8 Fakta Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru, Ada Jembatan Roboh
Hujan deras menjadi penyebab banjir lahar dingin Gunung Semeru terjang Lumajang
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Beberapa desa di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur belum lama ini mengalami peristiwa yang tidak diinginkan. Diketahui, banjir lahar dingin dari Gunung Semeru menerjang beberapa desa di kawasan tersebut.
Peristiwa itu bahkan menyebabkan beberapa jembatan penghubung desa menjadi terputus hingga ratusan warga yang terdampak memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Informasi seputar fakta banjir lahar dingin Gunung Semeru sudah Popmama.com rangkum dari berbagai sumber secara detail.
Berikut informasi selengkapnya!
1. Peristiwa itu merupakan akibat hujan yang terjadi di lereng Gunung Semeru
Peristiwa banjir lahar dingin Gunung Semeru yang menerjang beberapa desa di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur memang mengejutkan publik. Dari informasi yang beredar, banjir itu merupakan imbas dari hujan yang terjadi di lereng Gunung Semeru, beberapa hari lalu.
Hujan kemudian menyebabkan debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) lahar Semeru menjadi naik hingga menerjang sejumlah jembatan hingga terputus.
2. 5 desa di Lumajang terdampak banjir lahar dingin Gunung Semeru
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur (BPBD Jatim) sampai dengan Jumat (7/7/2023) pukul 20.00 WIB, banjir lahar dingin berdampak pada lima desa yang ada di dua kecamatan.
Adapun desa yang terdampak ialah Desa Sidomulyo dan Pronojiwo di Kecamatan Pronojiwo, lalu ada Desa Jugosari, Desa Kloposawit, dan Desa Tumpeng di kecamatan Candipuro.
3. Ada 4 jembatan penghubung antar desa yang terputus akibat peristiwa itu
Banjir yang terjadi di beberapa desa itu ternyata membuat kerusakan pada jembatan. Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jatim, Satriyo Nurseno, menjelaskan ada empat jembatan penghubung antar desa yang terputus imbas banjir di 5 desa itu.
Adapun empat jembatan yang dimaksud ialah jembatan penghubung Desa Kloposawit dengan Desa Tumpeng di Kecamatan Candipuro, jembatan Kali Regoyo penghubung Desa Jugosari dengan Dusun Kebondeli Selatan di Candipuro.
Lalu jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Nguter di Candipuro, dan Jembatan penghubung Lumajang-Malang di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo.
4. Banjir lahar dingin Gunung Semeru membuat dilakukannya penutupan jalan di sejumlah lokasi di Lumajang
Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang terjadi di Lumajang ternyata tidak hanya berdampak pada lima desa dan membuat empat jembatan penghubung antar desa terputus.
Berdasarkan informasi yang beredar, peristiwa banjir lahar dingin Gunung Semeru yang terjadi ternyata juga ikut membuat dilakukannya penutupan jalan di sejumlah lokasi. Terutama lokasi yang berada di kawasan Lumajang.
5. Ratusan Warga dikabarkan mengungsi akibat peristiwa banjir lahar dingin
Peristiwa banjir lahar dingin Gunung Semeru turut membuat ratusan warga mulai mengungsi ke tempat yang lebih aman. Data dari BPBD Jatim menunjukkan sebanyak 571 jiwa memilih mengungsi ke beberapa titik pengungsian.
Mereka berada di sejumlah titik pengungsian, yakni di Balai Desa Tumpeng, Balai Desa Jarit, Balai Desa Penanggal, Komunitas Rumah Wani Gosong Desa Jarit, Balai Desa Tambakrejo, Balai Desa Pronojiwo dan rumah warga di Patung Salak.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa langsung melakukan gerak cepat dengan menerjunkan tim dan bantuan. Semua tim kabarnya telah bergerak ke lapangan dipimpin langsung Kepala BPBD Jatim yang secara ex-officio dijabat oleh Sekdaprov Jatim, Adhy Karyono.
Demi mencukupi kebutuhan pangan masyarakat terdampak yang mengungsi, Tagana Jatim dikabarkan mendirikan dapur umum di Balai Desa Jarit, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
6. Seismograf mencatat ada 4 kali getaran banjir dalam 5-6 jam
Getaran banjir di Gunung Semeru rupanya sempat terekam alat seismograf atau alat pengukur dan pencatat gempa bumi.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Liswanto, menjelaskan bahwa pihaknya mencatat pada periode pengamatan Jumat (7/7/2023) pukul 00.00-24.00 WIB ada empat kali gempa getaran banjir yang terjadi.
Getaran banjir itu dikabarkan oleh Liswanto memiliki amplitudo 28-40 mm dan lama gempa 20.700-21.600 detik atau sekitar 5-6 jam.
Sementara itu, selama 24 jam, seismograf ikut merekam 57 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 12-22 mm dan lama gempa 45-155 detik. Lalu, sembilan kali gempa guguran dengan amplitudo 4-13 mm dan lama gempa yang tercatat 37-62 detik.
7. PVMBG tetapkan Gunung Semeru masuk dalam status siaga atau level 3
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan Gunung Semeru masuk dalam status siaga atau level 3.
Dengan ditetapkannya status tersebut, masyarakat tentu tak diperbolehkan melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak atau pusat erupsi.
Masyarakat yang ada di luar jarak itu juga tak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Hal itu dikarenakan adanya potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Selain itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru. Hal ini dikarenakan rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
8. Lumajang tetapkan tanggap darurat 14 hari imbas banjir lahar dingin Gunung Semeru
Berdasarkan informasi terbaru yang diterima, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari. Hal ini ditetapkan menyusul terjadinya banjir lahar dingin Gunung Semeru yang menerjang beberapa desa di wilayahnya.
Thoriq menjelaskan bahwa cuaca ekstrem dengan intensitas hujan tinggi selama beberapa hari ini mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah. Terjangan keras material lahar dingin Semeru juga mengakibatkan beberapa jembatan rusak hingga putus.
Bagi Thoriq, fokus utama saat ini adalah keselamatan jiwa. Oleh karena itu, dia turut mengimbau agar warga di tepian sungai untuk mengungsi sampai kondisi benar-benar dipastikan aman.
Itulah sejumlah fakta banjir lahar dingin Gunung Semeru yang sudah dirangkum dari berbagai sumber secara detail.
Peristiwa banjir lahar dingin Gunung Semeru memang tak bisa diprediksi kapan terjadi dan kapan akan berakhir. Semoga peristiwa ini dapat segera berakhir dan tidak ada lagi korban yang berjatuhan.
Baca juga:
- Waspada, 6 Penyakit yang Rentan Terjadi saat Banjir
- 3 Doa yang Sebaiknya Dibaca saat Banjir Melanda
- Ambil Tindakan, Begini Cara Menangani Dokumen yang Terdampak Banjir