Ini yang Harus Kamu Lakukan saat Hadapi Body Shaming
Jangan dipendam atau diam saja!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat sudah lama tidak bertemu dengan rekan kerja, khususnya ketika Work from Home, banyak yang bertanya mengenai kabar.
Di sela pertanyaan tersebut, terkadang terselip pertanyaan "kok, gendutan ya?"
Pertanyaan tersebut dianggap wajar, menjadi bagian dari basa-basi atau bertanya kabar.
Padahal, pertanyaan itu menyakiti perasaan orang lain karena body shaming.
Bentuk tubuh, menjadi salah satu hal yang paling tersorot. Lalu, bagaimana kamu menghadapi pertanyaan menganggu ini?
Popmama.com merangkumnya agar kamu siap menghadapi pertanyaan terkait body shaming ini. Berikut penjelasannya:
Jadi Objek di Kantor, Harus Bagaimana?
Melansir Well and Good, Kira Finney, menjelaskan body shaming rata-rata dialami oleh perempuan. Kondisi itu sudh berlangsung cukup lama.
"Perempuan selalu menjadi objektivitas di tempat kerja adalah hal yang nyata, dan itu sudah berlangsung terlalu lama," jelasnya.
Finney masih ingat jelas saat dia mendapatkan wejangan dari bosnya dalam berpakaian.
"Kenakan kemeja yang lebih ketat. Pakai kemeja berpotongan lebih rendah. Pamerkan tubuh kamu. Ini akan membantu kamu maju," sebut Finney saat mengingat pernyataan atasannya itu.
1. Jangan diam saja, harus berani bicara!
Nasihat nomor satu Finney untuk wanita yang mengalami pengalaman serupa adalah melaporkannya.
"Setiap tempat kerja harus memiliki departemen (kesempatan kerja yang setara), dan mereka perlu dilaporkan," saran Finney.
Jika itu terasa menakutkan, ingatlah bahwa membela diri sendiri adalah tindakan cinta terhadap diri sendiri yang kuat.
“Kamu punya kemampuan itu. Jadi, gunakanlah," sebutnya.
2. Kamu sangat berharga, tak peduli apa kata orang lain.
Jangan pernah merasa tertekan atau down saat kamu mendengar komentar orang lain. Ingat, kamu sangat berharga!
Tidak peduli betapa hebatnya kamu berpikir kamu, mendengar komentar itu bisa menyengat, itulah sebabnya Finney menganjurkan untuk meluangkan waktu sejenak untuk merenungkan harga diri kamu bahkan jika itu berarti sedikit marah.
"Saya kesal karena pria masih membahas bentuk tubuh dan bukan pencapaian saya, kecerdasan saya, dorongan saya untuk belajar," katanya.
"Itu membuat saya ingin lebih membuktikan bahwa saya adalah wanita yang harus dihormati. karena menjadi aku, dan bukan payudara atau tubuhku," jelasnya.
3. Banggalah dengan tubuh kamu.
Sama seperti kamu bertanggung jawab untuk menentukan kebahagiaan, kamu juga harus belajar menerima diri kamu sendiri.
Sebagian besar hidup Finney, merasa malu dengan tubuhnya. Dia bahkan berhenti dari olahraga yang dia sukai ketika pria mulai menggodanya .
Gerakan keragaman tubuh memiliki pengaruh pada transformasi mental, kini banyak iklan yang mengambil model dengan tubuh beragam.
Misalnya, bertubuh besar, berkulit hitam, atau rambut keriting. Biasanya, penggambaran perempuan itu harus langsing, putih, berambut lurus, menjadikan potret tak nyata terhadap tubuh perempuan.
"Kini, lebih banyak perempuan muda untuk lebih menerima diri mereka sendiri. Hal itu menjadi langkah itu untuk menjadi bagian dalam membantu merayakan keragaman tubuh kita," kata Finney.
4. Praktikkan self-talk positif secara nyata
Mulai berpikir positif terhadap tubuh dan hidup kamu. Jika mulai muncul pikiran negatif, kurangi atau hilangkan.
Finney sempat mengalami depresi pada tahun 2018, "self-talk negatif di luar kendali". Dia membuat perjanjian dengan dirinya sendiri untuk menemukan hal positif untuk melawan setiap pikiran negatif yang muncul di benaknya.
"Mungkin rambut saya terlihat bagus hari ini, warna yang saya pakai benar-benar membuat mata saya menonjol, bahkan hanya mengatakan pada diri sendiri, 'Kamu tampak hebat!'" sebutnya.
Dengan cara itu, dia berhasil membangun energi positif di sekitarnya. Hal itu membuat harinya jadi jauh lebih baik.
Jadi, saat kamu mulai mendapatkan body shaming, daripada dipendam lebih baik dikeluarkan. Tentu saja, dengan cara yang baik.
Baca juga:
- Cyberbullying pada Remaja: Tanda, Dampak, dan Cara Mencegahnya
- Ingat! Pelaku Body Shaming di Media Sosial Bisa Dijerat UU ITE
- Lawan Body Shaming, 4 Perempuan Berprestasi Ini Beri Tips dan Motivasi