5 Hal yang Perlu Diketahui Mengenai Virus Nipah
Belum selesai virus corona, muncul kembali wabah virus baru
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belum juga Indonesia bebas dari pandemi Covid-19, sudah ada kabar adanya wabah terbaru yang disebut dengan Virus Nipah atau (NiV). Virus Nipah awalnya ditemukan di hewan seperti kelelawar dan babi.
Tahun 1998, virus ini ditemukan karena menjadi penyebab wabah respirasi pada hewan babi dan menyerang manusia.
Tidak hanya Malaysia, beberapa negara lain seperti India dan Bangladesh juga pernah terjadi kasus dari virus Nipah yang memakan korban jiwa.
Januari 2020, Para Peneliti Lakukan Analisis Virus Ini
Virus Nipah kembali terangkat ke publik. Pada bulan Januari 2020, Supaporn Wacharapluesadee ditunjuk menjadi peneliti oleh pemerintah Thailand. Ia bertugas untuk menganalisis sampel dari penumpang pesawat yang baru tiba dari Wuhan.
Bersama timnya, ia berhasil mendeteksi kasus pertama Covid-19 yang terjadi di luar China. Kini, saat dunia dsibuk dengan Covid-19, Wacharapluesadee memantau ancaman yang berpotensi menjadi pandemi berikutnya.
Wacharapluesadee dan timnya meneliti ribuan sampel kelelawar dan menemukan banyak varian virus baru. Sebagian besarnya adalah virus corona, tapi juga nggak sedikit penyakit mematikan lain yang dapat ditularkan dari kelelawar ke manusia. Salah satunya adalah virus Nipah. Virus ini dibawa oleh kelelawar buah, yang merupakan inang alaminya.
"Ini sangat mengkhawatirkan karena belum ada obatnya dan tingkat kematian yang disebabkan virus ini tinggi," kata Wacharapluesadee.
Dalam pernyataannya ia mengatakan bahwa tingkat kematian virus Nipah berkisar antara 40 hingga 75 persen, tergantung lokasi terjadinya wabah.
Di tengah pandemi Covid-19 yang ada di dunia, virus nipah mengambil tempat trending di berita saat ini karena ganasnya virus ini. Yuk kita mengenal lebih dalam mengenai Virus Niah (NiV) bareng Popmama.com:
1. Ditemukan di binatang kelelawar
Virus Nipah adalah virus yang ditemukan pada hewan kelelawar pemakan buah Pteropus sp. Yang pertama kali ditemukan di Malaysia pada 1998.
Virus ini dapat berpindah ke hewan lain seperti babi dan menyerang melalui sistem respirasi yang dapat menyerang manusia.
2. Gejala yang ditemukan hampir sama dengan Covid-19
Beberapa gejala yang ditemukan pada penderita virus Nipah ini seperti batuk, sakit tenggorokan, meriang, lesu dan ensefalitis yang dapat menyebabkan kejang-kejang hingga kematian.
3. Masa inkubasi yang lama dan belum ada vaksinnya
Masa inkubasi dari virus ini mencapai hingga 45 hari. Lamanya masa inkubasi yang akan membuat lebih banyak korban yang tidak merasa kalau mereka terinfeksi virus ini. Hingga kini belum ditemukan vaksi untuk virus Nipah ini.
4. Masuk dalam 10 besar wabah yang dapat mengancam manusia
Virus ini masuk dalam 10 besar wabah yang mengancam dunia dikarenakan virus Nipah sudah terjadi di beberapa negara yang ada di Asia dan penularannya sangat cepat.
5. Cara penularan melalui makanan
Penularan virus ini dapat dilakukan melalu konsumsi makanan yang sudah terkontaminasi. Serta lingkungan yang kontak langsung dengan kelelawar sebagai inang dari virus Nipah ini.
Demikian informasi mengenai virus Nipah. Tetap tenang dan jangan panik ya, selalu perbarui informasi dan jauhi segala macam hoaks. Serta berdoa agar virus ini tidak akan menjadi pandemi yang menakutkan.
Baca juga:
- Waspada! Ternyata Penerima Vaksin Masih Bisa Menularkan Virus Corona
- Masuki Tahun Kedua, Bagaimana Nasib Manusia Melawan Virus Corona?
- Jepang Deteksi Virus Corona Baru pada Wisatawan dari Brasil