TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Awas Jangan Tertipu! Ini Kumpulan Berita Penipuan Bank yang Lagi Marak

Supaya tidak tertipu, kamu wajib ketahui kabar mengenai penipuan bank yang marak saat ini

Freepik/jcomp

Hampir setiap orang di Indonesia saat ini memiliki rekening bank yang digunakan untuk menyimpan uang atau hanya sekadar bertransaksi untuk keperluan usaha yang dimiliki.

Jika kamu adalah salah satu orang yang memiliki rekening bank, maka perlu berhati-hati dengan adanya modus penipuan. Pasalnya, semakin berkembangnya zaman, tak dipungkiri semakin banyaknya modus penipuan yang dilakukan pelaku dengan berbagai cara.

Berita tentang penipuan bank tersebut tentunya harus kamu ketahui agar suatu hari nanti kamu tidak menjadi korban berikutnya dari pelaku nakal yang melancarkan aksinya.

Kali ini Popmama.com sudah merangkum kumpulan berita penipuan bank beserta keterangan resmi dari pihak bank yang wajib kamu tahu.

Yuk, simak informasinya berikut ini supaya kamu tidak tertipu!

1. Modus penipuan social engineering marak terjadi, Bank Mega bagikan tips untuk menghindarinya

blog.bankmega.com

Social engineering atau yang dikenal dengan istilah Soceng memang telah ramai dibicarakan beberapa waktu terakhir.

Mengenai modus penipuan itu, Bank Mega melalui pernyataan resminya mengungkap jenis kasus soceng yang mengatasnamakan bank, mulai dari modus info perubahan tarif transfer bank, tawaran menjadi nasabah prioritas, hingga akun layanan konsumen palsu.

Demi menghindari modus penipuan tersebut, Bank Mega dalam pernyataannya membagikan beberapa tips untuk menghindarinya.

Pertama, masyarakat diimbau untuk jangan mudah percaya apabila terdapat permintaan atau pertanyaan mengenai password, PIN, OTP, mPIN, CVV, atau data pribadi lainnya. Bank Mega menegaskan pihak bank tidak meminta informasi tentang itu.

Selain itu, Bank Mega mengimbau para nasabah untuk mengakses akun resmi media sosial Bank Mega, laman resmi di www.bankmega.com, hingga layanan telepon resmi bank di 08041500010.

Bank Mega juga mengimbau untuk jangan sembarangan mengunduh aplikasi yang meminta akses seluruh data di handphone kamu. Terakhir, pihaknya mengimbau untuk memblokir nomor telepon atau media sosial yang terbukti bohong dan mengatasnamakan bank.

2. BCA peringatkan modus penipuan berkedok penawaran upgrade menjadi nasabah BCA Prioritas

bca.co.id

Beberapa waktu belakangan terakhir mungkin kamu sempat melihat iklan yang tersebar di media sosial tentang penawaran upgrade menjadi nasabah BCA Prioritas. Ternyata, iklan tersebut adalah penipuan, lho.

BCA melalui laman resmi mengimbau nasabahnya untuk berhati-hati terhadap penipuan melalui iklan dari akun palsu BCA khususnya di media sosial Instagram, atau melalui telepon/WhatsApp mengatasnamakan BCA yang menawarkan hal tersebut.

BCA pun memberikan ciri-ciri modus penipuan tersebut. Menurutnya, penipu biasanya membuat syarat dan ketentuan yang ringan, misalnya memiliki saldo tersimpan di tabungan/giro Rp 10 juta dan memberikan iming-iming bebas biaya bulanan atau tahunan.

"Padahal, menjadi nasabah BCA Prioritas itu ada syarat tertentu dan ada undangan resminya, bukan melalui iklan seperti itu," tegas BCA melalui informasi di laman resmi.

Dalam keterangannya, BCA juga memberikan sejumlah tips yang bisa dilakukan nasabahnya jika menemukan modus seperti itu. Pertama, BCA meminta nasabah untuk memastikan akun resmi media sosial BCA sudah ter-verified bercentang biru.

Kedua, BCA juga meminta nasabah untuk memeriksa nomor telepon HaloBCA. Pihaknya menjelaskan nomor telepon HaloBCA adalah 1500888 tanpa awalan 021, +62, dan sebagainya. Selain itu, BCA juga meminta nasabah memastikan website resmi BCA.

BCA juga mengingatkan untuk waspada terhadap link atau tautan palsu. Pihaknya meminta nasabah untuk tidak mengklik link palsu apalagi mengisi data pribadi. Pasalnya, BCA tak pernah meminta nasabah mengisi data pribadi melalui sarana apa pun termasuk link.

"Jaga selalu kerahasiaan data pribadimu seperti nomor kartu Debit/kartu kredit, PIN, CVV/CVC, OTP dll. #DatamuRahasiamu," kata BCA.

BCA mengimbau kepada nasabah untuk melaporkan ke akun Instagram resmi BCA, @GoodlifeBCA, atau ke Instagram jika menemukan akun palsu BCA di Instagram Ads. Sementara jika menemukan nomor telepon/WhatsApp BCA palsu, nasabah bisa melaporkan melalui HaloBCA.

3. BCA imbau masyarakat untuk waspada terhadap file PDF palsu

bca.co.id

Modus penipuan berkedok file PDF palsu melalui media sosial maupun aplikasi chatting memang sempat marak beberapa waktu terakhir. Modus penipuan tersebut bahkan sudah memakan banyak korban. Mengenai peristiwa itu, BCA turut angkat bicara.

BCA menjelaskan file PDF palsu tersebut merupakan bentuk manipulasi yang dilakukan penipu dengan mengubah format file APK berbasis aplikasi berbahaya yang bisa menyerang perangkat untuk mencuri data pribadi hingga bisa menguras rekening milik calon korban.

Selain itu, BCA mengimbau kepada nasabahnya untuk jangan sembarang mengklik file apalagi dari orang yang tidak dikenal sama sekali.

"Kejahatan dengan modus ini berupaya untuk memanfaatkan ketidakwaspadaan dan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jenis file .apk maupun .pdf yang membuat korban ragu," kata BCA dalam pernyataan resminya.

BCA mengimbau masyarakat untuk menggunakan aplikasi pembaca file PDF seperti Adobe Acrobat jika ragu untuk membuka file PDF.

4. Lagi tren modus penipuan menggunakan action button 'view', BCA imbau masyarakat hindari isi data

bca.co.id

Setelah ramai dengan modus penipuan file .apk dan .pdf, kali ini ada modus penipuan baru yang memanfaatkan chat di WhatsApp dengan tambahan action button 'view' atau button lainnya.

Berangkat dari fenomena itu, BCA melalui siaran resmi menjelaskan bahwa pada saat tombol itu ditekan nasabah, nantinya akan ada dua kemungkinan yang bisa terjadi.

Pertama, akan muncul sebuah web form yang meminta data akun perbankan atau data pribadi. Jika diisi, credential data tersebut akan dikirim ke server pelaku kejahatan dan disalahgunakan.

Kedua, bisa jadi ada sebuah aplikasi berbahaya yang jika diinstal dan accept 'permission' terdapat malware yang bisa menginfeksi handphone nasabah dan mencuri credential data untuk disalahgunakan oleh pelaku.

"Data sensitif yang dimiliki akan digunakan oleh pelaku kejahatan untuk menguras rekening korban. Karena itu, diperlukan kewaspadaan yang lebih tinggi untuk terhindar dari modus penipuan dan pencurian data seperti ini," kata BCA.

Melalui keterangannya, BCA mengimbau nasabah untuk mengabaikan pesan dari pihak yang tidak dikenal untuk menghindari modus penipuan chat dengan action button 'view'. Selain itu, BCA juga meminta nasabah untuk hindari klik button 'view' dan mengisi data.

Berikutnya, BCA mengimbau nasabahnya untuk memblokir nomor kontak tersebut, hapus pesan, hingga kelola password mobile banking dengan baik.

Namun, apabila sudah terlanjur klik 'view' dan mengisi data atau ter-install file aplikasi, BCA mengimbau untuk lakukan uninstall file APK yang menjadi sumber malware.

BCA juga mengimbau untuk mengganti password mobile banking yang ada pada perangkat. Langkah itu dilakukan untuk mengurangi risiko pencurian data oleh fraudster.

Selain itu, BCA juga mengajak nasabahnya untuk melaporkan modus penipuan dan pencurian data ini ke HaloBCA melalui nomor telepon resmi atau aplikasi haloBCA untuk penanganan lebih lanjut.

5. BNI imbau masyarakat waspadai penipuan online via WhatsApp

bni.co.id

Modus penipuan saat ini semakin beragam dan terus berkembang hingga menjadi ancaman serius bagi masyarakat. Salah satu modus yang banyak beredar adalah tentang pengumuman kebijakan baru soal kenaikan tarif transfer sebesar Rp 150.000 per bulan.

BNI melalui siaran resmi menerangkan bahwa modus tersebut dilakukan dengan mengirim surat pengumuman kenaikan biaya transaksi dan mengatasnamakan BNI ke nomor handphone pribadi para calon korban.

Surat tersebut kabarnya mengarahkan para calon korban untuk membuka link atau tautan yang mengarah ke situs web yang dibuat mirip dengan situs web BNI.

Mengenai hal tersebut, Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menerangkan bahwa ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari penipuan online dengan modus tersebut.

Pertama, waspadai akun palsu yang mengatasnamakan BNI, terutama jika menggunakan nomor handphone biasa atau tidak terverifikasi.

"Kedua, jangan membuka link atau tautan apapun yang dikirimkan oleh nomor mencurigakan yang mengatasnamakan BNI. Ketiga, hapus pesan yang dikirim dan langsung blokir nomor handphone mencurigakan tersebut," ungkap Okki.

Lanjut Okki, keempat, jangan pernah memberikan data pribadi kepada siapa pun. Okki menegaskan bahwa BNI tidak pernah meminta user ID, password, kode OTP, atau PIN dari nasabah baik melalui SMS, WhatsApp, telepon, email, maupun media sosial.

"Jika masih ragu, nasabah bisa segera menelpon BNI secara langsung dan menanyakan tentang pesan atau telepon pemberitahuan yang diterima melalui kontak resmi, yaitu 1500046 (tanpa 021, +62, atau tambahan lainnya), WhatsApp 08115881946 (ada centang hijau), dan email bnicall@bni.co.id," tambah dia.

Lebih lanjut, Okki juga menegaskan bahwa informasi yang diberikan dalam pengumuman kenaikan biaya transaksi tersebut dipastikan palsu atau hoax. Pasalnya, BNI tidak memiliki rencana untuk menaikkan biaya transaksi antar bank.

Sebagai bentuk sikap tegas terhadap modus penipuan tersebut, BNI telah melaporkannya ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya pada 14 Juli 2023 lalu.

"Pelaporan ini adalah bukti komitmen BNI dalam menjaga kepercayaan dan keamanan nasabah serta untuk mencegah kasus serupa terulang kembali di masa mendatang," pungkas Okki.

6. Salah transfer rekening jadi modus penipuan baru, BNI imbau masyarakat tetap berhati-hati

bni.co.id

Modus salah transfer rekening ternyata kini menjadi bentuk penipuan yang juga marak terjadi di tengah masyarakat. Modus tersebut digunakan untuk menjebak korban menanggung beban tagihan pinjaman online alias pinjol yang tidak dilakukannya.

Melihat fenomena itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan oleh lembaga keuangan dan pihak berwenang.

"Modus penipuan saat ini semakin beragam. Kami mengimbau masyarakat agar tetap berhati-hati dan tidak mudah terperdaya oleh berbagai taktik yang dilakukan oleh para pelaku kejahatan," kata Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo.

Okki menjelaskan bahwa dalam modus ini, pelaku akan mentransfer sejumlah uang ke rekening korban, lalu menghubungi korban dan mengaku telah melakukan kesalahan transfer.

Mereka akan meminta korban untuk mengirimkan uang tersebut ke rekening lain. Namun, saat korban mengembalikan uang, malah harus menanggung beban tagihan dari pinjaman online yang tidak dilakukannya.

Mengenai hal itu, Okki memberikan beberapa saran untuk menghindari modus tersebut. Pertama, abaikan panggilan atau pesan dari pihak yang mengaku melakukan salah transfer uang dan meminta untuk mengembalikannya.

Kedua, jika sudah terlanjur menerima transfer tersebut, segera hubungi pihak bank dan jangan terbujuk untuk mengirimkan kembali uang tersebut. Selain itu, jangan pernah membuka tautan atau link yang mencurigakan serta tetap menjaga kerahasiaan data pribadi.

Ketiga, bagi nasabah BNI yang menerima modus penipuan semacam itu, diharapkan segera menghubungi BNI melalui kontak resmi, yaitu 1500046, WhatsApp 08115881946, dan email bnicall@bni.co.id.

"Dengan tetap waspada dan berhati-hati, kita dapat melindungi diri kita sendiri dan orang-orang terdekat dari ancaman penipuan online yang semakin canggih dan merugikan," pungkasnya.

7. BRI minta masyarakat waspadai modus penipuan aplikasi bodong

bri.co.id

Beberapa waktu terakhir modus penipuan aplikasi bodong tengah marak beredar di kalangan masyarakat.

Mengenai hal itu, BRI melalui siaran resminya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada. Pasalnya, hal tersebut bisa terjadi pada siapa pun karena kelemahannya ada pada pemberian akses di HP kepada aplikasi bodong.

"Aplikasi yang tidak resmi atau bodong ini membuat pemilik HP dengan sadar memberikan persetujuan untuk mengizinkan aplikasi tersebut mengakses SMS. Di sinilah kejahatan terjadi karena Kode OTP perbankan dikirimkan melalui SMS," kata BRI.

"Baca dan cermati setiap pesan yang kalian terima, jangan mengklik jika ada yang mengirimkan file APK terutama dari contact yang tidak kita kenal!" sambung BRI.

BRI pun meminta masyarakat untuk selalu mengenali layanan contact center BRI yang resmi. Adapun kontak WhatsApp di 0812-12-14017, telepon di nomor 14017/1500017, email BRI di callbri@bri.co.id, dan laman resmi BRI di www.bri.co.id.

8. BRI minta masyarakat waspada terhadap modus penipuan perubahan tarif transfer bank

bri.co.id

Modus penipuan dengan informasi perubahan tarif transfer bank juga banyak ditemui masyarakat beberapa waktu terakhir. Melihat adanya kasus tersebut, BRI turut memberikan pernyataan resmi melalui lamannya.

Dilansir dari laman resmi BRI, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk mengabaikan chat dan telepon yang mengaku sebagai petugas Bank BRI dan meminta mengisi link formulir.

Selain itu, pihaknya juga meminta publik untuk memastikan informasi yang diterima hanya bersumber dari kontak resmi BRI.

"Sobat BRI, jangan sampai kamu menjadi korban pernipuan dengan modus perubahan tarif transfer maupun modus-modus lainnya. Pastikan informasi yang kamu terima hanya bersumber dari Contact BRI Resmi memiliki centang hijau. Selain itu jangan pernah memberikan informasi rahasia kepada siapa pun!" tulis pihak BRI.

9. Modus penipuan dengan format aplikasi (APK) viral, BSI beri tahu cara hindarinya

bankbsi.co.id

Modus penipuan dengan format aplikasi (APK) memang tengah viral akhir-akhir ini. Modus yang satu ini tentu akan mencuri informasi dan data pribadi. Oleh karena itu, penting bagi publik untuk selalu waspada dan jangan lengah.

Mengenai fenomena yang sedang terjadi, Bank Syariah Indonesia atau BSI melalui siaran resminya mengimbau nasabahnya untuk jangan terjebak dalam penipuan file APK.

Untuk menghindari modus ini, BSI meminta nasabahnya untuk jangan mengklik file APK yang diterima dari orang yang tidak dikenal. Selain itu, pihaknya juga meminta para nasabah untuk selalu memastikan sumber aplikasi yang diinstal berasal dari sumber yang terpercaya.

BSI juga mengimbau nasabahnya untuk jangan memberikan izin akses apa pun jika aplikasi yang akan diinstal tidak berasal dari sumber yang terpercaya.

"Pada intinya, jika menerima file .APK dari orang yang tidak dikenal melalui pesan singkat, jangan mudah tergiur untuk mengklik dan menginstal file tersebut. Hal ini karena setelah file .APK diinstal, file .APK tersebut akan meminta akses untuk mengambil data pribadi seperti foto, video, SMS, dan akses akun m-banking," kata BSI.

"Penipu akan memiliki kontrol terhadap gawai kita dan mengetahui seluruh informasi rahasia seperti PIN, password, dan kode OTP.  Setiap orang harus memahami bahwa data pribadi adalah hal yang sangat berharga dan harus dilindungi dengan baik," sambungnya.

10. Danamon minta masyarakat waspadai penipuan website D-Bank PRO palsu

Dok. PT Bank Danamon Indonesia

Beberapa waktu terakhir, penipuan online sering terjadi di tengah masyarakat dalam berbagai jenis. Salah satu di antaranya adalah penipuan berupa website palsu.

Modus ini tentu harus diwaspadai karena biasanya penipu melakukan ini untuk mendapatkan data nasabah dan mengeruk aset nasabah hingga tak bersisa.

Danamon telah menemukan website D-Bank PRO palsu yang mengatasnamakan Danamon. Pada website palsu tersebut terdapat tombol log-in palsu yang dapat diklik. Apabila nasabah melakukan log-in, penipu dapat mengakses seluruh data nasabah.

Oleh karena itu, Danamon mengimbau seluruh nasabah untuk #LindungiDataPribadi, senantiasa berhati-hati, dan teliti saat membuka website apalagi website D-Bank PRO palsu yang mengatasnamakan Danamon.

"D-Bank PRO adalah sebuah aplikasi Danamon yang menawarkan berbagai fitur dan keuntungan menarik bagi nasabah. D-Bank PRO hanya dapat diakses melalui website resmi D-Bank PRO yaitu www.dbank.co.id dan untuk versi mobile banking hanya dapat diunduh dari App Store atau Google Play Store," kata Danamon dalam siaran persnya.

11. Modus penipuan call center palsu marak terjadi, OCBC NISP imbau masyarakat untuk waspada

Pexels/Sora Shimazaki

Para penipu memang tidak kehabisan akal untuk melancarkan aksi kejahatannya demi meraup keuntungan untuk dirinya sendiri. Seperti yang diketahui, kini sudah banyak tindak penipuan dengan modus yang beragam.

Salah satunya ialah modus penipuan call center palsu. Sebelumnya, terdapat nasabah OCBC NISP yang menjadi korban setelah dihubungi oleh call center yang menyerupai nomor resmi bank. Modus itu dikenal dengan nama voice phising.

Dalam siaran pers resmi, OCBC NISP menerangkan bahwa vishing atau voice phising merupakan penipuan melalui telepon untuk mendapatkan informasi pribadi yang sifatnya sensitif dan rahasia seperti nomor kartu hingga kata sandi agar pelaku bisa mengakses data perbankan.

Pada kasus di atas, pelaku melancarkan aksinya melalui cara menghubungi nasabah dengan mengatasnamakan Bank OCBC NISP dan menyatakan adanya transaksi pada tagihan Kartu Kredit nasabah tersebut.

Korban kemudian diarahkan untuk melakukan pemblokiran kartu demi keamanan kartu kredit. Nantinya, pelaku juga mengirimkan SMS, WhatsApp, dan email berisi link yang mengharuskan nasabah mengisi data pribadi rahasia.

"Dalam waktu yang singkat, nasabah Kartu Kredit tersebut kehilangan uang dengan jumlah besar, karena pelaku mampu mengakses perbankan korban. Masalah ini mengharuskan Anda untuk lebih bijaksana dalam bertransaksi dan menjaga data rahasia," terang OCBC NISP.

Mengenai fenomena itu, OCBC NISP meminta nasabahnya untuk jangan mudah percaya bila ada penelepon yang meminta untuk memberikan informasi adanya transaksi yang mencurigakan pada fasilitas Kartu Kredit dan Kartu ATM yang nasabah miliki.

Selain itu, OCBC NISP juga meminta nasabah untuk berhati-hati jika ada penelepon yang menawarkan bantuan pemblokiran fasilitas kartu atau ATM, guna menghindari terjadinya transaksi kembali.

"Perlu Anda ketahui, pelaku biasanya memanfaatkan jam malam untuk beraksi. Pemilihan waktu ini pelaku manfaatkan saat seluruh calon korbannya dalam kondisi tubuh yang kurang optimal setelah beraktifitas sehari penuh. Tanpa sadar, korban telah memberikan informasi berisi data rahasia," sambungnya.

Selain itu, OCBC NISP juga meminta nasabah untuk memastikan kembali nomor call center resmi. Pihak OCBC NISP juga meminta nasabah untuk selalu waspada saat menerima SMS, WhatsApp, dan email yang mencurigakan.

Sebagai informasi, nomor Tanya OCBC NISP yang benar adalah 1500999. Sementara itu, pengirim WA resmi OCBC NISP ialah Bank OCBC NISP: 081-122-500999 dan 081-158-500999; OCBC NISP info: 0811-1060-6222; Tanya OCBC NISP: 0812-1500999.

OCBC NISP juga meminta nasabah untuk memastikan keaslian link yang diakses. Adapun website resmi OCBC NISP ada di www.ocbcnisp.com. Terakhir, pihaknya juga meminta nasabah untuk jangan memberikan data rahasia kepada siapa pun termasuk pegawai bank.

Itulah deretan kumpulan berita penipuan bank yang sudah dirangkum secara detail. Melalui rangkuman di atas, kamu tentunya jadi tahu mengenai penipuan yang sedang terjadi dan cara untuk menghindarinya.

Sebarkan informasi ini kepada siapa pun, ya. Semoga bermanfaat!

Baca juga:

The Latest