Kisah Voice of Baceprot, Tetap Berkarya dan Tak Peduli Kata Orang
Perjalanan dan tantangan yang dilalui Voice of Baceprot tidaklah mudah
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mungkin selama ini yang terlintas di dalam pikiran kalau band metal diisi oleh personel laki-laki, ya. Namun, hal ini bukan berarti perempuan tidak bisa. Band metal asal Garut, Jawa Barat, Voice of Baceprot (VoB) diisi oleh tiga orang personel yang semuanya adalah perempuan, lho.
Bahkan grup band metal perempuan yang satu ini sukses jadi perbincangan warganet Indonesia hingga dunia. Bagaimana tidak, band metal perempuan ini sudah melaksanakan tur hingga ke tanah Eropa.
Perjalanan mereka dalam menekuni genre musik metal memang tidak mudah. Persepsi yang kurang mengenakan sering sekali mereka dengar dari orang-orang. Meski begitu, mereka tidak mudah goyah akan persepsi tersebut dan tetap terus menghadirkan karya-karya yang luar biasa.
Kali ini Popmama.com punya kisah perjalanan Voice of Baceprot yang diceritakan secara eksklusif dalam acara Virtual Press Briefing #YukBukaSuara bersama Googlepada Senin (7/3/2022) lalu.
Yuk Ma, simak kisah dari Voice of Baceprot (VoB)!
1. Beragam persepsi terus mereka terima
Firdda Marsya Kurnia atau yang akrab disapa Marsya merupakan pengisi vokal sekaligus gitaris di VoB. Ia menuturkan bahwa sudah banyak beragam persepsi yang diterima oleh dirinya dan para personel VoB lain, Widi Rahmawati dan Euis Siti Aisyah, sampai hari ini.
Marsya mengaku bahwa VoB bisa bertumbuh karena adanya beragam persepsi dari orang-orang tersebut. Kebanyakan dari persepsi tersebut meminta mereka untuk berhenti dari dunia musik metal.
Lanjutnya, ia mengatakan persepsi tersebut beranggapan bahwa adanya ketidakcocokan antara penampilan mereka dengan genre musik yang dibawakan.
Tak hanya itu, Marsya juga mengatakan bahwa ada persepsi dari sebagian orang yang menyarankan para personel VoB agar lebih fokus di rumah saja.
“Banyak (persepsi) yang bilang juga harusnya kita lebih fokus untuk di rumah saja. Hal-hal semacam itu sudah menjadi “makanan sehari-hari” kita bertiga,” katanya.
Selain itu, VoB juga pernah mendapatkan stereotip dari kalangan keluarga. Marsya mengaku keluarga menganggap bahwa profesi sebagai pemusik tidak bisa menjamin masa depan.
“Jadi mereka (keluarga) bilangnya mau jadi apa bawa-bawa gitar, stik,” jelas Marsya.
2. Memilih berkarier di dunia musik
Saat disinggung soal alasan berkarier di dunia musik, Marsya mengaku tidak bisa memberikan penjelasan secara detail. Ia menjelaskan bahwa pada awalnya mereka tidak memilih untuk berkarier di dunia musik.
Marsya menjelaskan bahwa awalnya dia, Widi, dan Siti berasal dari dunia teater. Namun karena tak terpakai di dunia teater, akhirnya mereka bertiga diarahkan ke dunia musik oleh sang guru.
“Jadi kita sih awalnya nggak ada niat untuk serius di dunia musik, tapi setelah kita mencoba dan seiring berjalannya waktu ternyata kita malah menemukan diri kita di musik,” jelas Marsya.
Marsya merasa bahwa ini sudah seperti sebuah takdir bagi mereka untuk terjun ke dunia musik. Dalam kesempatan tersebut ia juga menjelaskan bahwa mereka tidak terlahir dari keluarga yang berlatarbelakang musisi.
“Hal itu juga berkaitan erat dengan takdir kali, ya. Kita juga nggak terlahir dari keluarga yang ada silsilah musisinya. Jadi ya hal itu udah suatu yang kita jalanin aja,” pungkas Marsya.
Untuk aliran musik metal atau rock, Marsya mengaku bahwa awalnya mereka memilih genre musik tersebut karena terikat dengan selera. Mereka merasa cocok dengan genre musik tersebut secara pribadi.
Melalui aliran musik metal yang mereka tekuni, VoB berniat untuk memasukkan pesan-pesan baik dalam lirik lagu mereka, termasuk tentang kesetaraan gender dan harkat perempuan. Mereka percaya bahwa musik punya bahasa tersendiri yang bisa menyentuh siapapun.
“Kami percaya bahwa musik itu seperti punya bahasa tersendiri yang bisa menyentuh semua usia, dan semua kalangan,” kata Marsya.
3. Keluar dari lingkungan yang tidak sehat
Tak hanya membagikan kisah tentang latar belakang memilih musik, Marsya juga menceritakan kisah mereka kala keluar dari lingkungan yang tidak sehat.
Menurutnya, hal yang terpenting untuk keluar dari lingkungan yang tidak sehat adalah mengalahkan ketakutan dan yakin pada diri sendiri.
“Jadi kita sempat takut untuk mengambil langkah yang sebenarnya untuk saat itu cukup jauh. Kita memutuskan untuk keluar dari daerah. Nah, hal itukan sangat tidak mudah dulu. Kita masih harus mencari biaya sendiri. Jadi yang terpenting adalah yakin pada diri sendiri dulu saja,” tutur Marsya.
4. Ada tantangan tersendiri saat menekuni musik metal
Saat ditanyakan mengenai tantangan, Marsya dengan tegas menjawab bahwa ada banyak tantangan yang VoB hadapi selama ini.
Ia mengaku bahwa pada saat awal kemunculan VoB, mereka lebih sering dianggap sebagai penarik perhatian untuk mendatangkan penonton dalam sebuah acara.
“Kalau di acara nih untuk mendatangkan massa (penonton) saja, (VoB) sebagai penarik perhatian. Karena (massa berpendapat) aneh nih ada (band metal) perempuan. Lagi-lagi yang dinilainya adalah tubuh, fisik kita, karena kita terlihat aneh mengenakan hijab untuk lingkungan musik metal yang saat itu identik dengan rambut gondrong, dan bertato,” jelas Marsya.
Marsya menilai bahwa orang-orang yang menganggap mereka aneh sudah lupa bahwa VoB ada untuk menunjukkan kemampuan bermusik yang dimiliki.
5. VoB siap merilis single
Dalam kesempatan tersebut, VoB juga menceritakan bahwa mereka saat ini sedang bersiap untuk perilisan single. Rencananya, single ini akan rilis bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, Ma.
“Kita lagi bersiap untuk perilisan single yang akan dirilis tepat pada Hari Perempuan Internasional, dan selanjutnya akan diikuti oleh movement juga,”kata Marsya.
Saat ditanya mengenai singlenya, mereka mengaku bahwa single yang dirilis ini masih berhubungan dengan pergerakan perempuan.
Lalu mengenai movement-nya, mereka berencana mengajak banyak tokoh perempuan ikut terlibat dalam gerakan mendukung perempuan untuk lebih berani bersuara dan berani menunjukkan dirinya.
Itulah rangkuman kisah perjalanan band metal perempuan asal Garut, Voice of Baceprot. Ternyata dibalik prestasi atas karyanya, ada perjalanan dan tantangan sulit yang harus mereka lalui dahulu, lho.
Semoga dengan kegigihan dalam menekuni dunia musik, akan membuahkan kesuksesan yang lebih besar lagi bagi mereka ya, Ma.
Semangat selalu Voice of Baceprot dan semoga bisa menginspirasi banyak orang!
Baca juga:
- Kisah Rumini, Kartini Peternak Sapi Bergerak Dukung Gizi di Indonesia
- Kisah Bayi Terlahir Sebesar Telur Ayam, Kini Jadi Remaja yang Sehat
- 7 Kisah Inspiratif Desiree Tarigan yang Bisa Menginspirasi Perempuan