Kemenkes Laporkan 14 Kasus Baru Varian Covid-19 Orthrus
Varian Orthrus dinilai lebih ganas dari Omicron
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Covid-19 tak henti-hentinya menghantui seluruh masyarakat. Pasalnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi adanya kasus baru Covid-19 varian CH.1.1 atau Orthrus.
Kemenkes melaporkan adanya 14 kasus temuan baru varian Orthrus yang mayoritas ditemukan di DKI Jakarta. Penamaan Orthrus sendiri berasal dari mitologi Yunani, yaitu seekor anjing berkepala dua yang dibunuh oleh Heracles.
Terkait dengan kemunculan Covid-19 varian Orthrus yang menginfeksi sejumlah masyarakat di Indonesia, berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa informasi lainnya.
1. Hasil penelitian ungkap Orthrus berasal dari Asia Tenggara
Melalui keterangan resminya, Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril, menjelaskan Orthrus sebenarnya telah beredar di Indonesia sebelumnya. Bahkan, kasus pertama varian ini teridentifikasi pada 11 Oktober 2022 lalu.
Lebih mengejutkannya, penelitian mengungkap jika varian Orthrus berasal dari Asia Tenggara. Peneliti dari Ohio State University (OSU), Amerika Serikat, melaporkan varian Orthrus terdeteksi di ASEAN pada November 2022 lalu.
2. Varian Orthrus masih keturunan dari Omicron
Melansir dari IDN Times, varian Orthrus ternyata masih keturunan dari Omicron, tepatnya subvarian Omicron BA.2.75. Tak heran jika Orthrus memiliki kemiripan dengan Omicron.
Peneliti OSU menjelaskan varian Orthrus memiliki mutasi L452R di protein spike-nya. Kondisi bisa lebih parah karena sangat mudah melekat ke reseptor ACE2 dan menghancurkan kekebalan tubuh dari Covid-19 maupun vaksinasi.
"Jelas bahwa CH.1.1 dan (varian baru) CA.3.1 memiliki ketahanan netralisasi yang lebih kuat dan konsisten daripada XBB, XBB.1, dan XBB.1.5. Ini mengejutkan dan memerlukan pengawasan saksama serta investigasi lebih mendalam," tulis para peneliti OSU.
3. Banyak menyerang wilayah Eropa dan Selandia Baru
Varian Orthrus ternyata sangat berpengaruh terhadap lebih dari 25 persen infeksi di Britania Raya dan Selandia Baru. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan varian Orthrus menempati urutan ke-3 sebagai paling dominan di Eropa (12,3 persen), di bawah BQ.1 (13 persen) dan BQ.1.1 (31,3 persen).
Sementara, Amerika Serikat mencatat varian CH.1.1 menduduki peringkat ke-5 dengan 1,2 persen kasus. XBB.1.5 masih mendominasi dengan lebih dari 80 persen.
Peneliti asal Swiss, Cornelius Roemer, menjelaskan jika penularan Orthrus cukup ganas. Hingga Desember 2022, varian Orthrus alami kenaikan dua kali lipat tiap minggunya.
4. Gejala Omicron yang mewarisi varian Orthrus
Adanya temuan kasus Covid-19 varian Orthrus di Indonesia, gejala yang ditimbulkan harus diwaspadai. Gejala varian Orthrus dinilai memiliki kemiripan dengan Omicron.
Mengutip dari WebMD, beberapa gejala yang dikeluhkan oleh penderita varian Omicron di antaranya:
- Bersin
- Pilek
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Sakit tenggorokan
5. Perlu adanya vaksinasi booster terbaru untuk menghalau varian Orthrus
Vaksinasi menjadi cara terbaik untuk melindungi tubuh dari varian Orthrus. Sayangnya, efikasi vaksin booster mRNA 3 dosis yang diproduksi selama pandemi tak mampu menangkal subvarian Omicron yang terus muncul.
Agar program vaksinasi terus berjalan, ilmuwan AS ingin booster terbaru, booster bivalent, dipercepat peluncurannya.
Dilansir CDC, vaksin booster bivalent mRNA buatan Pfizer-BioNTech dan Moderna yang disahkan pada akhir Agustus 2022 menunjukkan perlindungan terhadap XBB dan XBB.1.5 setara dengan BA.5.
Itulah beberapa informasi mengenai kasus terbaru Covid-19 varian Orthrus. Semoga informasi tersebut dapat meningkatkan kewaspadaanmu terhadap penularan Covid-19, ya.
Baca juga:
- Kemenkes Temukan 6 Varian Covid-19 Kraken, Dua Pasien PPLN
- 99 Persen Penduduk Indonesia Berhasil Punya Antibodi Covid-19
- Daftar Kombinasi Vaksin Booster Covid-19 Dosis Kedua