Keutamaan Itikaf di Bulan Ramadan, Ibadah Sunah Nabi Muhammad SAW
Cari tahu yuk kekuatan Itikaf untuk menghapus dosa
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, sangat dianjurkan untuk melaksanakan itikaf di masjid. Itikaf menjadi salah satu ibadah sunnah yang sering dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW.
Itikaf sendiri ialah berhenti atau berdiam di dalam masjid dengan syarat-syarat tertentu, dengan semata-mata untuk niat beribadah kepada Allah SWT. Jika menurut Bahasa, itikaf berasal dari kata “akafa” yang bermakna “memenjarakan’.
Dikutip dari Rumah Fiqih Indonesia, itikaf merupakan ibadah dengan memenjarakan diri di dalam masjid. Orang yang beritikaf menyibukkan diri dengan pelbagai ibadah baik salat, zikir, maupun membaca Al-Qur'an.
Popmama.com merangkum keutamaan dan pahala itikaf yang dilakukan di Bulan Ramadan.
1. Hukum itikaf
Mengutip Ponpes Al Hasanah, terkait hukumnya, ijmak ulama menyatakan itikaf adalah sunah. Tetapi, masing-masing ulama berbeda pandangan mengenai derajat kesunahan itikaf.
Mazhab Hanafi menghukumi itikaf di 10 hari terakhir sebagai amalan sunah muakkadah. Artinya, ibadah ini sangat dianjurkan.
Mazhab Maliki menghukuminya mandub muakad, bukan sunah. Mandud yaitu segala sesuatu yang dijalankan mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan tidak mendapatkan siksa.
Mazhab Syafi’i memandang itikaf dikerjakan kapanpun adalah sunah muakad. Sedangkan Mazhab Hambali memandang itikaf adalah sunah, dan lebih tinggi sunahnya jika dikerjakan di bulan Ramadan.
2. Pahala Itikaf
Mengutip dari jurnal Kemenag, Itikaf atau berdiam diri di masjid juga dianggap ibadah. Bahkan pahala orang itikaf sama dengan pahala orang mengerjakan shalat sunnah. Hal itu sesuai dengan Hadist Riwayat Bukhari Muslim:
"Para Malaikat berdo'a untuk salah seorang dari kalian selama dia masih pada posisi shalatnya dan belum berhadats, 'Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia'. Dan seseorang dari kalian senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti palaksanaan shalat. Dimana tidak ada yang menghalangi dia untuk kembali kepada keluarganya kecuali shalat itu." (HR.Bukhari)
3. Tujuan Itikaf
Ada kalanya manusia harus `hening`, merasakan ciptaan-Nya. Itikaf dianggap sebagai salah satu cara untuk bisa mencapai tujuan tersebut.
Ibnu Qayyim menjelaskan tikaf disyariatkan dengan tujuan agar hati bersimpuh di hadapan Allah SWT. Juga, berkhalwat dengan-Nya, serta memutuskan hubungan sementara dengan sesama makhluk dan berkonsentrasi sepenuhnya kepada Allah.
Ibaratnya, ruh memerlukan waktu berhenti sejenak untuk disucikan. Hati butuh waktu khusus untuk bisa berkonsentrasi secara penuh beribadah dan
bertaqarub kepada Allah SAW.
Manusia juga perlu menjauh dari rutinitas kehidupan dunia untuk mendekatkan diri seutuhnya kepada Allah SAW, bermunajat dalam doa dan istighfar serta membulatkan iltizam dengan syariat sehingga ketika kembali beraktivitas sehari- hari kita menjadi manusia baru yang lebih bernilai.
4. Waktu Itikaf
Rasulullah memulai Itikaf dengan masuk ke masjid sebelum matahari terbenam memasuki malam ke-21.
Ini sesuai dengan sabdanya, “Barang siapa yang ingin i’tikaf denganku, hendaklah ia itikaf pada 10 hari terakhir.”
Itikaf selesai setelah matahari terbenam di hari terakhir bulan Ramadhan. Tetapi, beberapa kalangan ulama lebih menyukai menunggu hingga dilaksanakannya Salat Idulfitri.
5. Syarat dan Rukun Itikaf
- Harus muslim, berakal, suci dari hadas.
- Niat. Dalam i’tikaf harus ada niat sehingga orang yang melakukannya paham apa yang harus dilakukan. Bahkan jangan sampai melamun, dan pikiran kosong.
- Diam di dalam masjid dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang sedang beri’tikaf. Sebagaimana firman Allah SWT.
Bagi orang yang beritikaf untuk memperbanyak ibadah dan taqorrub kepada Allah SWT. Misalnya, salat sunnah, membaca Al-Qur’an, Qiyamullail, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, istighfar, salawat kepada Nabi Muhamma SAW, dan berddoa .
Memanfaatkan momentum Itikaf bisa membersihkan diri dari segala dosa dan sifat tercela serta menjalani kehidupan yang lebih baik sebagaimana yang ditentukan Allah SWT dan Rasul-Nya.
Baca juga:
- Haus Lebih Cepat saat Puasa di Bulan Ramadan? Ini Tips Mengatasinya
- Tumbuhkan Empati Si Kecil Selama Ramadan, Begini Caranya Ma!
- Amalan 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan, Jangan sampai Dilewatkan!