TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

8 Fakta Demo 11 April yang Paling Tersorot, Ada Pemukulan Ade Armando

Aksi demo yang diikuti ribuan mahasiswa ini turut memakan korban pemukulan dari oknum tak dikenal

dok. IDN Times/Istimewa

Aksi demonstrasi mahasiswa yang dipelopori oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) ini telah digelar di depan Gedung DPR/MPR RI, pada Senin (11/4/2022) kemarin.

Massa aksi yang hadir dalam demonstrasi kemarin, turut menyampaikan beberapa tuntutan, termasuk penolakan tiga periode masa jabatan Presiden dan wacana penundaan Pemilu 2024.

Awalnya, aksi demo tersebut berjalan dengan damai. Namun secara tiba-tiba situasi tersebut berubah menjadi ricuh. Kericuhan ini pun pecah kala menjelang sore hari.

Tak hanya itu saja, aksi demo yang diikuti ribuan mahasiswa ini turut memakan korban pemukulan oleh sejumlah oknum yang tidak dikenal.

Dilansir dari berbagai sumber, Popmama.com telah mengumpulkan beberapa fakta demo 11 April yang paling tersorot.

1. Demo di Gedung DPR picu kemacetan di depan TVRI

Popmama.com/Hurryyati Aliyah

Demo yang digelar pada Senin (11/4/2022) kemarin di depan Gedung DPR/MPR membuat lalu lintas di kawasan Kantor TVRI, Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta Pusat, menjadi macet total dan cenderung tak bergerak.

Pada sekitar pukul 13.30 WIB kemarin, kemacetan lalu lintas ini mengular di sepanjang Jalan Gerbang Pemuda dan bermuara di Gedung DPR/MPR.

2. Aksi demo 11 April diikuti ribuan mahasiswa

Instagram.com/sufmi_dasco

Massa aksi yang turut hadir dalam demo Senin (11/4/2022) kemarin, terdiri dari berbagai mahasiswa. Jumlah mahasiswa yang hadir tersebut mencapai 1.000 orang dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Mahasiswa yang hadir dalam demo tersebut langsung menyuarakan tuntutan mereka, salah satunya ialah menolak wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo.

Massa aksi demo tiba di depan gerbang sekitar pukul 13.51 WIB sambil mengibarkan bendera organisasinya masing-masing. Beberapa peserta aksi pun langsung memanjat gerbang dan memasang spanduk yang berisi tuntutan mereka.

3. Polisi amankan oknum yang bawa senjata tajam

Pexels/Markus Spiske

Kapolri Jenderal Listo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa polisi telah mengamankan beberapa oknum yang kedapatan membawa senjata tajam dalam demo kemarin. Pihak tersebut diamankan oleh polisi karena diduga ingin melakukan provokasi dalam aksi mahasiswa.

"Ya, jadi ada beberapa yang diamankan dari bebebrapa wilayah sekitar Jawa Barat dan sebagainya, ada yang bawa sajam sudah kita amankan," ungkap Listyo, Senin (11/4/2022).

Meski demikian, Listyo tidak menjelaskan lebih lanjut apakah pihak yang diamankan itu merupakan mahasiswa atau kalangan lain. Namun, ia memastikan agar pihaknya mengamankan pihak tersebut agar aksi penyampaian pendapat oleh mahasiswa berjalan lancar.

4. Kapolri dan Wakil Ketua DPR datang temui massa

Instagram.com/sufmi_dasco

Senin (11/4/2022) sore kemarin, pihak petugas kepolisian dengan tiba-tiba membentuk barisan dan membuka jalur bagi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo beserta Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, Sufmi Dasco, dan Lodewijk.

Empat orang tersebut datang untuk menemui massa aksi yang berada di depan Gedung DPR/MPR RI. Mereka naik ke atas mobil komando untuk mendengarkan orasi secara langsung.

Sebagai jawaban atas tuntutan dari massa, Sufmi memastikan bahwa DPR akan menerima segala aspirasi, termasuk penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.

"Paling penting permintaan kawan-kawan untuk DPR RI, MPR RI tidak melakukan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. DPR RI, MPR RI tidak akan ditekan. DPR RI kita bersikap untuk mendapatkan persiapan pemilu," tegas Sufmi.

5. Massa demonstrasi ricuh

IDN Times/Justin Amudra P

Aksi demo mahasiswa yang terjadi di depan Gedung DPR/MPR dilaporkan juga berujung kericuhan. Peristiwa ini terjadi setelah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan ketiga Wakil DPR RI pergi meninggalkan massa.

Massa yang ada dalam aksi tersebut saling mendorong sambil berteriak bahwa ada provokator. Beberapa massa diantaranya juga saling melemparkan botol air mineral.

Melihat adanya kericuhan, polisi menembakkan gas air mata yang mengurai massa ke sisi timur dan barat Jalan Gatot Subroto, di depan Gedung DPR.

Aksi demonstrasi itu pun berakhir dengan adanya iringan asap dan suara letupan yang beberapa kali terdengar.

6. Pemukulan Ade Armando

dok. IDN Times/Istimewa

Selain diwarnai kericuhan, aksi demonstrasi pada Senin (11/4/2022) kemarin, juga disertai dengan adanya aksi pemukulan terhadap pegiat media sosial sekaligus dosen FISIP Universitas Indonesia (UI), Ade Armando.

Ade Armando yang sebelumnya bergabung dalam barisan massa tiba-tiba saja ditarik dan didorong hingga terjatuh. Dirinya pun dipukuli hingga babak belur dengan wajah penuh darah.

Aparat kepolisian yang berada di sekitar lokasi langsung menghentikan aksi kekerasan yang terjadi dan segera mengevakuasi Ade Armando.

Dari kejadian ini, polisi memastikan bahwa pelaku kekerasan tersebut bukanlah dari kalangan mahasiswa.

"Pada saat anggota kami melakukan evakuasi (terhadap Ade Armando), massa non-mahasiswa bertambah beringas, menyerang anggota, sehingga 6 anggota kami yang melakukan evakuasi terluka," kata Kapolda Metro Jaya Irjen pol Fadil Imran dalam jumpa pers di Gedung DPR, Senin (11/4/2022) malam.

7. Anggota Ditlantas ikut jadi korban pengeroyokan

Pixabay/diegoparra

Anggota Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya, AKP Rudi Wiransyah juga ikut menjadi korban pengeroyokan massa oleh sekelompok orang tidak dikenal.

Saat itu, Rudi mengevakuasi mobil-mobil yang terjebak di jalan tol depan Gedung DPR, akibat kerumunan massa pengunjuk rasa.

"Pada saat itu saya berada di lokasi. Kami bersama-sama berusaha mengevakuasi kendaraan di tol untuk putar arah," ungkap Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo, di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (11/4/2022) petang.

Menurut keterangan Sambodo, Rudi yang saat itu sedang bertugas tiba-tiba diserang. Rudi pun terkena pukulan dari beberapa orang. Atas penyerangan tersebut, Rudi menderita memar pada bagian kepala, dada, dan pinggang kiri. Kendaraannya pun ikut rusak.

"Tiba-tiba kami diserang massa. Kebetulan AKP Rudi berada di posisi paling belakang. Ada yang memukuli AKP Rudi dan menendang motornya sehingga terjatuh," kata Sambodo.

8. Pos polisi Pejompongan dibakar massa

Pexels/Francesco Paggiaro

Pos polisi Pejompongan, Jakarta Barat, ikut dibakar massa, pada Senin (11/4/2022). Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan menyebut bahwa pembakaran tersebut terjadi selepas magrib.

“Saya sedang menuju TKP. Benar itu dibakar. Saya baru keluar DPR MPR. Ini masih di jalan belum sampai, tapi udah dapat laporannya kalau dibakar,” kata Zulpan saat dihubungi wartawan.

Kesaksian dari warga sekitar, Haedar, kejadian ini bermula dari bentrokan massa dan aparat kepolisian. Tidak lama setelah itu, sejumlah orang mendatangi pos polisi Pejompongan.

Menurut Haedar, sejumlah orang tersebut merusak beberapa fasilitas di pos polisi dengan menggunakan bambu dan melemparkan sejumlah batu. Kemudian, orang-orang tersebut membakar pos polisi Pejompongan.

"Mereka bakar juga kursi di dalam, terus kursinya dikeluarin, makanya sempat lengang juga tadi posisi jalanan," kata Haedar.

Jadi itulah beberapa fakta yang berhasil dikumpulkan tentang demo 11 April yang paling tersorot. Semoga saja, para oknum-oknum yang bertindak anarki pada demo kemarin dapat ditangkap, dan pihak-pihak yang menjadi korban dapat cepat pulih.

Baca juga:

The Latest