Hidup Lebih Sehat dengan Mengurangi Minyak Goreng, Coba Yuk Ma!
Coba yuk mulai mengurangi makan dengan minyak goreng
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Minyak goreng tengah langka di pasaran. Beberapa wilayah di Indonesia mengalami kelangkaan, banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkannya.
Coba saja lihat di sekitar toko kelontong atau minimarket di sekat kamu. Apakah minyak goreng diserbu?
Ternyata momen minyak goreng langka bisa membuat kamu mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Tentu saja, mengurangi gorengan atau makanan yang digoreng.
Lalu, bagaimana caranya? Popmama.com merangkumnya untuk kamu!
1. Hidup jadi lebih sehat
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Ari Fahrial Syam mengatakan kondisi itu sebenarnya bisa menjadi momentum untuk mengurangi kebiasaan menggunakan minyak goreng sekaligus mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.
“Sudah saatnya masyarakat mengurangi makanan yang digoreng. Mengurangi makanan yang digoreng berarti membuat pola hidup lebih sehat,” katanya.
2. Bahaya makanan yang digoreng
Ia menjelaskan, makanan yang digoreng dengan minyak goreng bisa menaikkan kadar kolesterol dan mengakibatkan aterosklerosis. Pembuluh darah menjadi lebih sensitif dan kaku. Dampaknya, risiko terkena penyakit jantung koroner ikut meningkat.
Hal itu juga diungkapkan dokter spesialis penyakit dalam dr. R.A. Adaninggar, SpPD, pun mengatakan minyak goreng sebagai salah satu sumber lemak jenuh yang berbahaya bagi tubuh. Karena itu, konsumsi makanan yang digoreng pun perlu dibatasi.
“Minyak goreng ini kan juga salah satu sumber lemak jenuh, lemak yang cukup berbahaya untuk tubuh. Sebenarnya kita dalam sehari itu ada batasannya untuk konsumsi minyak goreng," tutur dokter yang akrab disapa Ning.
Jika kandungan lemak jenuh dalam minyak goreng tinggi, dikhawatirkan akan meningkatkan kadar kolesterol buruk dalam darah yang disebut low-density lipoprotein (LDL). Efeknya adalah meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan. Mulai dari obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung koroner.
3. Perhatikan asupan lemak
Mengutip anjuran Kementerian Kesehatan mengenai pola hidup sehat salah satunya dengan memerhatikan asupan lemak yang hanya 67 gram atau setara lima sendok makan per hari untuk setiap orang. Ini artinya konsumsi minyak goreng tiap orang sebaiknya kurang dari lima sendok makan per hari karena asupan lemak juga datang dari lauk pauk yang dikonsumsi.
"Jadi kalau (minyak goreng) langka, ya pakai takaran sehat itu sekalian menghemat," ujar Ning.
Ia sepakat jika kelangkaan minyak goreng dijadikan momentum untuk mengubah gaya hidup jadi lebih sehat.
4. Mulai ubah gaya hidup
Pola hidup sehat menjadi keharusan di tengah pandemi Covid-19. Terutama bagi mereka yang masuk kategori rentan.
“Kalau tidak menjaga pola hidup sehat, kita bisa masuk dalam populasi rentan tersebut,” tambah Ning.
Populasi rentan yang dimaksud Ning adalah individu dengan komorbid seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung dan lainnya. Kelompok rentan tersebut berisiko mengalami keparahan bahkan hingga kematian jika terinfeksi Covid-19.
5. Cara mengolah makanan yang sehat
Tak hanya jenis makanan yang dikonsumi, cara mengolah makanan jadi salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam menjalani pola hidup sehat, khususnya ketika mengurangi konsumsi makanan berminyak.
Memasak dengan cara mengukus dan memanggang bisa jadi pilihan. Keduanya efektif mengurangi penggunaan minyak goreng dalam mengolah makanan. “Dikukus atau dipanggang itu lebih sehat karena mengurangi lemak juga,” ucap Ning.
Meski demikian Ning, mengingatkan bahwa makanan yang diolah dengan cara dipanggang pun tidak 100 persen sehat. Terlebih jika menggunakan arang. Bagian yang menjadi gosong ketika dipanggang sebaiknya tidak dikonsumsi.
Bagian makanan yang hitam tidak dimakan karena bisa menjadi karsinogenik atau zat yang memicu pertumbuhan sel kanker.
Selain dikukus, dipanggang, atau dibakar, kemajuan teknologi pun memungkinkan menggoreng makanan tanpa minyak yakni dengan alat masak air fryer. Proses memasak yang mengandalkan uap panas itu memungkinkan hasil masakan yang renyah tanpa menggunakan minyak goreng.
Mulai belajar meninggalkan makanan yang digoreng, demi hidup lebih sehat!
Baca Juga:
- Resep dan Cara Membuat Ayam Goreng Mentega Sederhana yang Praktis
- Viral! Pengantin Menikah dengan Mas Kawin 1 Liter Minyak Goreng
- Benarkah Butter Lebih Baik daripada Minyak Goreng untuk MPASI Bayi?