Pemerintah Tekankan Perempuan Dilibatkan dalam Aspek Bernegara
Perempuan didorong untuk terlibat dalam menyikapi berbagai krisis
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehidupan perempuan dinilai selalu tak mudah dalam menghadapi beragam aktivitas di dunia luar. Ada hambatan yang kerap menghantui perempuan saat bekerja seperti diskriminasi, stereotip tentang gender, dan kurangnya perhatian.
Dalam peringatan Hari Perempuan Internasional 2024 ini, para perempuan didorong harus lebih percaya diri untuk tampil di muka umum. Mereka harus mampu melawan stigma perempuan hanya berakhir di dapur tanpa memiliki cita-cita.
Lebih daripada itu, perempuan juga perlu dilibatkan lebih banyak dalam pembangunan dan kehidupan bernegara agar bisa melahirkan generasi yang sehat dan berdaya.
Informasi tentang pentingnya peran perempuan dalam segala aspek negara telah Popmama.com rangkum untukmu secara lengkap.
1. Perempuan perlu banyak dilibatkan dalam menyikapi berbagai krisis
Wakil Ketua MPR RI Dr Lestari Moerdijat, S.S, M.M mengatakan, keterlibatan perempuan merupakan salah satu urgensi dalam menyelesaikan masalah. Terlebih jika peran tersebut diwadahi yang kemudian dapat meningkatkan daya ungkit.
"Pelibatan perempuan khususnya dalam mencapai satu tujuan dan mengandalkan perempuan merupakan suatu urgensi untuk menyikapi ragam krisis," ungkapnya dalam Diskusi Publik Hari Perempuan Internasional 2024 di Jakarta secara daring, Kamis (7/3/2024).
"Ibu menggendong anak, tetap bisa menyapu. Ibu mengurus rumah tangga tetap bisa bekerja. Ada kekuatan luar biasa yang menjadi daya dari perempuan yang harus dikeluarkan. Apabila diberi wadah dan saluran, akan menjadi daya guna dan daya ungkit yang luar biasa untuk mencapai tujuan," tambah Lestari.
2. Kepemimpinan perempuan dinilai masih kurang mendapat perhatian
Selain itu, keterlibatan perempuan dalam setiap aspek akan memberikan warna baru dalam suatu kepemimpian. Perempuan dinilai dapat menjadi agen yang memberikan inspirasi semua orang.
Namun, kepemimpinan perempuan ternyata masih luput dari perhatian masyarakat karena perannya yang lebih banyak berkutat dalam pekerjaan yang melekat oleh faktor budaya.
"Bahwa ternyata kepemimpinan perempuan selama ini masih luput dari pemahaman masyarakat secara menyeluruh. Akibatnya, perempuan menjadi terasing, hak dan kebebasannya terbebani karena setumpuk kewajiban yang dilekatkan oleh faktor budaya," ucap perempuan yang akrab disapa Rerie itu.
3. Perlunya komitmen bersama untuk menciptakan kepemimpinan perempuan
Untuk memaksimalkan kepemimpinan perempuan, Lestari mengatakan perlunya komitmen bersama agar peran perempuan mendapat perhatian lebih dengan tetap mengutamakan intelektual.
"Sejalan dengan hal tersebut, kita berkomitmen bahwa kita bersama harus meneguhkan kepemimpinan perempuan. Pemimpin perempuan dengan khasnya merupakan partisipasi dan keterlibatan dalam dinamika kehidupan bermasyarakat yang tentunya tetap mengedepankan intelektual," tandasnya.
4. Perempuan harus berani mengaku tak sempurna
Kendati begitu, Lestari tak menampik jika hambatan-hambatan itu banyak didasari oleh stigma yang terus berkembang di masyarakat. Tetapi, ia mengingatkan jika perempuan harus berani untuk mengaku tak sempurna dan meminta pertolongan jika itu dibutuhkan.
"Salah satu tantangan yang dihadapi oleh perempuan yang berkarier adalah bagaimana kemudian harus membagi antara keberadaan dirinya sebagai seorang profesional dengan 'perempuan yang dibebani oleh stigma dan kewajiban'," terangnya.
"Seorang perempuan harus berani untuk tidak sempurna. Harus berani dan mengakui tidak sempurna," tegas Lestari.
5. Perempuan harus pintar menggali informasi yang dalam
Senada dengan percepatan pemberdayaan perempuan, seorang perempuan juga diharuskan untuk menjadi pribadi yang pintar dan cerdas dalam menggali informasi. Dengan begitu, akan ada banyak generas cerdas yang lahir dari perempuan pintar.
"Secara penelitian seperti itu bahwa kepintaran anak turun dari ibunya. Jadi kita sebagai perempuan harus pintar, nggak boleh kita bilang nggak bisa atau nggak mampu. Kita harus pintar menggali informasi sebanyak mungkin," kata Ida Rachmawati, istri Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Itu tadi beberapa informasi seputar pesan-pesan penting terkait peringatan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2024. Semoga perempuan-perempuan di dunia bisa membawa banyak dampak baik bagi kehidupan bangsa dan negara, ya.
Baca juga:
- Peringati Hari Perempuan Sedunia dengan Melawan Stigma Menstruasi
- 10 Quotes Inspiratif Dalam Memperingati Hari Perempuan Internasional
- Peringati Hari Perempuan Sedunia, Bantu UMKM Perempuan Miliki NIB