bahwa efektivitas booster dari Pfizer unggul dalam mencegah Covid-19 bergejala. Hasil presentasenya bahkan menyentuh angka 96,5 persen, lho.
Angka ini lebih tinggi dibanding AstraZeneca yang hanya mencapai 93,2 persen dan Sinovac yang menunjukkan sekitar 78,8 persen.
2. AstraZeneca unggul dalam mencegah rawat inap, mencegah masuk ICU, dan mencegah kematian akibat Covid-19
Dalam poin lainnya justru menunjukkan bahwa AstraZeneca lebih unggul. Keunggulan AstraZeneca ini terjadi pada mencegah rawat inap, mencegah masuk ICU, dan mencegah kematian akibat Covid-19.
Pada poin mencegah rawat inap akibat Covid-19, efektivitas dari booster AstraZeneca mampu menunjukkan pada angka 97,7 persen. Angka ini lebih besar dibandingkan Pfizer yang hanya 96,1 persen, dan Sinovac yang berada dikisaran 86,3 persen saja.
Kemudian pada poin mencegah masuk ICU akibat Covid-19, efektivitas booster AstraZeneca mampu mencapai angka 98,9 persen. Sementara efektivitas Pfizer hanya sekitar 96,2 persen, dan Sinovac hanya 92,2 persen.
Terakhir, efektivitas booster AstraZeneca juga menunjukkan keunggulan pada poin mencegah kematian akibat Covid-19 di mana berada dikisaran 98,1 persen. Sedangkan efektivitas booster Sinovac hanya mencapai 86,7 persen, lalu Pfizer mencapai 96,8 persen.
3. Penelitian ini dilakukan sebelum Omicron jadi varian Covid-19 yang dominan
Dalam caption pada foto yang diunggah, dr. Adam Prabata menjelaskan bahwa penelitian ini dilakukan di Chile pada periode Februari-November 2021 di mana Omicron belum menjadi varian Covid-19 yang dominan di seluruh dunia.
"Penelitian ini dilakukan di Chile pada >11 juta orang pada periode Februari-November 2021. Pada periode tersebut, Omicron belum menjadi varian Covid-19 yang dominan di seluruh dunia, termasuk di Chile," tulis dr. Adam Prabata dalam unggahannya.
"Oleh karena itu, bisa jadi terdapat perbedaan angka efektivitas pada penelitian ini bila dibandingkan dengan efektivitas terhadap varian Omicron," sambungnya.
Jadi itulah rangkuman informasi yang berhasil dihimpun tentang efektivitas booster untuk penerima vaksin Sinovac. Semoga informasi ini bisa jadi pengetahuan baru bagi Mama tentang efektivitas booster, ya.
Baca juga:
- Kemenkes Bakal Jadikan Sinovac Vaksin Booster
- Penerima Dosis Pertama Vaksin Janssen Bisa Langsung Vaksinasi Booster
- Jelang Lebaran, Kemenkes Sediakan Pos Vaksinasi Booster di Jalur Mudik