Nigeria Laporkan Kasus Baru Demam Lassa, Gejalanya Mirip DBD
Demam Lassa ditularkan kepada manusia melalui kontaminasi hewan pengerat
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyakit yang ditularkan oleh hewan pengerat kembali terjadi. Nigeria melaporkan ratusan kasus virus demam Lassa yang memiliki gejala mirip DBD.
Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC) menyebut ada 13 infeksi demam Lassa terbaru. Dilaporkan ada satu kematian dalam periode 1-7 Agustus 2022 lalu.
Lebih lanjut, NCDC melaporkan 165 kematian dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 18,8 persen, lebih rendah dari CFR untuk periode yang sama di tahun 2021 sebanyak 23,1 persen. Sepanjang 2022, total 880 orang terinfeksi demam Lassa pada 100 wilayah pemerintahan di 25 negara bagian.
Terkait dengan kemunculan demam Lassa yang ditularkan oleh hewan pengerat, berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa fakta lainnya terkait demam Lassa yang patut disimak.
1. Demam Lassa tertular melalui kontaminasi hewan pengerat
Dilansir dari website Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, demam Lassa merupakan penyakit akut hemoragik (pendarahan berlebihan) yang disebabkan oleh virus Lassa (LASV).
Virus tersebut termasuk zoonosis yang menularkan manusia melalui kontak langsung pada makanan dan barang-barang yang terkontaminasi oleh hewan pengerat. Penularan antar manusia juga bisa terjadi melalui feses, urine, dan cairan tubuh penderita kepada orang lain.
Virus Lassa umumnya berkembang biak pada tikus Mastomys dalam spesies Mastomys Natalensis, yang biasa dikenal dengan tikus multimammate. Dilansir dari Euronews, virus Lassa sebagian besar muncul dari wilayah Afrika Barat.
2. Gejala dan kelainan penderita demam Lassa
Kasus demam Lassa yang dilaporkan NCDC memiliki gejala demam tinggi disertai sakit kepala dan muntah. Bahkan, ada gejala yang mirip DBD apabila sudah parah.
Namun, demam Lassa memiliki gejala yang bertahap, yaitu:
- Demam
- Kelainan umum
- Malaise
Setelah tertular beberapa hari, penderita akan merasakan beberapa kelainan seperti:
- Nyeri otot
- Mual
- Batuk
- Sakit perut
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Nyeri dada
- Muntah
- Diare
3. Belum ada vaksin khusus pencegahan demam Lassa
Hingga saat ini, belum ada vaksin yang dilaporkan unuk mencegah penularan demam Lassa. Tetapi, obat antivirus Ribavirin diklaim menjadi salah satu solusi saat awal perjalanan penyakit klinis.
Namun, Ribavirin juga belum cukup untuk mencegah pasca-paparan virus Lassa, karena belum ada bukti kuat Ribavirin dapat mengatasi demam Lassa.
4. Apakah demam Lassa mengkhawatirkan?
Menurut Penasihat Medis UKHSA, Dr. Susan Hopkins, demam Lassa bukan penyakit yang mudah menyebar dan cukup jarang terjadi. Penularan antar manusia hanya terjadi melalui cairan tubuh.
"Risiko keseluruhan (penularan) untuk masyarakat sangat rendah," ucapnya.
Sejak tahun 1980, total ada delapan kasus demam Lassa yang dilaporkan di negara Inggris. Infeksi serius dilaporkan hanya satu kasus kematianyang terjadi dalam 14 hari.
Itulah beberapa fakta mengenai kemunculan virus Lassa yang menjangkit ratusan orang di Nigeria. Semoga penyakit segera cepat teratasi dan tidak menular ke wilayah lainnya, ya.
Baca juga:
- Pengertian Henipavirus yang Baru Mulai Menyebar di China, Waspada!
- Catat! Ini 5 Mitos Virus Cacar Monyet yang Perlu Kamu Tahu
- 35 Orang Terinfeksi Virus Langya di China, Berbahayakah?