Masyarakat Diimbau Tetap Waspadai Covid-19 di Masa Endemi
Protokol kesehatan tetap harus diterapkan saat beraktivitas
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Wabah Covid-19 sempat menghebohkan seluruh dunia pada awal 2020 lalu. Sudah banyak korban berjatuhan di seluruh dunia akibat virus corona yang sangat cepat menular.
Lembaga kesehatan berlomba-lomba menciptakan vaksin untuk mencegah penularan Covid-19 yang semakin meluas. Kini, penanganan Covid-19 lebih terkendali usai masyarakat peduli terhadap program vaksinasi yang digerakkan pemerintah.
Namun, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap resiko penularan Covid-19 jika sewaktu-waktu terjadi. Untuk itu, kali ini Popmama.com akan merangkum informasi seputar pencegahan terhadap penularan Covid-19.
1. Masyarakat tetap harus waspada meski Covid-19 berstatus endemi
Meski status Covid-19 telah beralih dari pandemi menjadi endemi, masyarakat tetap diimbau untuk waspada terhadap resiko penularannya. Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Prof. Wiku Adisasmito mengungkap masih rawan terjadi penularan Covid-19.
”Walaupun kasus infeksi Covid-19 secara nasional terkendali, kesadaran dan kesigapan masyarakat untuk secara mandiri menghadapi potensi risiko terpapar virus Covid-19 masih diperlukan,” jelasnya dalam webinar bertajuk 'Sadari, Siaga, Solusi Terhadap Mutasi Virus Pada Masa Endemi Covid-19' secara daring, Rabu (30/8/2023).
2. Varian-varian Covid-19 yang bermutasi harus diwaspadai
Menurut Wiku, peralihan menjadi endemi tak serta merta menghilangan ancaman Covid-19. Apalagi, Covid-19 sudah banyak bermutasi hingga memiliki daya tular yang tinggi.
Saat ini, ancaman Covid-19 didasari pada tingkat terkendalinya. Varian-varian mutasi yang terkenal diantaranya Alpha, Delta dan Omicron.
"Dari setiap varian ini ada subvariannya dan mutasi yang paling diwaspadai adalah arcturus atau subvarian omicron XBB.1.16,” tutur Wiku.
3. Segera periksa ke dokter agar diberi obat antivirus
Sementara itu, Anggota Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Erlina Burhan, mengatakan keberadaan Covid-19 layaknya penyakit lain di masa endemi seperti tuberkulosis dan influenza.
Apabila seseorang positif terinfeksi Covid-19, Erlina tegaskan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter agar mendapat obat antivirus.
"Jika seseorang terkonfirmasi positif Covid-19, segera periksa ke dokter untuk mengetahui apakah pasien memenuhi syarat untuk mendapatkan obat antivirus," terangnya.
"Jangan tunggu sesak, karena kalau sudah sampai sesak artinya penyakitnya sudah menyerang ke paru-paru," sambung Erlina yang juga sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
4. Konsultasi ke dokter apabila memiliki penyakit komorbid
Gejala Covid-19 akan semakin memburuk bagi lansia dan penderita penyakit penyerta atau komorbid seperti paru-paru, jantung, ginjal dan lainnya. Sebagai bentuk pencegahan, pasien segera langsung menghubungi dokter untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
"Tanyakan juga, apakah kita hanya perlu isolasi mandiri di rumah atau harus mendapatkan perawatan di rumah sakit," imbuhnya.
5. Masyarakat wajib terapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah penularan virus
Agar tubuh semakin terjaga dari penyebaran Covid-19, Erlina tak henti-hentinya menekankan kepada masyarakat agar menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta selalumelaksanakan protokol kesehatan saat di luar ruangan.
"Pencegahan lebih penting, kita harus selalu melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Bagi yang belum lengkap vaksinasinya, ayo vaksin," tegasnya.
Covid-19 memang tak sepenuhnya hilang di muka bumi. Dengan begitu, masyarakat tetap harus patuhi protokol kesehatan dan mewaspadai penularan Covid-19 yang kini telah hidup berdampingan dengan manusia.
Baca juga:
- Bahaya atau Tidak, Apa itu Varian Covid Pirola?
- Mekanisme Klaim Biaya Perawatan Pasien Covid-19 di Masa Endemi
- Aturan Lengkap Penanggulangan Covid-19 di Masa Endemi